Lintasan Sejarah 22 Februari 2018
Hari ini, kamis tanggal 22 Februari 2018 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 5 Jumadil Akhir 1439 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 3 Isfand 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Jalaluddin Rumi Wafat
767 tahun yang lalu, tanggal 5 Jumadil Tsani 672 HQ, Maulana Jalaluddin Muhamad Balkhi, yang lebih dikenal dengan nama Maulawi atau Rumi, meninggal dunia di kota Qaunie, yang kini termasuk ke dalam wilayah Turki.
Rumi adalah penyair paling legendaris dunia Islam abad ketujuh hijriah. Kemampuannya dalam menyusun kata-kata syair, serta makna irfani yang terkandung dalam bait-bait syairnya, hingga kini masih menjadi bahan penelaahan para kritikus sastra dunia.
Rumi dilahirkan tahun 604 hijriah di kota Balkh, Afghanistan utara. Kemudian, saat ia mulai menanjak usia remaja, Rumi bersama ayahnya pergi menuju Qaunie. Di kota itulah ayahandanya wafat. Rumi kemudian pergi menuju Damaskus dan Halab untuk menuntut ilmu-ilmu agama. Setelah merasa cukup, Rumi kembali ke Qaunie untuk mengajarkan apa yang pernah dipelajarinya. Beberapa tahun kemudian, Rumi bertemu dengan Syams Tabrizi, sufi paling terkenal saat itu. Perjumpaannya dengan Syams Tabrizi itu ternyata menimbulkan revolusi besar dalam jiwanya. Ia kemudian melakukan kehidupan zuhud dalam rangka pembersihan jiwa dan mulai menulis syair-syair berbahasa Persia yang berisikan hikmah dan ajaran-ajaran sufistik.
Karya Jalaluddin Rumi yang paling legendaris adalah kitab syair dalam bahasa Persia berjudul "Matsnawi Ma'nawi". Rumi juga menulis sejumlah buku lainnya, yang di antaranya berjudul "Fihi Ma Fihi", "Maktubat Maulana", dan "Ruba'iyat".
Dimulainya operasi Khaibar
34 tahun yang lalu, tanggal 3 Isfand 1362 HS (22 Februari 1984), dimulailah operasi Khaibar dalam perang Irak-Iran.
Dalam operasi yang dimulai dari kawasan Hurul Howeizeh di barat daya Iran itu, tentera Iran melintasi sungai dan lumpur untuk menduduki pulau minyak Majnoon yang berdekatan dengan kota Basrah di tenggara Irak.
Taktik militer rumit yang digunakan pasukan Iran dalam operasi ini menimbulkan kekaguman dari para pakar militer dunia. Operasi militer Khaibar membuktikan bahwa tentara muslim Iran memiliki kelebihan yang mencolok berbanding dengan tentara agresor Irak yang mendapat dukungan dari negara-negara Barat.
Ledakan di makam Imam Hadi dan Imam Hasan Askari as
12 tahun yang lalu, tanggal 22 Februari 2006 terjadi ledakan beberapa unit bom yang diletakkan para teroris di kompleks makam Imam Hadi as dan Imam Hasan Askari as di kota Samarra, utara Baghdad.
Ledakan bom itu telah menyebabkan kerusakan besar terhadap kedua tempat suci Islam ini.
Imam Hadi dan Imam Hasan Askari as adalah dua Imam besar keturunan Nabi Muhammad Saw. Tak heran bila kerusakan besar terhadap tempat suci ini telah menimbulkan kemarahan umat Islam, terutama mereka yang bermazhab Syiah.
Keamanan kota Samarra saat terjadinya peledakan bom itu berada di bawah tanggung jawab tentara Amerika. Oleh karena itu, banyak yang menyakini bahwa pelaku peledakan tempat suci ini bekerjasama dengan tentara Amerika dan tujuan dari aksi teror ini adalah untuk mewujudkan perang internal antarmazhab antara Syiah dan Sunni. Namun, kewaspadaan dan kesadaran rakyat Irak, khususnya berkat bimbingan ulama, konspirasi ini menemui kegagalan.