Jul 30, 2022 09:39 Asia/Jakarta
  • 30 Juli 2022
    30 Juli 2022

Hari ini Sabtu, 30 Juli 2022 bertepatan dengan 1 Muharam 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 8 Mordad 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

1 Muharram, Awal Tahun Baru Hijriah Qamariah

Tanggal 1 Muharam diperingati sebagai awal tahun baru Hijriah Qamariah.

1 Muharam

Penanggalan Hijriah Qamariah dilakukan berdasarkan perputaran bulan mengelilingi bumi dan digunakan oleh umat Islam di banyak negara Islam sebagai tanggalan Islam. Sesuai dengan penanggalan ini, umat Islam menentukan kewajiban Islamnya seperti berpuasa, haji dan bulan-bulan haram.

Kalender Hijriah Qamariah disusun dan ditetapkan di masa kekhalifahan Umar bin Khatthab lewat rekomendasi Ali bin Abi Thalib as dengan menjadikan hijrah Nabi Saw sebagai awal penanggalan.

Sebelum kalender Masehi resmi digunakan di banyak negara-negara Islam dan begitupula penggunaan Hijriah Syamsiah di Iran dan Afghanistan, penanggalan Hijriah Qamariah menjadi penanggalan resmi di negara-negara Islam. Bahkan pelbagai peristiwa yang terjadi dicatat dengan penanggalan Hijriah Qamariah.

Awal penanggalan Hijriah Qamariah sama dengan Hijriah Syamsiah ditetapkan sesuai dengan hijrah Nabi Saw dari Mekah ke Madinah pada 622 Masehi. Awal hijrah Nabi Saw dari Mekah pada hari Senin, 1 Rabiul Awal yang bertepatan dengan 16 September 622. Sementara Nabi Saw tiba di Madinah pada 8 Rabiul Awal di tahun yang sama.

Penanggalan pertama Hijriah Qamarian jatuh pada hari Jumat, 1 Muharram tahun pertama Hijriah Qamariah yang bertepatan dengan tanggal 19 Juli 622.

Perjanjian Damai atas Siprus
 
48 tahun yang lalu, tanggal 30 Juli 1974, para pemimpin dari Yunani, Turki, dan Inggris menandatangani perjanjian damai untuk mengatasi krisis di Siprus.

Bendera Siprus

Pulau di ujung tenggara Eropa itu selama ratusan tahun diperebutkan Yunani dan Turki, dan rebutan pengaruh itu masih memecah-belah Siprus hingga kini.
 
Dalam perjanjian itu, Turki dan Yunani menerapkan gencatan senjata. Militer kedua negara tidak boleh masuk ke zona penyangga yang ditetapkan PBB di Siprus agar mencegah terulangnya konflik.
 
Perjanjian damai itu tercipta setelah perundingan intensif yang berlangsung di Jenewa, Swis, selama lima hari. Pada saat itu, para perdana menteri dari ketiga negara, yaitu Bulent Ecevit dari Turki, Constantine Karamanlis dari Yunani, dan James Callaghan dari Inggris sepakat mengakhiri konflik bersenjata sengit di Siprus yang telah berlangsung selama beberapa pekan.
 
"Perjanjian ini menciptakan kondisi yang bisa membuat Yunani dan Turki bisa saling menghentikan konflik," kata Callaghan sebagai penengah.
 
Kesepakatan ini sejalan dengan Resolusi 353 Dewan Keamanan PBB, yang menuntut penarikan mundur pasukan dari pihak-pihak yang bertikai dan mematuhi perjanjian damai yang sudah disepakati di ibukota Siprus, Nikosia, pada 1960. Perjanjian itu menetapkan kemerdekaan Siprus serta pembagian kekuasaan.
 
