Jan 24, 2018 14:07 Asia/Jakarta

Sebelumnya kami telah membahas pembangunan berkelanjutan di dunia modern sebagai salah satu strategi penting bagi pelestarian lingkungan hidup. Hari ini kami akan menyoroti peran perempuan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dewasa ini lingkungan hidup menjadi salah satu pilar terpenting bagi pembangunan berkelanjutan di dunia dan untuk meraihnya diperlukan partisipasi sejati dan kesadaran masyarakat.

Dengan demikian tugas penting setiap pemerintahan dan masyarakat adalah menciptakan peluang tepat bagi partisipasi rakyat. Namun begitu di antara para ahli ada yang berpendapat, perempuan merupakan investasi besar bagi kelestarian lingkungan hidup, karena alam dan lingkungan merupakan bagian dari amanah Tuhan dan sepanjang sejarah, perempuan memainkan peran sebagai penjaga amanah tersebut.

Sejak awal sejarah manusia, perempuan pada dasarnya telah memberikan kontribusi kepada konservasi, penggunaan dan pengelolaan sumber daya alam. Di seluruh dunia mereka memainkan peran berbeda dari laki-laki: dalam mengelola lahan pertanian, tanaman, binatang dan hutan, dalam mengumpulkan dan mengelola air untuk   penggunaan domestik dan pendapatan, dalam pengumpulan dan penggunaan energi terbarukan. Dengan demikian, berarti mereka berkontribusi waktu, tenaga, keterampilan dan visi pribadi untuk keluarga dan pembangunan masyarakat. Pengalaman mereka yang luas membuat mereka menjadi sumber pengetahuan dan keahlian yang tak ternilai dalam hal pengelolaan lingkungan hidup dan tindakan yang tepat.

Komitmen, keberanian, ketahanan dan kesabaran  dari jutaan individu dan kelompok perempuan terorganisir di lingkungan mereka adalah luar biasa: ilmuwan perempuan, aktivis perempuan dan perempuan lokal di pedesaan dan perkotaan. Hari demi hari mereka melakukan tugas produksi dan reproduksi mereka, melanjutkan hubungan antara manusia dan lingkungan fisik, sehingga   mendemonstrasikan pemahaman   mendalam dan pengetahuan teknis mengenai karakteristik ekologi dari lingkungannya.

Lingkungan Hidup

Ruth Lilongula dari Solomon Islands mengatakan bahwa keanekaragaman hayati adalah sangat inti dari keberadaan kami dalam komunitas kami. Anda tidak dapat mengatakan berapa dolar nilainya karena ini adalah budaya dan kelangsungan hidup kami. Dalam   konteks ini keanekaragaman hayati yang tak ternilai… Kami menghargai lingkungan sebagai identitas kami, seperti halnya kami dan warisan yang diberikan kepada kami ... lingkungan kami berarti banyak hal, sebuah kelas, apotik, dan supermarket.

Ini hanya beberapa contoh dari banyak sekali yang menunjukkan interaksi perempuan dengan lingkungan. Namun: Diskusi tentang Perempuan dan Lingkungan Hidup telah menunjukkan jumlah perempuan dalam pengambilan keputusan mengenai lingkungan masih sangat terbatas - dengan beberapa pengecualian. Pengetahuan perempuan dan minat mereka sering diabaikan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, serta dalam sains dan teknologi; akses ke dan kontrol atas sumber daya terbatas dan terancam; kesehatan dan kesejahteraan mereka adalah yang paling banyak terkena pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Perempuan memiliki keterkaitan yang erat dengan lingkungan. Dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga, mereka lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan dan sumber daya alam. Dampak kerusakan lingkungan pun lebih sering dirasakan oleh perempuan. Contoh sederhana adalah ketersediaan air. Berkurangnya ketersediaan air lebih dirasakan kaum perempuan karena mereka merupakan pemakai air terbesar dalam rumah tangga.

Mayoritas mitos di era kuno diungkapkan dalam bentuk legenda perempuan. Banyak dewa di era kuno yang disembah manusia dalam bentuk perempuan, seperti dewi kecantikan, dewi air, dewi api, dewi penyembuh dan dewipertanian. Ini juga dapat disebut sebagai bukti sejarah dari peran perempuan di lingkungan hidup.

Apa sebenarnya yang dapat dilakukan perempuan untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan? Pertama, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Secara aktif. Perempuan dapat dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara memisahkan sampah rumah tangga berdasarkan jenisnya. Sampah dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu sampah organik dan nonorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah diuraikan oleh alam (proses penguraiannya memerlukan waktu singkat). Contohnya adalah sisa makanan dan sayuran. Sampah nonorganik adalah sampah yang sulit teruraikan oleh alam (proses penguraiannya memerlukan waktu lama). Contoh sampah nonorganik adalah plastik. Penanganan yang paling sesuai bagi sampah nonorganik adalah daur ulang (recycle) dan pemakaian ulang (reuse).

