Lintasan Sejarah 8 April 2023
Hari ini, Sabtu, 8 April 2023 bertepatan dengan 17 Ramadan 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 19 Farvardin 1402 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
Peristiwa Perang Badar
Tanggal 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriah, terjadi Perang Badar, salah satu perang termasyhur di zaman Rasulullah Saw.
Badar adalah nama sumur yang terletak 120 kilometer di barat daya Madinah. Dalam perang ini, jumlah pasukan musyrikin adalah 920 orang, sementara pasukan muslim hanya sebanyak 313 dengan senjata dan fasilitas yang sangat terbatas. Meskipun demikian, dengan berbekal keimanan, pasukan muslimin berhasil menang.
Kemenangan di Perang Badar ini tercatat dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 123, yang artinya, "Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar , padahal kamu adalah orang-orang yang lemah . Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya."
Pemilu Periode Ketiga Parlemen Iran
Tanggal 19 Farvardin 1367 HS, pemilu periode ketiga parlemen Iran diselenggarakan.
Sekalipun hari-hari menjelang pemilu legislatif periode ketiga parlemen Iran dihantui oleh ancaman dari Irak berupa serangan rudal, serangan udara dan perang urat saraf selama Perang Pertahanan Suci, tapi bangsa Iran tetap mengunjungi tempat-tempat pemungutan suara pada 19 Farvardin 1367 HS (8 April 1988).
Partisipasi luas rakyat dalam pemilu legislatif periode ketiga Majelis Syura Islam Iran berhasil membuat musuh putus asa untuk menumbangkan Revolusi Islam. Betapa tidak, pemilu kali ini diselenggarakan dalam kondisi paling sulit dan dalam keadaan perang. Pada pemilu kali ini, sekitar 17 juta rakyat Iran memenuhi tempat-tempat pemungutan suara untuk memilih wakil-wakilnya di parlemen.
Akhirnya, parlemen periode ketiga pada tanggal 7 Khordad 1367 (28 Mei 1988) terbentuk dan memulai kerjanya.
Kerajaan Ayutthaya Ditaklukkan Burma
Kerajaan Ayutthaya merupakan kerajaan bangsa Thai yang berdiri pada kurun waktu 1351 sampai 1767 M. Nama Ayutthaya diambil dari Ayodhya, nama kerajaan yang dipimpin oleh Sri Rama, tokoh dalam Ramayana.
Pada tahun 1350 Raja Ramathibodi I (Uthong) mendirikan Ayyuthaya sebagai ibu kota kerajaannya dan mengalahkan dinasti Kerajaan Sukhothai, yaitu 640 km ke arah utara, pada tahun 1376.
Setelah melalui pertumpahan darah perebutan kekuasaan antardinasti, Ayutthaya memasuki abad keemasannya pada perempat kedua abad ke-18. Di masa yang relatif damai tersebut, kesenian, kesusastraan dan pembelajaran berkembang.
Perang yang terjadi kemudian ialah melawan bangsa luar. Ayutthaya mulai berperang melawan dinasti Nguyen (penguasa Vietnam Selatan) pada tahun 1715 untuk memperebutkan kekuasaan atas Kamboja.
Meskipun demikian ancaman terbesar datang dari Birma dengan pemimpin Raja Alaungpaya yang baru berkuasa setelah menaklukkan wilayah-wilayah Suku Shan. Pada tahun 1765 wilayah Thai diserang oleh dua buah pasukan besar Birma, yang kemudian bersatu di Ayutthaya. Menghadapi kedua pasukan besar tersebut, satu-satunya perlawanan yang cukup berarti dilakukan oleh sebuah desa bernama Bang Rajan.
Ayutthaya akhirnya menyerah dan dibumihanguskan pada 8 April 1767 setelah pengepungan yang berlarut-larut. Berbagai kekayaan seni, perpustakaan-perpustakaan berisi kesusastraan, dan tempat-tempat penyimpanan dokumen sejarah Ayutthaya nyaris musnah; dan kota tersebut ditinggalkan dalam keadaan hancur.