Jul 24, 2016 12:49 Asia/Jakarta

Ramadan adalah bulan turunnya al-Quran dan ada sejuta keutamaan dan keagungan yang dimiliki oleh bulan suci ini. Rasulullah Saw bersabda, "… sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah.

Hari-harinya merupakan paling utamanya hari, malam-malamnya adalah paling utamanya malam, dan detik-detiknya termasuk paling utamanya detik. Inilah bulan ketika kalian diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini, nafas kalian dihitung sebagai tasbih, tidur kalian ibadah, amal kalian diterima, dan doa kalian diijabah. Bermohonlah kepada Allah Tuhan kalian dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbing kalian untuk menunaikan puasa dan membaca kitab-Nya…"

 

Dalam literatur Arab, Ramadan berarti panas yang menyengat dan pancaran mentari di atas padang pasir. Sementara bulan Ramadan adalah puncak pancaran rahmat Tuhan dan dampak dari pancaran itu adalah manusia akan merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta. Salah satu media untuk mewujudkan perubahan di bulan Ramadan adalah puasa. Puasa adalah tindakan menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga maghrib dengan niat melaksanakan perintah Allah Swt.

 

Dalam Islam, berpuasa di bulan Ramadan wajib hukumnya bagi setiap Muslim yang telah memasuki usia taklif. Puasa merupakan sebuah sarana yang efektif untuk menciptakan dan meningkatkan ketakwaan seseorang. Sementara takwa berperan penting dalam mendidik dan membentuk kepribadian Islami seorang Muslim. Rasul Saw dalam pidatonya mengenai keutamaan-keutamaan bulan Ramadan, bersabda bahwa sebaik-baiknya perbuatan di bulan itu adalah menghindari dan menjauhi dosa.

 

Imam Ali as di salah satu khutbahnya, memperkenalkan puasa Ramadan sebagai perisai dari azab Ilahi. Sebab, orang yang sedang berpuasa harus menjaga lisannya dari penyakit-penyakit hati seperti, menghina, mencela, membicarakan keburukan orang lain, berdusta, dan bahkan melakukan perdebatan. Telinga orang yang berpuasa juga dilarang mendengar celaan-celaan tersebut dan ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat. Penglihatan mereka juga dilarang melihat pemandangan-pemandangan haram. Orang yang berpuasa harus menjauhkan diri dari berburuk sangka dan niat jahat. Dalam kondisi seperti itu, tekad dan langkah manusia akan menjadi kuat dan jiwa mereka juga akan terbebas dari cengkraman hawa nafsu dan godaan.

 

Bulan Ramadan adalah musim semi al-Quran. Imam Muhammad al-Baqir as berkata, "Setiap sesuatu memiliki musim semi dan musim semi al-Quran adalah bulan suci Ramadan." Di berbagai riwayat disebutkan bahwa barang siapa yang membaca satu ayat dari ayat-ayat al-Quran, maka ia seperti mengkhatamkan al-Quran di bulan-bulan lain. Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Sesungguhnya di al-Quran disebutkan bahwa dalam satu tahun ada 12 bulan... cahaya dan penerangan di berbagai bulan adalah Ramadan dan jantung bulan Ramadan adalah malam Lailatul Qadar." Beliau kemudian menekankan untuk menyambut Ramadan dengan membaca al-Quran.

 

Orang-orang yang berpuasa pada bulan itu akan menjadi tamu Allah Swt dan mereka akan menerima berbagai macam hidangan berupa berkah, rahmat, dan pengampunan. Rasulullah Saw dalam khutbahnya menyambut bulan Ramadan, bersabda, "Inilah bulan ketika kalian diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas kalian dihitung sebagai tasbih, tidur kalian ibadah, amal kalian diterima dan doa kalian diijabah… barang siapa membaca satu ayat al-Quran di bulan ini, ganjarannya seperti mengkhatamkan al-Quran di bulan-bulan lain."

 

Keutamaan itu hanya diberikan untuk bulan Ramadan dan tidak dimiliki oleh bulan-bulan lain. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa al-Quran dan bulan Ramadan memiliki hubungan yang sangat erat dan tak terpisahkan.

 

Jelas bahwa tidak ada hal yang lebih bernilai dari membaca ayat-ayat al-Quran dan memahami makna-makna yang dikandungnya. Dalam surat Muhammad ayat 24, Allah Swt berfirman, "Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran ataukah hati mereka terkunci?” Orang-orang yang merenungkan isi al-Quran juga harus memahami keagungan pemilik kitab suci itu. Mereka harus memahami apa yang dikatakan al-Quran dan juga mengerti apa yang diinginkannya. Orang yang merenungkan isi al-Quran di bulan Ramadan jelas akan memperoleh pahala yang lebih besar dari mereka yang membaca tanpa perenungan.

