Lintasan Sejarah 3 April 2017
Hari ini, Senin tanggal 3 April 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 5 Rajab 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 14 Farvardin 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Abu Yusuf Yaqub bin Ishaq Gugur Syahid
1194 tahun yang lalu, tanggal 5 Rajab 244 HQ, Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq yang terkenal dengan nama Ibnu Sikkit, ilmuwan dan ahli bahasa terkemuka muslim, gugur syahid akibat dibunuh oleh salah satu penguasa Dinasti Abasiah.
Ibnu Sikkit dilahirkan di Khozestan di barat daya Iran dan kemudian bersama keluarganya pergi ke Baghdad.
Di sana, ia belajar kepada ulama-ulama terkemuka pada zaman itu. Kemasyhuran Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq menyebabkan khalifah Mutawakil memintanya untuk mengajar anaknya. Namun, karena Ibnu Sikkit mengajarkan kecintaan terhadap Ahlul Bait Rasulullah, khalifah Mutawakil akhirnya membunuhnya.
Ibnu Sukait meninggalkan lebih dari 20 jilid buku yang di antaranya berjudul "Islahul Mantiq" dan sebuah buku kumpulan syair.
Sri Sultan Hamengkubuwono IV Lahir
213 tahun yang lalu, tanggal 3 April 1804, Sri Sultan Hamengkubuwono IV dilahirkan.
Sri Sultan Hamengkubuwono IV adalah raja Kesultanan Yogyakarta yang memerintah pada tahun 1814 - 1822. Nama aslinya adalah Raden Mas Ibnu Jarot, putra Hamengkubuwana III yang lahir dari permaisuri tanggal 3 April 1804. Ia naik takhta menggantikan ayahnya pada usia sepuluh tahun, yaitu tahun 1814. Karena usianya masih sangat muda, Paku Alam I ditunjuk sebagai wali pemerintahannya.
Pada pemerintahan Hamengkubuwono IV, kekuasaan Patih Danurejo IV semakin merajalela. Ia menempatkan saudara-saudaranya menduduki jabatan-jabatan penting di keraton. Keluarga Danurejan ini terkenal tunduk pada Belanda. Mereka juga mendukung pelaksanaan sistem Sewa Tanah untuk swasta, yang hasilnya justru merugikan rakyat kecil.
Pada tanggal 20 Januari 1820 Paku Alam I meletakkan jabatan sebagai wali raja. Pemerintahan mandiri Hamengkubuwono IV itu hanya berjalan dua tahun karena ia tiba-tiba meninggal dunia pada tanggal 6 Desember 1822 saat sedang bertamasya. Oleh karena itu, Hamengkubuwono IV pun mendapat gelar anumerta Sultan Seda ing Pesiyar.
Kanselir Jerman Bismark Disingkirkan
127 tahun yang lalu, tanggal 3 April tahun 1890, Kanselir Jerman Bismark dicopot dari jabatannya oleh Raja William II.
Bismark sebenarnya memilik jasa yang sangat besar terhadap negaranya. Ia dicatat oleh para sejarawan sebagai tokoh pemersatu Jerman. Karena kehebatannya, ia dijuluki sebagai Kanselir Besi. Ketika Raja Wiliam II naik tahta, kedua tokoh utama Jerman itu sering terlibat banyak pertengkaran. Akhirnya, William II memaksa Bismark mengundurkan diri dari jabatannya.
Bismark kemudian menjalani kehidupan di rumahnya dan menulis sebuah buku berjudul "Pengetahuan dan Pemikiran". Buku yang lebih merupakan wasiat politik itu ditulisnya dalam tiga jilid. Dalam buku itu, Bismark menuliskan sejumlah kritikannya kepada sistem Imperium Jerman. Bismark meninggal dunia pada tahun 1898.
Abbas Sahab, Bapak Geografi Iran Meninggal Dunia
17 tahun yang lalu, tanggal 14 Farvardin 1379 HS, Abbas Sahab, Bapak Geografi Iran meninggal dunia di usia 79 tahun.
Profesor Abbas Sahab lahir pada 3 Dey 1300 Hs (24 Desember 1921) di sebuah desa dekat kota Tafresh, provinsi Markazi. Ia memulai pendidikannya sejak usia 4 tahun dan pada usia 10 tahun bersama ayahnya pindak ke kota Tehran.
Potensinya di bidang geografi mulai diketahui sejak berada di Tehran, sehingga pada usia 15 tahun ia telah berhasil membuat peta Tehran. Peta Tehran dan kota-kota lainnya yang dibuat oleh Abbas Sahab menjadi cikal bakal didirikannya lembaga geografi Iran pada tahun 1324 Hs.
Lembaga Geografi Iran di tangan Abbas Sahab tampil menjadi perpustakaan geografi paling kaya di Timur Tengah dengan memiliki 18 ribu jilid buku, 15 ribu jilid majalah geografi dan ratusan bola bumi dan atlas besar dan kecil dalam pelbagai bahasa. Sejak waktu itu Lembaga Geografi Iran mengikuti banyak pameran.
Selama bertahun-tahun beraktivitas di Lembaga Geografi Iran, lembaga yang dipimpinnya ini berhasil mencetak buku, terjemah dan memperbanyak naskah kuno karya-karya sastra dan geografi.
Profesor Abbas Sahab akhirnya diangkat sebagai Bapak Geografi Iran dan dikenal sebagai pendiri percetakan atlas dan produsen bola bumi dalam bahasa Persia serta penulis puluhan atlas geografi.