Sep 27, 2022 15:31 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah  27 September 2022
    Lintasan Sejarah 27 September 2022

Hari ini Selasa, 27 September 2022 bertepatan dengan 30 Safar 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 5 Mehr 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Hari Syahadah Imam Ridha as

1241 tahun yang lalu, tanggal 30 Shafar 203 HQ, Imam Ali bin Musa as atau lebih dikenal dengan Ridha merupakan keturunan dari Rasulullah Saw gugur syahid.

Imam Ridha lahir pada tahun 148 Hijriah di kota Madinah.  Beliau menjadi imam setelah ayahnya Imam Musa Kazhim as gugur syahid. Beliau dipanggil Ridha karena sikap rela dan gembira menerima apa yang dikaruniakan kepadanya.

Syahadah Imam Ridha as

Makmun, Khalifah Bani Abbas pada tahun 200 Hijriah memerintahkan Imam Ridha as untuk pergi ke Marv, yang terletak di tenggara Turkmenistan sekarang yang dulunya merupakan bagian dari Khorasan besar. Meskipun pada lahirnya Makmun melantik Imam Ridha menjadi penggantinya, tetapi sebenarnya dia berniat untuk memperkokohkan pemerintahannya sendiri. Dalam kondisi ini, Imam terpaksa menerimanya.

Kedudukan tinggi ilmu dan spiritual Imam Ridha dan pengaruhnya yang semakin berkembang dalam opini umum secara berangsur-angsur menyebabkan Makmun menjadi takut. Akhirnya Makmun meracuni Imam Reza.

Antara kata-kata hikmah yang dapat dipetik dari kata-kata beliau, "Hamba Allah terbaik adalah mereka yang merasa senang setiap kali berbuat baik dan segera meminta ampunan setiap kali berbuat salah. Mereka akan menyukuri setiap nikmat yang dianugerahkan kepadanya dan saat dililit masalah mereka tetap bersabar dan tidak murka."

Ayatullah Sayid Abdullah Shirazi Wafat

38 tahun yang lalu, tanggal 5 Mehr 1363 HS, Ayatullah Sayid Abdullah Shirazi meninggal dunia pada dalam usia 93 tahun dan dikebumikan di kompleks makam suci Imam Ridha as di Mashad.

Ayatullah Sayid Abdullah Shirazi lahir pada 1270 HS, dari keluarga ulama di kota Shiraz, Iran. Pada usia 21 tahun, beliau bersama ayahnya diasingkan dari kota Shiraz selama 6 bulan akibat melawan penjajahan Inggris. Setelah kembali ke Shiraz, Ayatullah Shirazi melanjutkan proses belajar dan mengajarnya. Tapi untuk melanjutkan pendidikan agamanya, Ayatullah Shirazi akhirnya pergi ke Najaf pada tahun 1294 dan belajar kepada guru-guru besar seperti Ayatullah Dhiya ad-Din al-Iraqi, Sayid Abulhassan Isfahani dan Mirza Naini.

Setelah tinggal selama 13 tahun di Najaf dan berhasil menjadi mujtahid, akhirnya alim rabbani ini kembali ke tempat kelahirannya, Shiraz dan aktif menghidupkan kembali hauzah ilmiah Shiraz.

Ayatullah Shirazi juga melanjutkan aktivitas politiknya setelah kembali dari Najaf dan menyatakan secara terang-terangan penentangannya terhadap rezim Pahlevi. Dalam perjuangannya ini beliau harus menghadapi banyak kesulitan. Rezim Pahlevi akhirnya memenjarakan beliau. Pasca peristiwa Kashf Hejab atau larangan memakai jilbab dan pembantaian berdarah di Masjid Goharshad oleh Shah Reza Khan, Ayatullah Shirazi secara sembunyi-sembunyi pergi ke Najaf dan tinggal di sana selama 40 tahun.

Di sepuluh tahun terakhir dari kehidupan beliau, Ayatullah Shirazi kembali ke Mashad dan keberadaan beliau berhasil menggairahkan hauzah ilmiah Shiraz. Ayatullah Shirazi juga ikut mendukung kebangkitan rakyat yang dipimpin oleh Imam Khomeini ra dan sangat berperan dalam mencerahkan warga Shiraz.

Ayatullah Shirazi banyak meninggalkan warisan mulai dari bangunan yang berwujud sekolah, perpustakaan, masjid dan lain-lain di sejumlah kota, beliau juga menulis banyak buku seperti Umdah al-Ushul, al-Imamah wa al-Syiah dan Dzakhirah al-Shalihin.

Taliban Menguasai Kabul

26 tahun yang lalu, tanggal 27 September 1996, kelompok Taliban berhasil menguasai Kabul, ibu kota Afghanistan.

Kelompok ini dibentuk tahun 1994 dengan dukungan AS. Pemerintah Pakistan juga turut memberikan bantuan militer dan politik kepada organisasi itu. Perlahan namun pasti, Taliban awalnya berhasil menguasai kawasan selatan dan barat Afghanistan. Setelah itu, mereka bergerak menuju Kabul yang terletak di timur Afghanistan. Sehari sebelum jatuhnya Kabul, pasukan pemerintah di bawah komando Ahmad Shah Masoud meninggalkan Kabul.

Setelah berhasil menguasai Kabul, Taliban, dengan segala kedangkalan pemahaman atas hukum-hukum Islamnya, memberlakukan peraturan yang luar biasa ketat atas warga Afghanistan, terutama kaum wanitanya. Rakyat Afghanistan dipaksa kembali menjalani kehidupan abad pertengahan.

Taliban

Berbagai langkah keras dan kasar tersebut telah membuat rakyat Afghanistan membenci Taliban.

Kemudian, pada bulan Oktober 2001, pasukan AS dan Front Aliansi Utara melakukan penyerangan ke Kabul. Rezim Taliban dengan cepat jatuh dan terusir dari Kabul. Hanya dalam waktu beberapa hari, seluruh wilayah Afghanistan yang tadinya dikuasai kelompok Taliban berhasil dibebaskan.

Setelah Amerika Serikat melakukan penarikan mundur pasukannya dari Afghanistan, Taliban Kembali menguasai Kabul pada 16 Agustus 2021.