 

Al-Quran adalah cahaya di mana Tuhan membimbing para pencari-Nya ke jalan yang lurus, sementara tadabbur dan tafakkur dalam al-Quran adalah jalan untuk meraih cahaya Ilahi. Oleh karena itu, seseorang biasanya akan membaca doa berikut ketika memulai membaca al-Quran, “... Ya Allah! Aku telah membuka janji dan kitab-Mu di hadapanku. Ya Allah! Jadikanlah pandanganku di dalamnya sebagai ibadah, bacaanku sebagai perenungan, dan perenunganku di dalamnya sebagai pelajaran. Dan jadikan aku dari orang-orang yang mengambil nasehat dari al-Quran dan jauhkan aku dari sikap membangkang terhadap perintah-Mu. Dan ketika aku membaca al-Quran, maka jangan Engkau tutupi telingaku, dan jangan halangi penglihatanku, serta jangan jadikan bacaanku sebagai bacaan yang tidak disertai tadabbur, tapi jadikan aku orang yang bertadabbur dalam ayat-ayat dan hukum-hukumnya, serta termasuk dalam hukum-hukum agama-Mu. Ya Tuhan! Jangan jadikan pandanganku di dalamnya tanpa makna dan bacaanku sia-sia dan batil Wahai Dzat Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.”

 

Ramadan selain bulan untuk membaca al-Quran, juga momen untuk memperbanyak doa dan munajat. Allah Swt membuka pintu rahmat seluas-luasnya pada bulan Ramadan dan manusia dapat memohon apa saja yang mereka inginkan. Doa adalah sebuah permohonan yang tulus dan penuh kerendahan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Salah satu doa yang biasanya dibaca setiap selesai shalat wajib di sepanjang Ramadan adalah untaian berikut ini;

 

يا عَلِىُّ يا عَظيمُ يا غَفُورُ يا رَحيمُ اَنْتَ الرَّبُّ الْعَظيمُ الَّذى لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىءٌ وَ هُوَ السَّميعُ الْبَصيرُ وَ هذا شَهْرٌ عَظَّمْتَهُ وَ كَرَّمْتَهُ وَ شَرَّفْتَهُ وَ فَضَّلْتَهُ عَلَى الشُّهُورِ وَ هُوَ الشَّهْرُ الَّذى فَرَضْتَ صِيامَهُ عَلَىَّ وَ هُوَ شَهْرُ رَمَضانَ الَّذى اَنْزَلْتَ فيهِ الْقُرْآنَ هُدىً لِلنّاسِ وَ بَيِّناتٍ مِنَ الْهُدى وَ الْفُرْقانِ وَ جَعَلْتَ فيهِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَ جَعَلْتَها خَيْراً مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ فَيا ذَالْمَنِّ وَ لا يُمَنُّ عَلَيْكَ مُنَّ عَلَىَّ بِفَكاكِ رَقَبَتى مِنَ النّارِ فيمَنْ تَمُنُّ عَلَيْهِ وَ اَدْخِلْنِى الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِكَ يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ.

 

"Wahai Yang Maha Tinggi! Wahai Yang Maha Agung! Wahai Maha Pengampun! Wahai Maha Pengasih! Engkaulah Tuhan Maha Agung! Tak sesuatu pun serupa dengan-Mu! Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui! Bulan ini adalah bulan yang Engkau agungkan, Engkau muliakan, dan Engkau utamakan melebihi bulan-bulan yang lain. Engkau wajibkan kami berpuasa di bulan ini. Bulan ini adalah bulan Ramadan, Engkau turunkan al-Quran di dalamnya sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelas siapa yang memberi petunjuk, pemisah (hak dan batil)! Engkau tentukan malam al-Qadar di bulan ini, kemudian Engkau jadikan ia lebih baik dari seribu bulan. Wahai pemilik anugerah yang tak pernah diberi anugerah! Selamatkan aku dari api neraka bersama orang-orang yang Engkau selamatkan. Masukkanlah aku ke surga demi rahmat-Mu. Wahai yang Lebih Pengasih dari para pengasih!

 

Salah satu amalan lain di bulan Ramadan adalah beristighfar dan memohon ampunan. Imam Ali as berkata, "Beruntunglah kalian yang memperbanyak istighfar dan doa di bulan Ramadan. Doa-doa kalian akan mengangkat musibah dari kalian, sementara istighfar kalian akan menghapus dosa-dosa." Pada dasarnya, salah satu tugas seorang yang berpuasa pada bulan Ramadan adalah berdoa dan memohon kebutuhan-kebutuhannya kepada Allah Swt. Seorang hamba harus selalu menjulurkan tangannya kepada Sang Pencipta untuk memohon segala kebutuhan. Para ulama juga menyarankan umat Islam agar mendoakan kedua orang tua masing-masing di bulan mulia ini.

 

Buka puasa bersama juga termasuk salah satu tradisi mulia yang selalu mendapat perhatian umat Islam. Bulan Ramadan merupakan kesempatan terbaik untuk mewujudkan perubahan dan momen untuk menciptakan persatuan di tengah umat. Rasulullah Saw menaruh perhatian khusus terhadap masalah tersebut dan mewasiatkan kaum Muslim untuk mempererat persatuan dengan cara berbuka puasa bersama. Beliau bersabda, "Wahai manusia! Barang siapa di antara kalian memberi makanan berbuka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diampuni dosa-dosanya yang lalu."

Tags