Lintasan Sejarah 13 April 2017
Hari ini, Kamis tanggal 13 April 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 15 Rajab 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 24 Farvardin 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Perubahan Kiblat Kaum Muslimin
1436 tahun yang lalu, tanggal 15 Rajab 2 HQ, atas perintah Allah, kiblat umat Islam dipindahkan dari Baitul Maqdis ke Ka'bah di Mekah.
Sebelumnya, kaum Yahudi selalu mencela kaum Muslimin karena kiblat mereka juga berada di Baitul Maqdis. Celaan seperti ini menimbulkan kesedihan di hati kaum Muslimin, terutama Rasulullah Saw.
Allah Swt kemudian memerintahkan umat Islam agar memindahkan kiblat salat mereka ke Ka'bah dengan menurunkan wahyu surat al-Baqarah ayat ke-144.
Muawiyah bin Abi Sufyan Meninggal Dunia
1378 tahun yang lalu, tanggal 15 Rajab 60 HQ, Muawiyah bin Abu Sufyan, pendiri dinasti Bani Umayah meninggal dunia.
Muawiyah bin Abu Sufyan dilahirkan 15 tahun sebelum Hijriah dan masuk Islam pada saat penaklukan kota Mekah di tahun 8 Hijriah. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab, ia meraih poisi sebagai Gubernur Syam. Untuk memperluas kekuasaannya, ia melancarkan perang terhadap khalifah ke-4, Imam Ali as. Perang tersebut dinamakan perang Shiffin.
Setelah syahidnya Imam Ali, dengan berbagai taktik licik, ia memporak-porandakan barisan pendukung Imam Hasan, penerus Imam Ali, sehingga Imam Hasan terpaksa mengikat perjanjian damai dengan Muawiyah. Sejak saat itu hingga 19 tahun kemudian, Muawiyah menjadi khalifah umat Islam yang sangat despotik. Pengikut dan keluarga Ahlul Bait Rasuluh dikejar-kejar dan dibunuh.
Sepeninggal Muawiyah, kekuasaan dipegang oleh putranya Yazid yang memerintah kaum muslimin dengan lebih kejam lagi.
Wafatnya Sayidah Zainab Al-Kubra sa
1376 tahun yang lalu, tanggal 15 Rajab 62 HQ, Sayidah Zainab sa, cucu Rasulullah Saw, setelah melalui penderitaan hidup yang amat besar, meninggal dunia.
Sayidah Zainab lahir pada tahun 6 Hijriah dan dibesarkan dengan ajaran Ilahi oleh orangtuanya, yaitu Imam Ali as dan Fahimah az-Zahra, putri Rasulullah.
Pada tahun 61 Hijriah, beliau mendampingi kakaknya, Imam Husein as yang dikejar-kejar oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Sampai akhirnya, rombongan Imam Husain yang terdiri dari 72 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tiba di padang Karbala dan bertempur melawan pasukan Yazid yang berjumlah ribuan orang itu.
Setelah Imam Husain gugur syahid, Sayidah Zainab berperan sebagai penyampai pesan perjuangan abadi Imam Husein kepada umat manusia.
Perang Saudara di Lebanon Dimulai
42 tahun yang lalu, tanggal 13 April tahun 1975, perang saudara di Lebanon meletus dengan adanya serangan kelompok ekstrim Kristen Phalangist terhadap sebuah bis yang mengangkut warga Palestina dan menewaskan 30 orang di antaranya.
Akibat serangan ini, kaum Muslim dan Nasionalis Lebanon bangkit melawan kelompok Phalangist.
Beberapa waktu kemudian, menyusul serangan yang dilakukan kelompok ini terhadap kamp pengungsian Palestina di Libanon, warga Palestina pun ikut terjun dalam perang tersebut. Perang saudara ini sesungguhnya diprovokasi oleh rezim Zionis dengan tujuan agar kaum muslim Lebanon dan warga Palestina teralihkan perhatiannya dari rezim Zionis.
Perang saudara di Lebanon berakhir tahun 1999 dengan ditandatanganinya perjanjian Thaif oleh pihak-pihak yang berseteru.
Ayatullah Mojtaba Hatami Lankarani Wafat
31 tahun yang lalu, tanggal 24 Farvardin 1365 HS, Ayatullah Mojtaba Hatami Lankarani meninggal dunia dalam usia 75 tahun.
Ayatullah Mojtaba Hatami Lankarani lahir di Isfahan pada tahun 1290 HS. Di awal masa mudanya beliau pergi ke Najaf al-Asyraf untuk melanjutkan studinya. Di Najaf beliau belajar kepada para ulama seperti Ayatullah Mirza Naini, Ayatullah Ziauddin Iraqi, Ayatullah Mohammad Hossein Gharavi, Sayid Abolhassan Isfahani dan Allamah Mohammad Javad Balagh, sehingga mencapai derajat keilmuan yang tinggi. Kemudian beliau mengajar di Najaf dan mendidik banyak murid.
Ayatullah Hatami Lankarani pernah tinggal di Samarra beberapa waktu sampai akhirnya pada tahun 1350 SH harus meninggalkan negara itu dan kembali ke tempat lahirnya atas paksaan pemerintah Irak. Beliau mengajar ilmu agama di Isfahan dan berdakwah sampai akhir hayatnya.