Jul 24, 2016 13:00 Asia/Jakarta

Ramadan adalah bulan dengan sejuta kebaikan dan berkah, bulan turunnya rahmat, dan bulan perjamuan Ilahi, sebuah perjamuan di mana Sang Pencipta bertindak sebagai tuan rumah, para nabi sebagai penerima tamu, dan para malaikat sebagai pelayan hidangan. Dalam perjamuan itu, para malaikat tak henti-hentinya menyampaikan salam sejahtera kepada para pengikut monoteisme dan mereka juga membentangkan sayapnya untuk orang-orang yang berpuasa serta membersihkan debu-debu dosa dari mereka.

Imam Muhammad al-Baqir as mengatakan, "Allah memiliki para malaikat yang bertugas memohon ampunan bagi orang-orang yang berpuasa di setiap hari sepanjang bulan Ramadan dan mereka memberi kabar gembira di setiap malam ketika waktu berbuka dengan berkata, 'Wahai hamba-hamba Allah! Kalian telah merasakan sedikit rasa lapar dan sebentar lagi akan kenyang. Kalian dan apa yang berada dalam diri kalian telah diberkahi."

 

Penting untuk mengetahui bagaimana seseorang akan memulai setiap pekerjaan. Setiap pekerjaan yang dimulai dengan baik, tentu saja ada harapan besar untuk kesuksesannya. Oleh karena itu, kaum Muslim menaruh perhatian besar terhadap amalan-amalan di hari pertama bulan Ramadan. Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as dalam doanya di hari pertama Ramadan berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan bulan Ramadan sebagai jalan untuk kebaikan dan rahmat-Nya, serta memberi keutamaan dan kemuliaan hari-hari itu dengan nama suci-Nya. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan puasa, bulan berserah diri, bulan memperbaiki diri, membersihkan dan mensucikan diri, serta bulan untuk shalat dan penghambaan."

 

Imam Sajjad as di bagian lain munajatnya dalam menyambut bulan Ramadan berkata, "Ya Allah! Berilah kebahagiaan kepada kami di bulan ini sehingga kami bisa berbuat baik kepada sanak keluarga kami dan dapat membantu mereka, serta membahagiakan para tetangga dengan pemberian dan hadiah… Ya Allah! Sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad dan hiasilah bulan Ramadan dengan hiasan ketaatan dan ibadah kami, jadilah sebagai penolong kami di malam dan siangnya sehingga kami tidak lemah dan lalai dalam shalat dan puasa."

 

Salah satu amalan untuk menyambut setiap bulan baru adalah mandi. Kegiatan ini selain untuk membersihkan badan, juga berguna untuk mensucikan jiwa dan ruh. Penyucian jiwa merupakan salah satu syarat utama untuk membangun hubungan dengan Tuhan, sebab pembersihan lahiriyah – baik itu kebersihan badan dan pakaian – adalah mukaddimah untuk menuju penyucian batin dan tanpa itu, maka mustahil untuk mencapai hakikat ibadah.

 

Selain mandi di hari pertama bulan Ramadan, juga ada mandi lain yang dilakukan pada malam pertama mendekati terbenamnya matahari. Kaum Muslim disunnahkan untuk memakai air bunga atau wangi-wangian setelah mandi tersebut. Rasul Saw bersabda, "Air bunga akan menambah wibawa dan pertumbuhan pekerjaan manusia serta menghilangkan kemiskinan." Menurut sejumlah riwayat, ada banyak keutamaan dan manfaat memakai wewangian, dan bahkan telah dibuktikan oleh sains modern. Minyak wangi bermanfaat untuk meraih ketenangan, kenyamanan, dan kesegaran. Minyak wangi juga dapat memberi efek relaksasi pada tubuh karena memberikan wewangian yang segar.

 

Amalan lain pada hari pertama bulan Ramadan adalah menunaikan shalat dua rakaat di setiap hari pertama setiap bulan Qamariyah. Pada rakaat pertama setelah surat al-Fatihah, seorang Muslim membacakan surat al-Ikhlas sebanyak 30 kali, dan pada rakaat kedua setelah al-Fatihah, ia membaca surat al-Qadr sebanyak 30 kali. Disunnahkan – setelah menyelesaikan shalat – untuk memberi sedekah dan kemudian memanjatkan doa agar Tuhan menjauhkan keburukan darinya dan memberi perlindungan. Rasulullah Saw bersabda, "Sedekah seorang mukmin akan terlebih dulu sampai ke sisi Tuhan sebelum sampai ke tangan peminta." Oleh karena itu, doa yang dipanjatkan pasca sedekah akan lebih dekat dengan pengkabulan.

