Jul 24, 2016 13:50 Asia/Jakarta

Salah satu amalan utama di hari pertama bulan Rabiul Akhir, Jumadil Awal, dan Jumadil Akhir adalah membaca doa yang sarat dengan muatan nilai-nilai spiritualitas. Berikut doa tersebut seperti yang dimuat dalam kitab Iqbal al-Amal karya Sayid Ibnu Thawus ra;

اللهمَّ اَنتَ اللهُ وَ اَنتَ الرَّحمانُ الرَّحیمُ، وَ انتَ المَلِکُ القُدوُسُ، وَ انتَ (اللهُ) السَّلامُ المُومنُ، وَ انتَ المُهَیمِنُ، و انتَ العَزیزُ و انتَ الجَبّارُ، و انتَ المُتَکَبِّر، و انتَ الخالِقُ، و انتَ البارِیءُ، و انتَ المُصَوِّرُ، و انتَ العَزیزُ الحَکیمُ، و انتَ الاَولُ و الآخِرُ، و الظّاهِرُ و الباطِنُ، لَکَ الاَسماءُ الحُسنی. اَسالُکَ یا رَبِّ بِحَقِّ هذِهِ الاَسماء، و بِحَقِّ اَسمائِکَ کُلِّها، اَن تُصَلّیَ عَلی مُحمدٍ و عَلی آلِ مُحمد، و آتِنا اللهُمََّ فِی الدُّنیا حَسَنَةً، وَ فِی الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَاختِم لَنا بِالسَّعادَةِ و الشَّهادَةِ فِی سَبِیلِکَ، و عَرِّفنا بَرَکَةَ شَهرِنا هذا و یُمنَهُ، وَارزُقنا خَیرَهُ، وَاصرِف عَنّا شَرَّهُ، وَ اجعَلنا فِیهِ مِنَ الفائِزِینَ، و قِنا بِرَحمَتِکَ عَذابَ النّار، یا اَرحَمَ الرّاحِمین، اِنَّکَ عَلی کُلِّ شَیءٍ قَدیر.”

 

 

Pada hari ke delapan Rabiul Akhir tahun 232 Hijriah, Imam Hasan Askari as terlahir ke dunia. Julukan al-Askari yang beliau sandang merujuk pada suatu tempat yang bernama Askar, di dekat kota Samarra, Irak. Pangkalan dan pasukan Dinasti Abbasiyah dipusatkan di daerah Askar. Imam Askari as senantiasa berada dalam pengawasan para penguasa Dinasti Abbasiyah, karena adanya sejumlah riwayat dari Nabi Saw yang menguatkan bahwa Imam Mahdi as – sang juru selamat – akan terlahir ke dunia sebagai putra Imam Askari as. Oleh karena itu, para penguasa merasa takut akan kemunculannya yang akan memenuhi dunia ini dengan keadilan.

 

Panggilan Imam Askari as ialah Abu Muhammad. Orang-orang mengenalnya dengan berbagai julukan, seperti al-Hadi, az-Zaki, an-Naqi, dan al-Khalish. Julukan beliau yang paling populer adalah al-Askari. Selain itu, beliau juga dikenal dengan panggilan Ibn ar-Ridha. Pada hari kelahiran Imam Askari as, kaum Muslim bergembira dan melakukan sujud syukur kepada Allah Swt. Mereka juga dianjurkan untuk berpuasa di hari bahagia itu.

 

Sementara itu, tanggal 10 Rabiul Akhir tahun 201 Hijriah adalah hari wafatnya Sayidah Fatimah Maksumah as, putri Imam Musa al-Kazim as. Sayidah Maksumah dilahirkan pada hari pertama bulan Dzulkaidah tahun 173 H di kota Madinah. Beliau adalah adik perempuan dari Imam Ridha as yang wafat di Qom, Iran dan dimakamkan di kota suci itu. Sayidah Maksumah lahir dari keluarga tempat tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan keutamaan moral. Semasa ayahnya, beliau mendapat kucuran berkah dari keberadaan sumber pengetahuan dan keutamaan itu. Setelah ayahnya wafat, beliau mendapatkan bimbingan dan tuntunan moral dari saudaranya, Imam Ridha as.

 

Dari sisi kesucian dan ketakwaan, Sayidah Maksumah as mempunyai derajat luar biasa. Kemuliaan akhlak, ketegaran, kesabaran dan istiqamah adalah di antara karakter mulia yang sangat tampak pada kepribadian agung Sayidah Maksumah as. Sejarah mencatat, sejak kanak-kanak, Sayidah Maksumah as mampu menjawab berbagai persoalan fikih dan masalah ilmiah lainnya. Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama besar Islam, sebutan untuk Sayidah Maksumah as menunjukkan kedudukan tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan kemuliaan akhlak serta spiritualitas wanita mulia ini.

