Aug 23, 2023 10:48 Asia/Jakarta
  • 23 Agustus 2023
    23 Agustus 2023

Hari ini, Rabu, 23 Agustus 2023 bertepatan dengan 6 Safar 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 1 Shahrivar 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Ibnu Sina Wafat dan Hari Kedokteran

Tanggal 1 Shahrivar, diperingati di Iran sebagai Hari Kedokteran sebagai penghormatan hari meninggalnya Ibnu Sina.

Abu Ali Sina atau Ibnu Sina, seorang ilmuwan besar muslim terlahir ke dunia pada 3 Safar 370 HQ di kota Balkh. Ibnu Sina pada usia remaja telah menghapal al-Quran dan kemudian mempelajari ilmu teknik dan astronomi. Pada usia 18 tahun, Ibnu Sina telah menguasai semua ilmu yang berkembang pada zaman itu. Meski menguasai sangat banyak bidang ilmu, Ibnu Sina paling terkenal atas kemampuannya di bidang kedokteran.

Sedemikian berkembangnya pengetahuan Ibnu Sina sehingga gurunya menjadikannya sebagai guru dirinya, padahal ia belum berusia 20 tahun. Di masa-masa itu juga ia getol mempelajari filsafat. Setiap kali ia terbentur dengan sebuah masalah, dengan segera ia mengambil air wudhu dan pergi ke masjid melaksanakan shalat sunnah dua rakaat, kemudian berdoa kepada Allah untuk memberi jalan menyelesaikan masalah keilmuan yang dihadapinya.

Atas keberhasilannya mengobati seorang raja Dinasti Samani, Ibnu Sina diizinkan untuk memanfaatkan perpustakaan besar yang dimiliki oleh raja tersebut. Ibnu Sina kemudian banyak melakukan penelitian di perpustakaan tersebut.

Karya-karya penulisan yang dihasilkan Ibnu Sina sedemikian hebatnya, sehingga menjadi rujukan bagi para ilmuwan di berbagai zaman dan berbagai tempat, termasuk di dunia Barat. Karya terkenal Ibnu Sina antara lain berjudul Syifaa, yang merupakan buku filsafat dan Qanun yang membahas tentang masalah kedokteran.

Ibnu sina meninggal dunia di kota Hamedan dan dimakamkan di kota itu pula di usia 58 tahun.

Quthbuddin Syirazi Lahir

Tanggal 6 Shafar 634 HQ, Quthbuddin Mahmud Syirazi, seorang astronom dan ilmuwan kedokteran dunia Islam terkenal terlahir di kota Syiraz, sebuah kawasan di selatan Iran.

Sejarah

Quthbuddin Syirazi mulai tertarik mempelajari ilmu-ilmu kedokteran sejak usia muda. Kemudian, bersamaan dengan kematian ayahnya yang juga seorang dokter, Syirazi berhasil menyelesaikan pendidikan dasarnya di bidang kedokteran. Ia kemudian bekerja di sebuah rumah sakit di kota kelahirannya.

Selama sepuluh tahun bekerja, Syirazi banyak menyempatkan waktunya untuk menelaah sejumlah kitab kedokteran klasik karya Ibnu Sina serta kitab-kitab filsafat dan keilmuan karya para ilmuwan terkenal masa itu. Setelah itu, ia mulai tertarik untuk mengembangkan pengetahuannya dengan cara belajar kepada sejumlah ilmuwan ternama zaman itu, seperti Khaja Nashiruddin Thusi, serta melakukan kunjungan ke sejumlah kawasan ilmu lainnya di Iran dan kawasan sekitar Timur Tengah.

Di antara karya penulisannya yang paling terkenal adalah kitab berjudul "Jami'ul Ushul" dan "Nihayatul Idrak fi Dirayatil Aflak". Quthbuddin Syirazi meninggal dunia pada tahun 710 Hijriah.

Soviet Hukum Pelaku Kudeta Gagal
 
Tanggal 23 Agustus 1991, Mikhail Gorbachev menghukum sejumlah menteri dan pejabat keamanan Uni Soviet yang berupaya menjungkalkan dirinya dari puncak kekuasaan.

Mereka gagal melancarkan kudeta yang dijalankan empat hari sebelumnya, yaitu 19 Agustus 1991. Mereka yang ditangkap termasuk Menteri Pertahanan Dmitri Yazov dan Kepala Badan Intelijen KGB Vladimir Kryuchkov. Kedua pejabat itu termasuk tiga tokoh komite yang menandatangani dekrit pengambilalihan kekuasaan dari tangan Gorbachev.
 
Tokoh ketiga, yaitu Menteri Dalam Negeri Boris Pugo, memilih bunuh diri saat akan ditangkap. Gorbachev pun memecat Perdana Menteri Valentin Pavlov dan Menteri Luar Negeri Aleksandr Bessmertnykh. Puluhan pejabat Partai Komunis Uni Soviet dan petinggi militer juga dipecat atau mengundurkan diri.
 
Berpidato di depan parlemen, Gorbachev mengatakan bahwa "seluruh jajaran pemerintahannya" harus mundur karena membiarkan upaya kudeta itu terjadi. Namun, Gorbachev tak kuasa membendung popularitas seteru politiknya, Boris Yeltsin, di kalangan publik dan sesama politisi.     
 
Pemimpin parlemen Soviet itu dikenal tidak takut mengritik kepemimpinan Gorbachev. Namun, Yeltsin justru menentang upaya kudeta atas Gorbachev. Sikap itulah yang membuat Yeltsin kian populer, dan belakangan membuat dirinya dipercaya sebagai Presiden Rusia setelah Soviet runtuh.
 
Kudeta gagal itulah yang membuat Gorbachev, atas desakan Yeltsin, membekukan Partai Komunis Soviet untuk sementara dari kegiatan politik sambil menunggu hasil penyelidikan. Ini mengingat banyak pejabat partai yang turut berupaya mengkudeta dirinya. Pembekuan ini menguntungkan Yeltsin dalam menghimpun kekuatan politik setelah beberapa waktu sebelumnya dia menyatakan keluar dari keanggotaan Partai Komunis.
 
Namun, kebijakan Gorbachev ini pada akhirnya makin menenggelamkan pengarus rezim komunis dalam politik Soviet. Beberapa bulan setelah kebijakan itu, Uni Soviet bubar dan Gorbachev, sebagai pemimpin terakhir, mengundurkan diri pada 25 Desember 1991.
 
Beberapa negara pecahan Soviet, seperti Rusia, Ukraina, Belarus, dan lain-lain akhirnya membentuk negara independen. Namun, mereka juga membentuk Persekutuan Negara Independen (CIS). Rusia mengambil alih sebagian besar aset Soviet, termasuk keanggotaan di PBB dan Dewan Keamanan PBB. Pada 1994, semua pelaku kudeta gagal 1991 itu akhirnya diampuni.