Lintasan Sejarah 10 Agustus 2016
Hari ini, Rabu tanggal 10 Agustus 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 7 Dzulqadah 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 20 Mordad 1395 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Abul Hasan Laib Tutup Usia
998 tahun yang lalu, tanggal 7 Dzulqadah tahun 439 Hq, Abul Hasan Laib, seorang ahli hadis terkenal meninggal dunia.
Ahli hadis ini memiliki pusat pengajaran yang pengaruhnya cukup luas, sehingga banyak ilmuwan Arab yang menimba ilmu darinya.
Di antara ulama yang yang menuntut ilmu dari Abul Hasan Laib adalah Khatib Baghdadi, seorang ahli sejarah terkenal. Oleh karena itulah dalam karya-karyanya, Khatib Baghdadi banyak menyebut jasa-jasa Abul Ahsan Laib.
Ayatullah Fadaiy Astani Wafat
175 tahun yang lalu, tanggal 7 Dzulqadah tahun 1262 Hq, Ayatullah Fadaiy Astani, seorang ulama besar muslim, meninggal dunia.
Sejak kecilnya, Fadaiy Astani telah mempelajari al-quran dan ilmu-ilmu agama. Kemudian, ia melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk menuntut ilmu, hingga akhirnya mencapai derajat keilmuan yang tinggi.
Selain meninggalkan banyak karya penulisan di bidang agama, Ayatullah Fadaiy Astani juga menciptakan syair-syair yang dikumpulkan dalam sebuah buku kumpulan.
Perjanjian Sevres
96 tahun yang lalu, tanggal 10 Agustus tahun 1920, ditandatangani perjanjian Sevres antara imperium Utsmani dan negara-negara Sekutu.
Perjanjian ini ditandatangani setelah imperium Utsmani mengalami kekalahan dalam Perang Dunia Kedua dan berdasarkan perjanjian tersebut, 80 persen wilayah kekuasaan imperium Utsmani terpaksa diserahkan kepada Sekutu. Akibatnya, wilayah imperium ini yang semula 3 juta km persegi berkurang hingga 600 ribu km persegi.
Perjanjian Sevres ini meresmikan kesepakatan antara Perancis dan Inggris mengenai pembagian wilayah Imperium Utsmani. Inggris kemudian menguasai Irak, Yordan, dan Palestina sedangkan Perancis menguasai Suriah dan Lebanon.Di samping itu, berdasarkan perjanjian ini, sebagian wilayah Turki saat ini diserahkan kepada Yunani, Italia dan Armenistan.
Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat Turki dan tentara Turki kemudian memerangi para penjajah tersebut. Akhirnya, pada tahun 1923, sekutu kembali menandatangani perjanjian baru dengan Turki yang berisi pengembalian wilayah-wilayah yang semula direbut Sekutu ke tangan Turki.
Syahid Rajai Terpilih Sebagai Perdana Menteri
36 tahun yang lalu, tanggal 20 Mordad 1359 Hs, Syahid Rajai terpilih sebagai Perdana Menteri Iran.
Pasca terpilihnya Abolhassan Bani Sadr sebagai Presiden Republik Islam Iran dan kandidat yang diperkenalkannya kepada parlemen tidak lulus uji kelayakan, terjadi perselisihan antara parlemen dan Bani Sadr. Akhirnya disepakati dari lima orang anggota parlemen seorang dipilih sebagai perdana menteri. Setelah melewati pembahasan maraton dan dihapusnya dua orang dari lima orang, maka dari tiga orang yang tersisa memilih Syahid Rajai sebagai perdana menteri.
Dalam sidang parlemen, Syahid Rajai meraih 153 suara mosi kepercayaan dari anggota parlemen. Saat diambil sumpahnya, Syahid Rajai memperkenalkan dirinya dengan tiga pernyataan penting; saya pengikut Imam Khomeini, anak parlemen dan saudara presiden.
Pada awalnya Bani Sadr menolak terpilihnya Syahid Rajai, tapi ketika ia merasa tidak akan berhasil melawan parlemen, akhirnya ia menerima usulan ini. Tapi di setiap kesempatan, ia berusaha melemahkan pribadi Syahid Rajai di depan opini publik. Bani Sadr bahkan tidak segan-segan memakai ungkapan dan sebutan yang jelek dan tidak dapat diterima.
Syahid Rajai berusaha sabar menghadapi serangan dari Bani Sadr. Karena ia tahu posisi yang dipegangnya sangat penting dan di waktu-waktu yang tepat, ia menjawab pernyataan-pernyataan Bani Sadr. Sikap Bani Sadr ini akhirnya sampai pada satu titik, dimana parlemen mengimpeachmentnya dan setelah itu Imam Khomeini memberhentikannya dari jabatannya sebagai presiden Iran.
Ahmad Raidh Meninggal Dunia
23 tahun yang lalu, tanggal 20 Mordad 1372 Hs, Ahmad Raidh, seorang miniaturis dan penyepuh terkenal Iran meninggal dunia.
Ahmad Raidh dilahirkan di Isfahan dan disana dia belajar berbagai aliran seni miniatur dari guru-guru seni dan berkenalan dengan seni penyepuhan. Dia kemudian menciptakan berbagai karya keramik dan kaligrafi.
Karya Ahmad Raidh dalam pameran internasional Brussel meraih hadiah kedua. Selama 50 tahun berkarya di bidang miniatur dan penyepuhan, Ahmad Raidh memiliki banyak murid dan meninggalkan lebih dari 145 buah karya. Karyanya dalam bidang penyepuhan perak dan kaligrafi tersimpan disejumlah museum seni nasional Iran.