 

Jumadil Awal adalah bulan kelima dalam kalender Islam. Jumadi berarti kering dan pembekuan. Disebut demikian karena dua bulan, Jumadil Awal dan Jumadil Akhir berada di musim dingin pada saat penamaan bulan-bulan Arab. Amalan hari pertama di bulan Jumadil Awal sama seperti di bulan-bulan lain yaitu, mandi, membaca doa, dan shalat sunnah awal bulan. Sementara pada hari ke-13, 14, dan 15 Jumadil Awal, kita disunnahkan untuk membaca doa ziarah kepada Sayidah Fatimah az-Zahra as, karena beliau berpulang 75 hari setelah wafatnya Rasulullah Saw. Mengingat Rasul Saw wafat pada tanggal 28 Safar, maka ada kemungkinan hari wafatnya Sayidah Fatimah as jatuh di salah satu dari tiga hari tersebut.

 

Sebagai rasa syukur atas  kerja keras Rasulullah Saw dan kecintaan kita kepada Ahlul Bait Nabi as, alangkah mulianya jika di hari-hari tersebut kita membaca doa ziarah untuk Sayidah Fatimah as dan menyampaikan salam kita kepada beliau. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk menunaikan shalat sunnah karena momen tersebut. Pada rakaat pertama, kita membaca surat al-Fatihan dan al-Ikhlas dan pada rakaat kedua, kita membaca surat al-Fatihah dan al-Kafirun. Sesudah salam, kita dianjurkan membaca doa ziarah untuk putri Rasulullah Saw tersebut.

 

Bulan Jumadil Akhir juga dimulai dan diakhiri dengan mengenang Sayidah Fatimah as. Sebab, beberapa ulama meyakini bahwa beliau wafat 95 hari setelah kepergian Rasul Saw. Dari sisi lain, tanggal 20 Jumadil Akhir juga diperingati sebagai hari kelahiran perempuan mulia itu. Sayidah Fatimah as adalah seorang perempuan mulia yang selalu memberi pencerahan kepada masyarakat. Ia tidak hidup lebih dari 17 tahun, tapi memiliki semua keutamaan kemanusiaan. Sayidah Fatimah as telah mencapai makrifat yang tinggi tentang alam semesta dan Sang Pencipta sehingga ia menjadi simbol kehidupan yang mulia.

 

Pengetahuan tentang Tuhan telah menyatu dalam diri Sayidah Fatimah as dan ia tidak hidup kecuali untuk mencari keridhaan Tuhan. Rasulullah Saw memberi kesaksian tentang kedekatan Fatimah as dengan Tuhan dan beliau bersabda kepada salah satu sahabatnya, "Wahai Salman! Allah telah menjadikan hati dan jiwa serta seluruh wujud Fatimah penuh dengan iman, di mana ia telah membebaskan dirinya dari semua hal demi menghambakan diri dan menaati Tuhan."

 

Mengenai kebesaran Sayidah Fatimah as, Rasulullah Saw bersabda, "Keimanan kepada Allah melekat dalam hati dan jiwa mendalam az-Zahra yang mampu menyingkirkan segalanya saat beribadah kepada Allah. Fatimah adalah bagian dari hati dan jiwaku. Barang siapa yang menyakitinya sama halnya ia menyakitiku dan membuat Allah tidak rela." Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda, "Putriku yang mulia, Fatimah adalah pemimpin perempuan dunia di seluruh zaman dan generasi. Ia adalah bidadari berwajah manusia. Setiap kali Fatimah beribadah di mihrab di hadapan Tuhannya, cahaya wujudnya menyinari malaikat. Layaknya bintang-gemintang yang bersinar menerangi bumi."

 

Ada beberapa amalan yang bisa dilakukan pada hari kelahiran Sayidah Fatimah as dan salah satunya adalah berpuasa. Puasa merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan memurnikan badan agar bisa lebih baik dalam memahami perkara-perkara spiritual. Amalan lain pada hari itu adalah berbuat kebaikan dan memberi sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Rasulullah Saw bersabda, “Setiap perbuatan makruf dan pekerjaan baik adalah sedekah.” Membaca doa ziarah kepada Sayidah Fatimah as juga termasuk di antara amalan khusus pada hari tersebut.