Lintasan Sejarah 3 Agustus 2022
-
3 Agustus 2022
Hari ini Rabu, 3 Agustus 2022 bertepatan dengan 5 Muharam 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 12 Mordad 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
1000 Pasukan Berkuda Bergabung dengan Umar bin Saad
1383 tahun yang lalu, tanggal 5 Muharam 61 HQ, 1000 pasukan berkuda bergabung dengan Umar bin Saad.

Akhirnya secara bertahap, pasukan yang terpencar di seluruh kota Kufah berkumpul dan bergabung dengan pasukan Umar bin Saad. Menurut sebuah riwayat, Syabts bin Rab’i telah bergerak ke arah Karbala dengan seribu pasukan berkuda.
Ubaidillah memerintahkan kepada sebagian pasukan untuk berdiri di jalanan yang menujuke arah Karbala dan menghalangi siapa pun yang keluar dari Kufah untuk membantu Imam Husein as.
Karena sekelompok warga mengetahui bahwa perang melawan Imam Husein as berada dalam hukum perang menentang-Nya dan menentang rasul-Nya, maka di pertengahan jalan mereka memisahkan diri dari pasukan musuh dan melarikan diri.
Menurut sebuah riwayat, seorang komandan laskar yang sebelumnya bergerak dari Kufah dengan seribu pasukan, begitu sampai di Karbala, pasukan yang tersisa hanya sekitar tiga atau empat ratus orang, dan selebihnya melarikan diri karena tidak memiliki keyakinan terhadap perang ini.
Penggalan dari pidato Imam Husein as yang ditujukan pada pasukan musuh, "Perhatikanlah! Kami tidak akan pernah menyerah dengan hina. Allah, Rasul-Nya dan Mukminin tidak akan pernah menerima kehinaan untuk kami. Pangkuan-pangkuan suci yang telah membesarkan kami. Kepandaian dan keberanian mereka tidak akan pernah mengajarkan untuk mendahulukan ketaatan pada orang-orang hina atas kematian secara ksatria."
Pemilu Dewan Ahli Pembahas UUD
43 tahun yang lalu, tanggal 12 Mordad 1358 HS, Iran menyelenggarakan pemilu untuk memilih dewan ahli pembahas Undang Undang Dasar.
Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran dan penyelenggaraan pemilu pertama yang berujung pada penentuan bentuk negara dan pembentukan Republik Islam di Iran, pembahasan mengenai penentuan UUD mulai dibahas luas di pelbagai kalangan masyarakat. Sebelum ini draf UUD telah ditulis lewat perintah Imam Khomeini ra dan teksnya dibahas oleh Dewan Revolusi dan kabinet pemerintahan sementara.

Untuk mensosialisasikan isi draf UUD ke tengah masyarakat, sekaligus mengajak rakyat dan para pemikir untuk memberikan pendapat soal isinya, maka draf tersebut dimuat di koran-koran dengan tiras besar pada 24 Khordad 1358 HS. Isi draf UUD terdiri dari 12 pasal dan 151 ayat.
Setelah disosialisasikan dan mendapat persetujuan Imam Khomeini ra untuk membentuk Dewan Ahli yang membahas akhir draf UUD, rancangan undang-undang pemilu Dewan Ahli Pembahas UUD akhirnya disetujui pemerintah dan Dewan Revolusi. Akhirnya, ditetapkan pemilu Dewan Ahli Pembahas UUD akan diselenggarakan pada 12 Mordad 1358 HS dan pemilu ini diikuti luas oleh rakyat Iran untuk memilih 75 anggota Dewan Ahli Pembahas UUD.
Pada 28 Mordad 1358, Dewan Ahli Pembahas UUD memulai kerjanya dengan pesan dari Imam Khomeini ra dan mulai membahas secara maraton draf UUD dan menyusun UUD.
Alexander Solzhenitsyn meninggal dunia
14 tahun yang lalu, tanggal 3 Augustus 2008, Alexander Solzhenitsyn penulis dan sejarawan Rusia meninggal dunia.
Alexander Solzhenitsyn dilahirkan pada tahun 1918 di kawasan Kaukasus di Selatan Rusia. Solzhenitsyn meraih gelar sarjana di bidang matematika dan fisika. Menyusul serangan Nazi Jerman ke Uni Soviet, ia terlibat dalam perang membela negaranya. Berkat itu Solzhenitsyn memperoleh medali ksatria.
Setelah perang berakhir, Solzhenitsyn meski beraliran Komunis divonis kerja paksa di pengasingannya di Siberia akibat kritik tajamnya terhadap rezim Stalin yang otoriter. Ia bebas dari tahanan pada tahun 1956. Periode kehidupan setelah penjara adalah periode Solzhenitsyn dalam menulis buku. Tahun 1970, Solzhenitsyn meraih hadiah nobel sastra. Tahun 1974, ia kembali ditangkap dan diasingkan akibat kritik dan kecamannya terhadap Uni Soviet.
Menyusul bubarnya Uni Soviet dan terwujudnya iklim yang relatif bebas dan terbuka, Solzhenitsyn kembali ke negaranya dan disambut dengan meriah. Meski demikian, Solzhenitsyn tetap melayangkan kritik tajamnya. Kritik pertamanya ia tujukan kepada rezim Rusia karena cenderung mengekor kepada Liberalisme Barat, sementara kritik kedua ia arahkan kepada warga di negaranya yang menurutnya telah jauh dari Tuhan dan spiritual. Di antara karyanya adalah: Bangsal Kanker, Arkhipelag GULAG, dan Satu Hari dari Kehidupan Ivana Denisovicha.