Lintasan Sejarah 23 Juli 2022
Hari ini Sabtu, 23 Juli 2022 bertepatan dengan 23 Dzulhijjah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 1 Mordad 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ali Al-Masudi, Sejarawan Syiah Wafat
1098 tahun yang lalu, tanggal 23 Dzulhijjah 345 HQ, Ali al-Masudi, sejarawan Syiah meninggal dunia.
Abu al-Hasan Ali bin Husein bin Ali yang lebih dikenal dengan Masudi, sejarawan dan ahli hadis Syiah. Masudi banyak melakukan perjalanan ke negara-negara dan menemukan banyak hakikat sejarah dan geografi dari ahlinya di sana.
Masudi memulai perjalanannya dari tahun 309 HQ dan ia menyaksikan dari dekat kota-kota negara Islam dan non Islam. Perjalanan yang dilakukannya membentuk sebagian besar dari kehidupannya. Oleh karenanya, dua buku sejarah terkenal Masudi; Muruj al-Dzahab dan al-Tanbih wa al-Asyraf sangat dipercaya oleh para sejarawan.
Selain itu, Masudi juga menjelaskan peristiwa-peristiwa sejarah menganalisanya dari sudut pandang sosiologi.
Mohammad Reza Pahlevi Akui Rezim Zionis Israel
71 tahun yang lalu, tanggal 1 Mordad 1330 HS, Shah Mohammad Reza Pahlevi mengakui rezim Zionis Israel.
Ketika perang propaganda mencapai puncaknya antara Iran dan beberapa negara seperti Uni Soviet dan Cina akibat begitu dekatnya Shah Mohammad Reza Pahlevi kepada Amerika dan pemberian banyak konsesi kepada AS, pemerintah Manouchehr Iqbal, Perdana Menteri waktu itu mulai kasak-kusuk untuk menjalin hubungan dengan rezim Zionis Israel. Akhirnya, pemerintah Iran mengakui Zionis Israel secara terbatas.
Tampaknya kedua pemerintah juga tidak terjadi pertukaran duta besar, tapi seorang dari pejabat kementerian luar negeri menjadi kuasa usaha di Israel, sementara Zionis Israel menetapkan atase ekonominya di Iran menjalankan tugas seorang duta besar.
Menyusul terjalinnya hubungan antara Iran dan rezim Zionis Israel, Gamal Abdul Nasser, Presiden Mesir mengeluarkan pernyataan keras terhadap Shah Iran dan mengritik sikap Iran mengakui Zionis Israel. Pernyataan Gamal Abdul Nasser itu sangat berpengaruh terhadap negara-negara Islam, sehingga mereka ikut mengritik pemerintah Iran, sehingga Shah terpaksa mengirim pesan telegram kepada Syeikh Shaltout, Syeikh al-Azhar yang isinya menjelaskan bahwa pada 1 Mordad 1330, Iran mengakui rezim Zionis Israel secara terbatas dan saat ini tidak melakukan tindakan apa-apa.
Pasca hubungan Iran dan rezim Zionis Israel, dampak dari tekanan Amerika, pemerintah Mesir memutuskan hubungannya dengan Iran dan mengusir para diplomat Iran dari Kairo.
Raja Hasan Kedua Meninggal Dunia
23 tahun yang lalu, tanggal 23 Juli 1999, Raja Hasan Kedua, penguasa Kerajaan Maroko meninggal dunia setelah bertakhta di singgasana Maroko selama 38 tahun.
Raja Hasan Kedua dilahirkan pada tahun 1929. Lima tahun setelah Maroko berhasil meraih kemerdekaannya, yaitu pada tahun 1961, Raja Hasan II dilantik menjadi penguasa Maroko.
Selama masa pemerintahannya, Raja Hasan II memerintah dengan cara diktator. Segala macam penentangan dan kritikan yang dialamatkan kepadanya akan langsung dijawab dengan represi. Raja Hasan II juga termasuk pemimpin Arab yang memelopori perdamaian dengan Rezim Israel. Ia bahkan termasuk pemimpin yang menjadi mediator perundingan antara Tel Aviv dan sejumlah negara Arab.
Sikap inilah yang menimbulkan banyak ketidakpuasan di kalangan rakyat Maroko sendiri. Raja Hasan II berkali-kali menjadi sasaran pembunuhan, akan tetapi selalu berhasil lolos dari percobaan pembunuhan itu.
Sepeninggal Raja Hasan II, Maroko diperintah oleh putra Hasan II, yaitu Muhamad Keenam yang masih berusia 36 tahun. Raja Muhamad VI termasuk pemimpin Arab yang berusia sangat muda.