Mengapa Grossi Menyeret IAEA ke Tepi Krisis Legitimasi?
Menyusul laporan bias dan sikap pasif Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, Tehran mereaksi permainan media Barat dengan respons yang terarah dan bersifat jera serta menantang jalan Grossi.
Tehran, Pars Today- Meskipun Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) secara resmi memiliki peran teknis, imparsial, dan pengawasan di bidang program nuklir damai, tapi perkembangan beberapa pekan terakhir sekali lagi menunjukkan bahwa lembaga ini yang berada di bawah kepemimpinan Rafael Grossi, telah menjadi alat politik untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran, alih-alih bergerak di jalur transparansi ilmiah.
Standar ganda, laporan yang kontradiktif, ketergantungan selektif pada sumber yang tidak dapat diandalkan, dan pada akhirnya menciptakan lingkungan media untuk tindakan permusuhan oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis mempertanyakan rekam jejak Grossi.
Iran tidak tinggal diam dalam situasi ini dan telah memberikan tanggapan yang tepat dan cerdas terhadap permainan politik ini melalui jalur hukum, diplomatik, dan teknis.
Tanggapan Iran; Sah, Akurat, dan Penangkal
Menyusul laporan provokatif dan sikap pasif Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dipertanyakan terkait serangan militer langsung terhadap fasilitas nuklir damai Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan, Majelis Syura Islami Iran secara resmi menangguhkan kerja sama sukarela Iran dengan IAEA dengan mengesahkan undang-undang strategis berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional.
Keputusan ini dibuat berdasarkan klausul eksplisit dalam Pasal 36 JCPOA dan Pasal 19 NPT, dan sepenuhnya sah serta dapat dipertahankan dari perspektif teknis dan hukum, karena setiap anggota berhak untuk secara sukarela menangguhkan pelaksanaan beberapa kewajibannya jika terjadi pelanggaran kewajiban oleh pihak lain.
Lebih lanjut, pemeriksaan terhadap peran Rafael Grossi sebagai Direktur Jenderal IAEA dan posisinya yang bias terhadap Iran telah memicu desas-desus tentang larangan Grossi memasuki Iran. Bukan hanya kinerja pribadinya yang tidak netral, tetapi dalam beberapa kasus, isi laporan tersebut bocor ke media Barat dan Zionis bahkan sebelum diterbitkan secara resmi. Hal ini menunjukkan bahwa Grossi secara efektif telah mendefinisikan dirinya sebagai pemain media dalam skenario tekanan internasional terhadap Iran, alih-alih seorang pejabat teknis yang netral dan profesional..
Melarang masuknya seseorang yang secara langsung berkontribusi pada eskalasi lingkungan keamanan terhadap suatu negara anggota merupakan tindakan yang memiliki preseden dalam hukum diplomatik internasional, dan Iran juga telah tepat menggunakan alat pencegah ini.
Akhirnya, Iran, dengan mempertimbangkan kondisi keamanan, bukti kebocoran, dan eskalasi tindakan IAEA, membatasi atau menangguhkan akses kepada inspektur tertentu. Keputusan ini juga dapat dibenarkan berdasarkan ketentuan perlindungan dan Pasal 9 Statuta Badan, khususnya pada bagian tentang verifikasi identitas inspektur.
Mengapa IAEA kehilangan kredibilitas di Iran?
1. Menerbitkan laporan politik, alih-alih penilaian teknis
Salah satu tanda utama penyimpangan IAEA dari jalur teknis adalah seringnya publikasi laporan yang bukan hanya tidak ditulis berdasarkan kriteria ilmiah dan perlindungan, tetapi juga jelas-jelas berasal dari sumber informasi eksternal yang tidak dapat diandalkan dan bias, terutama dari rezim Zionis.
Misalnya, laporan yang menyebutkan keberadaan partikel uranium di tempat-tempat seperti Marivan atau Turquzabad sepenuhnya didasarkan pada klaim yang pertama kali disampaikan oleh Perdana Menteri Israel dalam sebuah acara media dan kemudian langsung dimasukkan ke dalam laporan IAEA tanpa investigasi lapangan yang terperinci.
