Lintasan Sejarah 16 Maret 2023
Hari ini Kamis, 16 Maret 2023 bertepatan dengan 23 Sya'ban 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 25 Isfand 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Penyair Jami Lahir ke Dunia
627 tahun yang lalu, tanggal 23 Sya'ban 817 HQ, Nuruddin Abdurrahman Jami, seorang penyair dan sastrawan terbesar Iran abad ke-9 Hijriah terlahir ke dunia di Kota Jam, sebuah kawasan di timur laut Iran.
Ketika masih muda, Jami telah belajar ilmu-ilmu keagamaan, sastra, dan sejarah di Kota Samarqand. Setelah itu, ia melakukan pengembaraan ke berbagai kawasan lainnya.
Jami adalah seorang penyair yang dikenal sebagai pecinta Ahlul Bait Rasulullah Saw. Berbeda dengan para penyair lain pada masanya, Jami tidak pernah membuat syair yang isinya berupa pujian kepada para penguasa.
Di antara karya-karya terkenalnya adalah kitab yang berjudul "Silsilatudz-Dzahab", dan "Baharestan". Jami meninggal dunia pada tahun 898 Hijriah.
Parvin Etesami Lahir
116 tahun yang lalu, tanggal 25 Isfand 1285 HS (15 Maret 1907), Parvin Etesami, seorang penyair kontemporer terkemuka Iran, terlahir ke dunia.
Ayahnya adalah seorang penulis dan penerjemah ternama, bernama Yusuf Etesam-mulk. Sejak kecil, Parvin telah mempelajari sastra Persia dan Arab dari ayahnya. Dia pun bersama ayahnya melakukan perjalanan ke berbagai kota di dalam dan luar negeri sehingga memperoleh pengalaman yang memperkaya syair-syairnya.
Karya-karya syair Parvin umumnya berisi perenungan relijius serta masalah-masalah sosial dan moral. Penyair besar Iran ini meninggal dunia tahun 1942 dalam usia 35 tahun.
Pembunuhan Massal di Vietnam Selatan oleh Tentara AS
55 tahun yang lalu, tanggal 16 Maret tahun 1968, tentara AS membunuh massal antara 200 hingga 500 warga desa My Lai 4, di bagian utara Vietnam selatan.
Desa My Lai 4 terletak di kawasan yang banyak disusupi oleh gerilyawan Vietkong dan banyak tentara AS yang terbunuh di kawasan itu.
Pada hari itu, Letnan L. Calley dan pasukannya datang ke desa itu untuk melancarkan operasi pencarian dan penghancuran. Namun, yang mereka temukan di desa itu hanyalah perempuan, anak-anak, dan lelaki tua. Para tentara AS itu kemudian melampiaskan kemarahan mereka dengan membunuhi warga desa yang tidak bersenjata tersebut. Pembunuhan itu berhenti setelah seorang pilot bernama Hugh Thompson mendaratkan helikopternya di antara pasukan AS dan warga desa.
Peristiwa ini semula ditutup-tutupi, namun setahun kemudian terbongkar dan investigasi militer pun dilaksanakan. Letnan Calley dijatuhi hukuman seumur hidup, namun akhirnya diampuni dan hanya mendekam di penjara selama beberapa tahun.