Namun, konflik bersenjata pecah pada awal Juli 1974 setelah Yunani melanggar Perjanjian 1960 dengan melancarkan kudeta atas presiden terpilih Siprus, Makarios. Langkah Yunani ini ditanggapi Turki dengan mengirim pasukan ke Siprus sehingga terjadi kontak senjata sebelum akhirnya muncul perundingan di Jenewa.
 
Pada 16 Agustus 1974, perjanjian di Jenewa tidak bisa berlangsung lama setelah Turki menggerakkan pasukannya di ke wilayah timur Siprus dan menguasai 40 persen wilayah itu. Yunani pun tidak mau membiarkan langkah Turki itu dengan tetap menancapkan pengaruh di sebagian Siprus.
 
PBB pun tetap mempertahankan zona penyangga di Siprus, yang membelah dua kubu, yaitu rakyat yang pro Yunani dan yang pendukung Turki. Pada 2004, PBB berupaya menggelar referendum di Siprus untuk penyatuan negara itu. Ide tersebut disambut baik rakyat Siprus pro-Turki, namun ditolak oleh warga yang pro-Yunani. Ironisnya, Uni Eropa hanya memberi keanggotaan bagi sebagian Siprus yang dipengaruhi Yunani.

Ayatullah Meshkini Wafat

15 tahun yang lalu, tanggal 8 Mordad 1386 HS, Ayatullah Meshkini meninggal dunia di usia 86 tahun.

Ayatullah Meshkini

Ayatullah Ali Akbar Feiz yang lebih dikenal dengan Meshkini lahir pada 1300 di desa Bolouk Meshkin dari keluarga agamis. Ayahnya seorang ulama yang juga aktif mengurusi warga. Beliau mengikuti ayahnya pergi ke Najaf, Irak dan belajar di sana, lalu kembali lagi ke Iran. Selama di Iran, beliau belajar ilmu-ilmu pendahuluan hauzah kepada ayahnya. Setelah ayahnya meninggal dan sesuai dengan nasihat ayahnya, beliau pergi ke kota Ardebil untuk menuntut ilmu agama. Di sana ia sempat belajar tata bahasa Arab seperti saraf dan nahwu.

Ketika terjadi peristiwa Kashf Hejab (pelarangan jilbab) di masa Reza Khan yang menyulut protes ulama dan rakyat di Mashad, Ayatullah Meshkini kemudian pergi ke Qom dan belajar agama di sana. Dengan segera beliau menyelesaikan kuliah-kuliah tingkat menengah hauzah dan setelah itu mulai mengikuti kuliah-kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid kepada guru-guru besar di masanya. Beliau juga sempat pergi ke Najaf selama 7 bulan dan ikut di kelas guru-guru besar seperti Imam Khomeini ra. Tapi dengan alasan udara yang begitu panas di Najaf dan lemahnya fisik Ayatullah Meshkini, beliau terpaksa kembali ke Iran.

Selama bertahun-tahun Ayatullah Ali Akbar Meshkini belajar kepada ulama besar. Beliau belajar kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid kepada Ayatullah al-Udzma Boroujerdi dan Ayatullah al-Udzma Mohaqeq Damad. Banyak ulama besar saat ini merupakan murid beliau. Beliau sendiri berkali-kali mengajarkan kuliah-kuliah tingkat awal dan menengah dan bertahun-tahun memberikan kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid.

Ayatullah Meshkini selama hidupnya mendirikan Yayasan al-Hadi di bidang percetakan. Beliau sendiri menulis banyak buku di pelbagai bidang. Ayatullah Meshkini juga termasuk orang pertama yang bergabung dengan kebangkitan Imam Khomeini ra dan berkali-kali ditangkap oleh SAVAK dan dipenjara. Beliau merupakan anggota Jameeh Modarresin Hauzah Ilmiah Qom (Asosiasi Pengajar Hauzah Ilmiah Qom) dan banyak dari pernyataan yang dikeluarkan lembaga ini ditandatangani olehnya.

Dengan kemenangan Revolusi Islam Iran, beliau memegang posisi-posisi penting seperti Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan.

Tags