2. Menciptakan ruang untuk serangan militer
Cara penyusunan laporan IAEA dan nada pernyataan Grossi pada pekan-pekan menjelang serangan militer AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran dengan jelas menunjukkan bahwa IAEA tidak hanya bertindak sebagai pengamat teknis, tetapi juga sebagai pendahulu operasi militer.
3. Bermuka dua dan mengabaikan serangan agresif terhadap Iran
Manifestasi nyata lain dari kerja politik IAEA adalah sikap pasifnya dalam menghadapi agresi militer terbuka terhadap fasilitas nuklir damai Iran.
Setelah serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap fasilitas Natanz, Fordow, dan Isfahan, IAEA sebagai otoritas yang imparsial, diharapkan untuk mengutuk keras tindakan-tindakan ini, yang jelas melanggar prinsip dasar Piagam Badan bahwa keamanan nuklir negara-negara anggota tidak boleh terancam.
Namun, Grossi bukan hanya tidak mengeluarkan pernyataan yang mengutuk agresi ini, bahkan dalam beberapa pernyataannya, ia secara implisit melegitimasi perilaku agresif pihak-pihak Barat dengan menggunakan istilah-istilah seperti "bahayanya program Iran" atau "perlunya kerja sama yang mendesak." Padahal, berdasarkan Pasal 2 Ayat 4 Statuta IAEA, lembaga ini berkewajiban mengambil sikap tegas terhadap potensi maupun ancaman nyata terhadap instalasi damai para anggotanya.
Apakah permainan ini akan segera berakhir?
Selama lima tahun tujuh bulan setelah Rafael Grossi menjabat, IAEA menghadapi krisis kredibilitas, legitimasi, dan imparsialitas yang lebih parah dari sebelumnya.
Lembaga ini, yang seharusnya menjadi otoritas ilmiah dan teknis untuk memantau program nuklir damai suatu negara, kini dipandang oleh sebagian besar dunia, terutama negara-negara anggota Gerakan Non-Blok, sebagai alat politik di tangan Barat dan rezim Zionis.
Laporan yang tidak terdokumentasi, pengungkapan informasi rahasia, bias terbuka terhadap serangan militer, dan pernyataan yang mengancam merupakan serangkaian perilaku yang telah sangat melemahkan citra profesional lembaga ini.
Selain itu, ketidakstabilan dalam koherensi hukum, kelemahan dalam menangani pelanggaran yang nyata terhadap fasilitas nuklir damai, dan ketidakmampuan untuk mempertahankan independensi keahlian telah mereduksi badan tersebut dari posisi netral dan otoritas globalnya menjadi posisi yang dikenal sebagai bagian dari "jaringan tekanan politik" terhadap negara-negara independen.
Permainan Grossi dengan Iran tampaknya akan segera berakhir. Hilangnya kepercayaan, ketidakpedulian dalam menanggapi agresi, dan menjadi platform koordinasi untuk tekanan Barat telah menyebabkan IAEA tidak lagi diakui, tidak hanya di Tehran, tetapi juga di sebagian besar dunia, sebagai lembaga independen yang kompeten untuk arbitrase teknis.
Jika hal ini terus berlanjut, negara-negara yang menjadi sasaran tekanan tidak hanya akan mengurangi tingkat kerja sama mereka, tetapi juga akan secara efektif menyingkirkan IAEA dari posisinya sebagai pengamat global dan menjadikannya aktor politik yang tidak efektif. Oleh karena itu, dengan tindakan-tindakannya baru-baru ini, Iran tidak hanya membela kepentingan nasionalnya, tetapi juga telah memperingatkan IAEA tentang struktur yang mengatur tatanan internasional mengenai urgensi dan konsekuensi dari hilangnya kepercayaan terhadap badan internasional tersebut.(PH)