 

Di antara doa yang dibaca pada hari pertama setelah terbit fajar bulan Ramadan adalah untaian berikut;

 

اللَّهُمَّ قَدْ حَضَرَ شَهْرُ رَمَضَانَ وَ قَدِ افْتَرَضْتَ عَلَیْنَا صِیَامَهُ وَ أَنْزَلْتَ فِیه الْقُرْآنَ هُدًی لِلنَّاسِ وَ بَیِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَی وَ الْفُرْقَانِ اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَی صِیَامِهِ وَ تَقَبَّلْهُ مِنَّا وَ تَسَلَّمْهُ مِنَّا وَ سَلِّمْهُ لَنَا فِی یُسْرٍ مِنْکَ وَ عَافِیَةٍ إِنَّکَ عَلَی کُلِّ شَیْ‌ءٍ قَدِیرٌ.

 

Hari ke-13 bulan Ramadan juga dikenal sebagai hari pertama Ayyaam al-Biid. Biid artinya putih dan bercahaya yang dikhususkan untuk hari-hari ke-13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriyah. Sebab, pada malam-malam itu bulan tampak penuh dan terang benderang memancarkan cahaya. Menurut umat Islam, Ayyaam al-Biid di bulan Rajab, Sya'ban, dan Ramadan memiliki banyak keutamaan. Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca pada hari-hari itu adalah doa Mujir. Doa ini memiliki kedudukan yang tinggi dan langsung dibawa oleh malaikat Jibril kepada Rasul Saw. Salah satu keutamaan doa Mujir adalah terampuninya dosa-dosa para pembacanya.

 

Berita gembira itu telah mendorong banyak orang untuk bertanya tentang esensi doa tersebut sehingga memiliki kedudukan seperti itu. Doa Mujir memuat sifat-sifat Sang Pencipta, di mana manusia bersumpah dengan sifat-sifat tersebut dan memulai setiap bait doa dengan mengatakan;

 

سُبْحَانَكَ يَا ذَا الْعِزِّ وَ الْجَمَالِ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَبَرُوتِ وَ الْجَلالِ سُبْحَانَكَ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَ نَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَ كَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ أَجْمَعِينَ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَ حَسْبُنَا اللَّهُ وَ نِعْمَ الْوَكِيلُ وَ لا حَوْلَ وَ لا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

 

Sepanjang waktu di pertengahan Ramadan juga termasuk di antara hari-hari yang penuh berkah pada bulan itu. Pada tanggal 15 Ramadan tahun ketiga Hijriah, Imam Hasan al-Mujtaba as, cucu pertama Rasul Saw lahir ke dunia. Beliau hidup di bawah bimbingan Nabi Saw, ibunya Sayidah Fatimah as dan ayahnya Imam Ali bin Abi Thalib as. Selama masa hidupnya, Imam Hasan as selalu dikenal sebagai pribadi yang dermawan, penenang setiap kalbu yang didera kesusahan, dan pengayom kaum fakir-miskin. Tak ada seorang miskin pun yang datang mengadu kepadanya lantas kembali dengan tangan hampa. Terkadang, jauh sebelum si miskin mengadukan kesulitan hidupnya, Imam Hasan as telah terlebih dahulu membantu mengatasinya dan tak membiarkan ia merasa hina lantaran meminta-minta.

 

Imam Hasan as adalah pribadi yang sangat agung, penyabar, sangat berwibawa dan teguh pendirian. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang sangat pemberani. Ketinggian ilmu dan hikmah beliau membuat kagum siapapun serta sangat bijak dalam memutuskan suatu perkara.

 

Semua hari di sepanjang bulan Ramadan adalah mulia dan penuh berkah. Akan tetapi, sebagian dari hari itu lebih diagungkan karena ada peristiwa penting yang terjadi di dalamnya. Malam ke-17 bulan Ramadan adalah malam yang sangat mulia. Pada malam itu, pasukan Rasulullah Saw berhadap-hadapan dengan kafir Quraisy dan keesokan harinya pecah Perang Badar. Dalam perang itu, jumlah pasukan Quraisy adalah 920 orang, sementara pasukan Muslim hanya 313 dengan senjata dan fasilitas yang sangat terbatas. Namun Allah Swt memenangkan pasukan Muslim atas kaum kafir.

 

Kemenangan itu merupakan penaklukan terpenting Islam dan oleh sebab itu, para ulama berkata, "Sangat dianjurkan untuk bersedekah pada hari itu bersama dengan melakukan sujud syukur kepada Allah Swt. Mandi dan beribadah di malam harinya juga memiliki keutamaan yang sangat besar."

Tags