Jun 14, 2022 09:34 Asia/Jakarta
  • 14 Juni 2022
    14 Juni 2022

Hari ini Selasa, 14 Juni 2022 bertepatan dengan 14 Dzulqadah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 24 Khordad 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Ayatullah Dzun-Nuri Lahir

149 tahun yang lalu, tanggal 14 Dzulqadah 1294 HQ, Ayatullah Dzun-Nuri, seorang ulama dan cendikiawan muslim terkemuka asal Tabriz, Iran, terlahir ke dunia.

Sejak kecil, beliau telah mempelajari ilmu-ilmu agama dan sastra Arab dan kemudian beliau melanjutkan pendidikan ke Najaf, Irak.

Setelah meraih derajat mujtahid, beliau kembali ke Iran dan mengabdikan hidupnya di bidang pengajaran dan penulisan buku. Di antara karya-karya yang ditinggalkan oleh Ayatullah Dzun-Nuri adalah buku berjudul “Qadha wa Syahadat” dan “Syarhi bar Urwatul Wutsqa”.

Surat 120 Anggota Parlemen Minta Dibahas Ketidaklayakan Politik Bani Sadr

41 tahun yang lalu, tanggal 24 Khordad 1360 HS, 120 anggota parlemen Iran mengirim surat agar dibahas ketidaklayakan politik Bani Sadr.

Rakyat Iran dengan gagah berani melakukan perlawanan yang luas atas agresi militer rezim Saddam. Tapi front perang yang semakin luas tanpa ada dukungan yang seharusnya dari Bani Sadr sebagai Panglima Tertinggi seluruh jajaran Angkatan Bersenjata Iran, membuat friksi antara presiden Iran ini dengan parlemen, Mahkamah Agung dan lembaga-lembaga revolusioner lainnya semakin mencapai puncaknya.

Gedung Parlemen Iran yang baru

Sementara nasihat Imam Khomeini ra agar dicapai kesepahaman tidak juga berhasil, maka pada sidang tanggal 24 Khordad 1360 Hs, surat dari 120 anggota parlemen akhirnya dibacakan yang isinya meminta penindaklanjutan kelayakan politik Bani Sadr. Surat 120 anggota parlemen itu juga mencantumkan harus segera dibahas.

Para pendukung Bani Sadr di parlemen menolak usulan ini dan menilai sidang ini tidak resmi yang berujung pada aksi keluar dari ruang sidang. Menurut mereka, Bani Sadr tetap masih berada di puncak kekuasaan.

Tapi para wakil parlemen yang revolusioner akhirnya meratifikasi usulan ini pada 31 Khordad 1360 Hs dan praktis unsur pengkhianat negara tengah memasuki tahap dilengserkan dari kekuasaannya.

Pasca disepakati ketidaklayakan politik Bani Sadr di Majlis Iran, Imam Khomeini ra berdasarkan keputusan itu memberhentikannya dari posisi presiden. Dengan pemberhentian itu, sekalipun akar utama pengkhianatan dan perselisihan yang ada di Iran telah dicabut, tapi sejak saat itu, Bani Sadr dan pendukungnya mulai memasuki tahapan baru melakukan aksi-aksi kekerasan menentang negara. Mereka meneror para pejabat negara dan rakyat biasa. Tapi berkat kesigapan rakyat dan militer disertai tuntunan Imam Khomeini ra, aksi-aksi ini dapat dipadamkan.

TWA Flight 847 Dibajak
 
37 tahun yang lalu, tanggal 14 Juli 1985, pesawat TWA Flight 847 dari Athena menuju Roma dibajak dua teroris berkebangsaan Lebanon yang bersenjatakan granat dan pistol 9 mm.

Pembajak tersebut memaksa pesawat untuk mendarat di Beirut, Libanon. Saat sudah berada di darat, mereka mencari penumpang dengan paspor Israel.

Namun, mereka tak menemukan satu pun. Mereka kemudian membunuh anggota angkatan laut Amerika Serikat Robert Stethem dan melemparkan tubuhnya keluar. Pegawai TWA Uli Derickson berhasil menyelamatkan beberapa penumpang Yahudi dengan menolak mengenali mereka.

Pada 30 Juni, setelah negosiasi dilakukan dengan berhati-hati, para sandera berhasil dibebaskan.

Mohammed Ali Hamadi, yang dicari karena perannya dalam penyerangan TWA Flight 847 itu, ditangkap dua tahun kemudian di sebuah bandara di Frankfurt, Jerman, bersama dengan bahan peledak.

Hamadi dinyatakan bersalah dan dipenjarakan dengan penalti maksimal di bawah hukum Jerman.

Ia baru dinyatakan bebas setelah menjalani hukuman selama 19 tahun.

Tags