Lintasan Sejarah 3 Juli 2017
Hari ini, Senin tanggal 3 Juli 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 8 Syawal 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 12 Tir 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Syekh Yusuf, Pahlawan Nasional Lahir
391 tahun yang lalu, tanggal 3 Juli 1626, Syekh Yusuf Tajul Khalwati, Pahlawan Nasional Indonesia terlahir ke dunia di kota Gowa, Makasar.
Syekh Yusuf adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Nama ini diberikan oleh Sultan Alauddin, Raja Gowa, yang juga adalah kerabat ibu Syekh Yusuf. Nama lengkapnya setelah dewasa adalah Tuanta' Salama' ri Gowa Syekh Yusuf Abul Mahasin al-Taj al-Khalwati al-Makassari al-Banteni. Ia meninggal di Cape Town, Afrika Selatan, 23 Mei 1699 pada usia 72 tahun.
Pendidikan agama diperolehnya sejak berusia 15 tahun di Cikoang dari Daeng Ri Tassamang, guru kerajaan Gowa. Syekh Yusuf juga berguru pada Sayid Ba-lawi bin Abdul al-Allamah Attahir dan Sayyid Jalaludin al-Aidid.
Kembali dari Cikoang Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten dan Aceh. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa), yang kelak menjadikannya Mufti Kesultanan Banten. Di Aceh, Syekh Yusuf berguru pada Syekh Nuruddin ar-Raniri dan mendalami tarekat Qodiriyah.
Syekh Yusuf juga sempat mencari ilmu ke Yaman, berguru pada Syekh Abdullah Muhammad bin Abd al-Baqi, dan ke Damaskus untuk berguru pada Syekh Abu al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub al-Khalwati al-Quraisyi.
Theodore Hertzel Meninggal
113 tahun yang lalu, tanggal 3 Juli 1904, Theodore Hertzel, pendiri gerakan Zionisme Internasional, meninggal dunia.
Hertzel dilahirkan pada tahun 1860 di Budapest, Hongaria, dan kemudian ia pindah ke Austria. Di Austria, pemikiran Hertzel mengenai pendirian negara Yahudi yang independen semakin mengkristal. Ia kemudian pada tahun 1895 menuliskan hasil pemikirannya itu dalam sebuah buku berjudul Pemerintahan Yahudi.Dalam buku itu, Hertzel menuliskan pemikiran Zionisme berkenaan dengan perluasan kekuasaan dan keunggulan ras Yahudi di atas ras-ras lainnya.
Pada tahun 1897, Theodore Hertzel dan para pendukungnya mengadakan kongres di Swiss dan terbentuklah Organisasi Zionisme Internasional. Setelah Theodore Hertzel meninggal, gerakan zionisme terus berkembang dan akhirnya pada tahun 1948, gerakan zionis berhasil merealisasikan cita-cita ilegalnya dengan mendirikan rezim Israel di atas tanah air milik bangsa Palestina.
Wahabi Saudi Merusak Kuburan Baqi di Madinah
94 tahun yang lalu, tanggal 8 Syawal 1344 HQ, setelah Wahabi dan para pendukungnya menguasai kota Madinah, mereka kemudian merusak pekuburan Baqi yang berisikan kuburan para Imam Syiah dan banyak tokoh besar Islam.
Hingga masa itu, di setiap kuburan Imam Syiah atau tokoh besar Islam yang dikuburkan di Baqi dibangun kubah besar di atasnya. Tapi sejak kota Madinah dikuasai oleh Wahabi, mereka kemudian menghancurkan kuburan beserta kubah besar. Dengan demikian, umat Islam yang biasanya menziarahi kuburan-kuburan ini sejak saat itu dilarang melakukannya lagi.
Di pekuburan Baqi ada kuburan Imam Hasan Mujtaba as, Imam Ali Zainul Abidin as, Imam Muhammad Baqir as dan Imam Jakfar Shadiq as.
Aksi perusasakan Wahabi ini sangat menyedihkan umat Islam, terutama umat Islam Syiah. Selain merusak kuburan para Imam Syiah, mereka juga meratakan dengan tanah kuburan Abdullah dan Aminah as, ayah dan ibu Nabi Muhammad Saw, Imam Malik, imam mazhab Maliki, Abbas, paman Nabi Muhammad Saw, Ismail, anak Imam Jakfar Shadiq as dan lain-lain.
Perlu disebutkan juga bahwa berkuasanya kelompok Wahabi di Arab saudi merupakan peristiwa paling buruk yang terjadi dalam sejarah Islam di abad 14 Hijriah.
Pesawat Sipil Iran Ditembak AS
29 tahun yang lalu, tanggal 12 Tir 1367 HS, sebuah pesawat sipil Airbus milik Iran dalam perjalanannya dari Iran menuju Dubai ditembak rudal oleh kapal perang AS, USS Vincennes.
Seluruh penumpang pesawat bernomor Iran Air 655 itu beserta awak pesawatnya, yang keseluruhan berjumlah 298 orang, tewas. Peristiwa ini terjadi di akhir perang Irak-Iran.
Saat itu, kapal perang AS tersebut tengah berada di perairan Teluk Persia. AS menyatakan bahwa penembakan itu disebabkan karena kelalaian tentaranya. Namun mengingat kapal perang Vincennes milik AS itu memiliki perlengkapan yang sangat canggih, alasan tersebut sulit diterima. Yang lebih aneh lagi, setelah peristiwa itu, komandan kapal perang Vincennes tersebut malah diberi medali kehormatan oleh pemerintah AS.
Semua fakta ini, termasuk juga dokumen-dokumen resmi lainnya, menunjukkan bahwa penembakan terhadap pesawat sipil Iran oleh AS adalah sebuah kesengajaan.