Lintasan Sejarah 5 Januari 2024
Hari ini, Jumat, 5 Januari 2024 bertepatan dengan 22 Jumadil Tsani 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 15 Dey 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
Ibnu Hajjaj Meninggal Dunia
Tanggal 22 Jumadil Tsani 391 HQ, Ibnu Hajjaj, seorang penyair muslim terkenal meninggal dunia. Dia dilahirkan di Baghdad.
Sejak masa mudanya, Ibnu Hajjaj banyak menulis syair dan melantunkannya. Dia memiliki hubungan dekat dengan Muhlabi, pujangga terkenal di masa itu.
Salah satu karya Ibnu Hajjaj adalah antologi puisinya yang dibukukan dalam delapan jilid, dan hingga kini salah satu naskahnya masih tersimpan di museum Baghdad. Sebagian lain dari naskah-naskah itu kini tersebar di sejumlah negara dan disimpan di museum Britania dan Universitas Istanbul.
Ayatullah Mir Sayid Mohammad Modarres Najafabadi Wafat
Tanggal 15 Dey 1318 HS, Mir Sayid Mohammad Modarres Najafabadi meninggal dunia dan dimakamkan di pekuburan umum Takht-e Foulad Esfahan.
Ayatullah Mir Sayid Mohammad bin Sayid Mohammad Hossein Modarres Najafabadi lahir di kota Najafabad sekitar tahun 1257 HS.
Beliau mempelajari pendahuluan ilmu-ilmu agama di tempat kelahirannya. Setelah itu, untuk melanjutkan pendidikan agamanya, Ayatullah Najafabadi pergi ke kota Najaf, Irak. Selama di Najaf, beliau belajar kepada guru-guru besar hauzah seperti Allamah Sayid Mohammad Kazem Yazdi, Akhond Mulla Mohammad Kazem Khorasani, Syeikh as-Syariah Isfahani, Sayid Ismail Sadr dan Agha Reza Hamedani.
Setelah beberapa tahun menuntut ilmu di Najaf dan meraih derajat keilmuan yang tinggi, beliau kembali ke kota kelahirannya, Isfahan dan hingga akhir usianya beliau membaktikan diri untuk mengajar dan membimbing masyarakat. Ruang kuliahnya menjadi tempat belajar para ulama dan ilmuan. Sebagian besar ulama kontemporer Isfahan merupakan muridnya.
Ayatullah Modarres Najafabadi meninggalkan banyak karya seperti catatan pinggi atas Kifayah al-Ushul dalam dua jilid.
Sanksi AS Atas Kuba Dikurangi
Tanggal 5 Januari 1999, Presiden AS, Bill Clinton mengumumkan bahwa AS akan mengambil langkah-langkah perluasan bantuan kemanusiaan terhadap Kuba.
Di antara langkah-langkah pemerintah AS tersebut adalah pemeberian izin kontak langsung antara ilmuwan dan akademisi kedua negara.
Selain itu warga Kuba juga diperbolehkan menerima transfer uang dari AS dan pelayanan surat-menyurat secara langsung antara kedua negara. Tujuan AS dalam hal ini adalah untuk menginfiltrasi rakyat Kuba agar melakukan perlawanan terhadap rezim Castro yang berkuasa di negara itu, yang diistilahkan oleh Madeleine Albright, Menlu AS waktu itu, sebagai "bantuan kepada gerakan kemerdekaan yang dilakukan rakyat Kuba."
AS dan Kuba memutuskan hubungan diplomatik mereka sejak tahun 1978 karena sistem komunis yang dianut rezim Castro dan perlawanan Castro terhadap tekanan-tekanan AS.