Lintasan Sejarah 4 Februari 2016
Hari ini, Selasa tanggal 4 Februari 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 24 Rabiul Tsani 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 15 Bahman 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Sayid Qasim al-Anwar, Penyair Dinasti Timurid Wafat
600 tahun yang lalu, tanggal 24 Rabiul Tsani 837 Hq, Sayid Qasim al-Anwar, penyair terkenal periode Dinasti Timurid yang berasal dari Tabriz meninggal dunia.
Ia belajar kepada ulama besar di masanya. Setelah itu selama beberapa tahun sempat tinggal di Herat, Afghanistan dan mengajar di sana. Perlahan-lahan ia semakin terkenal, sehingga banyak murid dari pelbagai kota ikut belajar kepadanya. Waktu itu semasa dengan kekuasaan Taimur dan anaknya Shahroukh.
Sayid Qasim kemudian ingin dibunuh oleh Shahroukh, sehingga ia meninggalkan kota Herat dan pergi ke Samarqand, Uzbekistan.
Karya sastra Sayid Qasim al-Anwar termasuk Diwan Ghazal dan beberapa Matsnawi, dimana naskah tulisan tangannya ada hingga sekarang. Ia juga meninggalkan sejumlah risalah Anis al-Arifin dan Anis al-Asyiqin.
Muhammad Shiddiqi Wafat
444 tahun yang lalu, tanggal 24 Rabiul Tsani tahun 993 hijriah, Muhamad bin Muhamad Shiddiqi, salah seorang ulama terkenal asal Mesir meninggal dunia.
Muhammad Shiddiqi dilahirkan dari keluarga ulama dan sejak kecil menunjukkan bakat dan minat yang sangat besar terhadap ilmu-ilmu keagamaan. Setelah menguasai sejumlah ilmu keagamaan, Shiddiqi kemudian mengajar di bidang fiqh, hadis, dan tafsir.
Di antara karya tulisannya adalah sebuah buku berjudul "Adabusy-Syaikh Wal-Murid".
Hamengkubuwana VII Lahir
177 tahun yang lalu, tanggal 4 Februari 1839 Raden Mas Murtejo yang lebih dikenal dengan Hamengkubuwana VII dilahirkan. Ia naik takhta menggantikan ayahnya sejak tahun 1877.
Pada masa pemerintahan Hamengkubuwono VII, banyak didirikan pabrik gula di Yogyakarta, yang seluruhnya berjumlah 17 buah. Setiap pendirian pabrik memberikan peluang kepadanya untuk menerima dana sebesar Rp 200.000,00.
Masa pemerintahannya juga merupakan masa transisi menuju modernisasi di Yogyakarta. Banyak sekolah modern didirikan. