Lintasan Sejarah 1 April 2017
Hari ini, Sabtu tanggal 1 April 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 3 Rajab 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 12 Farvardin 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Imam Ali Al-Hadi as GugurSyahid
1184 tahun yang lalu, tanggal 3 Rajab 254 HQ, Imam Ali bin Muhammad al-Hadi as keturunan generasi ke sembilan Rasulullah Saw, gugur syahid.
Imam al-Hadi as dilahirkan pada tahun 212 Hijriah di sekitar kota Madinah dan berada di bawah bimbingan ayah beliau, Imam Jawad as. Setelah Imam Jawad meninggal, Imam Ali al-Hadi diangkat sebagai imam kaum Muslimin. Salah satu julukan beliau adalah Imam Hadi, yang artinya orang yang memberi petunjuk.
Beliau mengajarkan Islam kepada umat Muslim dan menjawab berbagai pertanyaan dan persoalan yang diajukan kepadanya. Di samping itu, Imam Hadi dikenal juga kedermawanannya. Tidak seorang fakir miskinpun yang pergi dari rumahnya dengan kekecewaan. Karena ketinggian ilmu dan kemuliaan akhlaknya itu, Imam Hadi amat dicintai umatnya dan hal ini menimbulkan kedengkian penguasa saat itu, yaitu raja Dinasti Abasiah.
Karena itulah beliau akhirnya dibunuh dan gugur syahid.
Salah satu di antara hadis Imam Ali al-Hadi as adalah, "Berhati-hatilah terhadap orang yang tidak menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya sendiri."
Muhammad bin Yahya Buzjani Wafat
1050 tahun yang lalu, tanggal 3 Rajab 388 HQ, Abu al-Wafa Muhammad bin Muhammad bin Yahya al-Buzjani meninggal dunia.
Muhammad bin Yahya Buzjani lahir pada 328 HQ di daerah dekat Neishabouri, Iran. Beliau menyelesikan pendidikan matematikanya di kota kelahirannya dan sejak muda telah pergi ke Irak. Sejak itu, beliau tinggal di Baghdad dan serius melakukan penelitian, penulisan dan penerjemahan hingga akhir hidupnya.
Beliau adalah seorang penerjemah terkenal buku-buku matematika dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Bahkan beliau sendiri termasuk ahli matematika termasyhur di masanya. Dalam menekuni matematika, Muhammad bin Yahya Buzjani melakukan surat-menyurat dengan Abu Raihan al-Biruni. Pentingnya karya matematika Buzjani dikarenakan penelitan mendalam yang dilakukannya atas karya-karya tulisnya.
Beliau banyak meninggalkan karya tulis seperti A’mal al-Handasah yang merupakan karya hebatnya dan begitu juga buku Ilm al-Hisab serta al-Kamil.
Serangan Amerika ke Pulau Okinawa
72 tahun yang lalu, tanggal 1 April 1945, terjadi serangan besar tentara Amerika ke pulau Okinawa.
Serangan ini terjadi pada akhir perang dunia kedua. Peperangan ini merupakan perang laut dan darat yang terbesar antara Amerika dan Jepang. Dalam serangan 83 hari ini, kira-kira 1300 kapal dan hampir 10 ribu pesawat perang perang Amerika ikut terlibat. Tetapi pasukan Jepang dengan gigih mempertahankan wilayah mereka.
Dalam pertempuran ini 36 kapal perang Amerika musnah karena serangan bunuh diri para pilot Jepang atau yang dikenal dengan nama kamikaze, sementara 369 kapal lainnya rusak berat.
Selama perang berkecamuk, 763 pesawat Amerika berhasil ditembak jatuh. Rakyat Jepang juga mengalami kerugian besar dalam mempertahankan Okinawa. Dari 120 ribu pejuang pulau ini, 110 ribunya tewas dan cedera. Jikapun Amerika akhirnya menduduki pulau Okinawa, tetapi semangat pertahanan rakyat Jepang dalam melindungi tanah air mereka begitu tinggi.
Sebaliknya, para pemimpin Washington dalam upaya untuk menundukkan Jepang telah mengambil langkah tidak berperikemanusiaan, dengan mengeluarkan instruksi untuk menjatuhkan bom nuklir keatas kota Hiroshima dan Nagasaki.
Saat ini, pengkalan utama Amerika di Jepang terletak di pulau Okinawa dan selama bertahun-tahun rakyat meminta pengkalan ini di tutup.
Referendum Historis di Iran
38 tahun yang lalu, tanggal 12 farvardin tahun 1358 Hijriah Syamsiah, atau menurut penanggalan Masehi, hari itu bertepatan dengan tanggal 1 April tahun 1979, berlangsung sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa Iran.
Menyusul kemenangan Revolusi Islam di bawah pimpinan Imam Khomeini, dilangsungkan sebuah referendum monumental untuk membentuk pemerintahan baru hasil pilihan rakyat selepas tumbangnya rezim diktator Shah Pahlevi. Hasil referendum tersebut menunjukkan bahwa 98, 2% rakyat Iran memilih untuk bernaung di bawah sebuah pemerintahan Islami.
Sejak gerakan revolusi mencapai kemenangannya, rakyat Iran sebenarnya sudah diketahui menginginkan sebuah pemerintahan Islami. Akan tetapi, untuk membungkam berbagai agitasi kaum arogan dunia, Imam Khomeini tetap memerintahkan penyelenggaran referendum ini.
Dengan hasil seperti ini, negara-negara Barat betul-betul kehilangan isu politik untuk mengguncang pemerintahan Islami di Iran. Karena berdirinya sebuah pemerintahan religius yang berlandaskan nilai-nilai Islam ini didukung oleh mayoritas mutlak rakyat Iran.