Lintasan Sejarah 24 Februari 2016
Hari ini, Rabu tanggal 24 Februari 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 15 Jumadil Awal 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 5 Isfand 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Imam Ali Zainal Abidin as Lahir (Sebuah Riwayat)
1399 tahun yang lalu, tanggal 15 Jumadil Awal tahun 38 Hq, berdasarkan sebagian riwayat Islam, pada hari ini Imam Ali bin Husein as putra Imam Husein as, cucu Rasulullah Saw, terlahir ke dunia di kota Madinah. Ketakwaan, ketinggian ilmu, dan kedermawanan Imam Ali bin Husain membuat beliau digelari Zainal Abidin atau "Hiasan Para Abid".
Imam Ali Zainal Abidin merupakan salah satu dari 72 anggota kafilah Imam Husein di Karbala. Beliau menyaksikan sendiri ayah, paman, sepupu, dan sahabat-sahabat Imam Husein satu-persatu dibunuh oleh tentara Yazid, penguasa kaum muslimin saat itu. Namun karena sakit, Imam Ali Zainal Abidin tidak bisa ikut bertempur.
Setelah peristiwa tersebut, Imam Zainal Abidin mengabdikan hidup beliau untuk menyampaikan pesan perjuangan Imam Husein dan kebenaran Islam kepada kaum muslimin. Beliau akhirnya dibunuh oleh penguasa kaum muslimin saat itu, yaitu Dinasti Umayah.
Imam Ali Zainal Abidin dikenal sangat tekun beribadah dan sangat banyak bersujud menghadap Allah Swt, sehingga beliau juga digelari Imam as-Sajjad. Doa-doa dan munajat yang diucapkan Imam as-Sajjad dicatat oleh para pengikutnya dan dibukukan dalam sebuah kitab berjudul Sahifah Sajadiyah.
Mirza Shirazi Lahir
207 tahun yang lalu, tanggal 15 Jumadil Awal tahun 1230 Hq, Marji Taklid besar Iran, Mirza Muhammad Hossein Shirazi atau lebih dikenal dengan nama Mirza Shirazi lahir di kota Shiraz. Dalam usia 20 tahun dia sudah berhasil meraih gelar Mujtahid. Pada tahun 1259 Hq Mirza Shirazi berhijrah ke hauzah ilmiah Najaf, Irak untuk menimba ilmu. Di sana ia berguru kepada Syeikh Mortadha Anshari. Setelah gurunya wafat, Mirza Shirazi akhirnya diangkat sebagai marji taklid menggantikan gurunya.
Kuatnya daya hapal beliau dan cara pengajarannya yang mudah dimengerti oleh siapapun, merupakan adalah kelebihan yang beliau miliki. Mirza Shirazi juga dikenal memiliki perhatian yang khusus terhadap persoalan politik, karena itu ia tak pernah segan untuk turun tangan dalam berbagai masalah politik.Fatwa beliau yang mengharamkan tembakau, berhasil menggagalkan monopoli Inggris di Iran.
Mirza-e Shirazi dikenal juga sebagai seorang penulis produktif. Salah satu karyanya adalah Khashiyeh bar Nejatul-Ebad. Beliau wafat pada tahun 1312 H.
Perjanjian Mesir-Israel Ditandatangani
67 tahun yang lalu, tanggal 24 Februari 1949, perjanjian gencatan senjata dan penghentian perang antara Arab-Israel, ditandatangani oleh utusan dari Mesir dan Israel.
Perundingan yang berlangsung di Kepulauan Rhodes itu dimulai sejak tanggal 12 Januari tahun yang sama. Dalam perundingan itu, sempat terjadi deadlock karena Israel mendesak agar negara-negara Arab menarik mundur seluruh pasukannya dari kawasan Palestina, sementara Mesir menginginkan agar pasukan Arab mundur hanya sampai ke wilayah yang mereka rebut pada bulan Oktober 1948.
Perang Arab-Israel meletus ketika tahun 1948, Zionis mendirikan negara Israel di kawasan Palestina pendudukan. Namun, persenjataan canggih yang dimiliki Israel membuat mereka berhasil masuk ke wilayah Mesir dan Lebanon dan mengalahkan kekuatan Arab. Perang berakhir pada bulan Januari tahun 1949 dan atas campur tangan PBB, kedua pihak mengadakan perundingan damai yang hasilnya ditandangani tanggal 24 Februari.
DK-PBB Keluarkan Resolusi 582 Soal Perang Iran-Irak
30 tahun yang lalu, tanggal 5 Isfand 1364 Hs Dewan Keamanan PBB meratifikasi resolusi 582. Hal itu dilakukan dua hari pasca dikuasainya kawasan strategis al-Faw, Irak dalam sebuah operasi Val Fajr 8. Pasca peristiwa itu, Irak dan 7 negara anggota Liga Arab meminta DK-PBB melakukan sidang yang berujung pada ratifikasi resolusi tersebut.
Dalam resolusi ini, PBB menyayangkan perang berkepanjangan dan komitmen anggota PBB untuk menyelesaikan konflik ini secara damai, sekaligus mengingatkan kedua negara untuk tidak menggunakan senjata kimian dalam perang. Begitu juga resolusi ini tidak menerima upaya menguasai sebuah kawasan dengan kekuatan. Karena hal inilah yang menjadi penyebab perang dan berlanjutnya konflik.
Resolusi ini juga menyebutkan tentang semakin meluasnya serangan militer ke daerah-daerah yang ditempati penduduk sipil, begitu juga serangan terhadap kapal-kapal yang tidak ikut dalam konflik dan kedua negara diminta untuk melakukan gencatan senjata.
Jelas bahwa ratifikasi resolusi 582 hanya akibat dari dikuasainya kawasan al-Faw dan tidak ada pembahasan mengenai sebab perang dan siapa pemicu pertama perang ini.
Menyusul diumumkannya resolusi ini, Republik Islam Iran mengumumkan bahwa bagian dari resolusi yang menghentikan perang masih ada kekuarangan dan tidak dapat diterima, apalagi diterapkan. Irak sendiri mengumumkan bahwa bila Iran menerima resolusi ini secara resmi dan tanpa syarat, maka Irak juga akan melaksanakannya. Dengan demikian, resolusi inipun bernasib sama dengan resolusi-resolusi lainnya.
Serangan Darat di Perang Teluk Dimulai
25 tahun yang lalu, tanggal 24 Februari 1991, setelah enam minggu melakukan pengeboman intensif terhadap Irak dalam Perang Teluk, pasukan koalisi yang dipimpin oleh AS memulai serangan darat mereka. Perang ini terjadi setelah tanggal 2 Agustus 1990, Irak menginvasi Kuwait dan dalam beberapa jam telah menduduki posisi-posisi paling startegis di negeri itu.
Tiga bulan kemudian, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang berisi izin untuk menggunakan kekuatan militer bila hingga tanggal 15 Januari, Irak masih juga belum angkat kaki dari sana. Pada tanggal 16 Januari, dimulailah Operasi Badai Gurun yang diawali dengan pengeboman lewat udara terhadap kota Baghdad.