Lingkungan Hidup

Kedua, Produk Rumah Tangga Ramah Lingkungan. Perempuan memiliki peran dengan menentukan produk rumah tangga yang ramah lingkungan. Untuk memilih produk rumah tangga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, memilih produk pembersih yang menggunakan bahan aktif biodegradable. Bahan ini termasuk dalam kategori ramah lingkungan karena dapat terurai oleh pengolah limbah dan proses alamiah. Kedua, menghindari produk yang mengandung merkuri. Merkuri merupakan logam berbahaya yang sering ditambahkan dalam beberapa produk, seperti kosmetik, cat, dan baterai.

Ketiga, selain memilih produk rumah tangga ramah lingkungan, kepedulian perempuan dalam mengelola lingkungan juga dapat dilakukan dengan memilih alat-alat rumah tangga yang ramah lingkungan. Dalam memilih peralatan rumah tangga, utamakan untuk produk yang hemat energi. Sebaiknya, pilih juga alat pendingin (AC, kulkas) non-CFC karena bahan tersebut berpotensi merusak ozon.

Keempat, Pendidik Lingkungan Seorang perempuan atau ibu merupakan media edukasi pertama bagi anak-anak. Melalui ibu, pendidikan dan penyadaran mengenai kepedulian terhadap lingkungan dapat ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Dari penerapan pola pengelolaan sampah dan pemilihan produk yang ramah lingkungan yang dilakukan dalam sebuah keluarga, anak akan ikut terbiasa dalam menjaga lingkunganya. Dan jika nantinya kebiasaan dan kesadaran ini mengakar dalam diri anak-anak, maka pada masa depan akan terbentuk generasi yang peduli pada lingukungan.

Perempuan secara kodrati mempunyai naluri untuk memelihara sehingga akan lebih tekun dan lebih baik untuk menjaga lingkungan hidup dibandingkan kaum pria. Ada perbedaan yang membuat perempuan lebih bisa tekun dan lebih baik dalam memelihara lingkungan  yaitu  karena  perempuan  punya  naluri  untuk  memelihara. Isu-isu kemasyarakatan seperti pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi yang termaktub pada Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) juga  dekat dengan  kehidupan  perempuan.  Oleh karena  itu,  kaum  perempuan  mempunyai  potensi  yang  kuat  untuk  memberiperubahan  besar terutama terhadap lingkungan.

Dalam banyak hal, peran perempuan dalam pelestarian lingkungan hidup memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dalam memainkan perannya sebagai pengelola rumah tangga, perempuan tentunya akan lebih banyak waktu dan peluang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sumber daya alam sekitarnya. Kearifan perempuan dalam pengelolaaan lingkungan lebih banyak memiliki makna positif. Sayangnya selama ini peran tersebut masih sangat kurang dimaknai. Padahal dampak kerusakan lingkungan lebih sering dirasakan oleh perempuan. Contoh sederhana adalah ketersediaan air. Berkurangnya ketersediaan air lebih dirasakan kaum perempuan karena mereka merupakan pemakai air terbesar dalam rumah tangga.

Lingkungan Hidup

Perempuan sebagai bagian dari masyarakat harus mampu ikut berperan dalam pengawasan timbulnya kerusakan lingkungan hidup yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab harus juga menjadi perhatian kaum perempuan. Pemahaman  perempuan tentang lingkungan hidup merupakan pengetahuan yang wajib dimiliki oleh perempuan, sehingga perempuan dapat tanggap terhadap lingkungannya. Perempuan diharapkan dapat proaktif jika telah terjadi ketidakadilan dalam bentuk pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Melalui kelompok di luar pemerintah seperti LSM, perempuan dapat aktif mengawasi terjadinya kerusakan lingkungan hidup.

Dengan mencegah pencemaran dan perusakan yang diakibatkan oleh kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, perempuan dapat berkomitmen dalam menyelamatkan dan melestarikan fungsi lingkungan hidup. Kegiatan tersebut secara langsung berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup. Beberapa perubahan perilaku dapat dilakukan misalnya, upaya mitigasi terhadap pemanasan global dengan penurunan emisi gas rumah kaca dan peningkatan kapasitas penyerapan karbon, melalui gerakan penanaman pohon, penyelamatan ozon melalui penggunaan kosmetik yang alami tanpa gas pendorong seperti misalnya hair spray dan parfum.

Untuk itu sudah saatnya kini kaum perempuan lebih banyak berperan dan melakukan aktivitas yang lebih jauh dari sekedar membahas isu-isu lokal kepada isu-isu global, yaitu penyelamatan lingkungan hidup dari kerusakan yang semakin hari semakin bertambah parah. Mari pulihkan lingkungan kita, utamakan keselamatan rakyat dari bencana dan kerusakan lingkungan yang lebih besar.

Tags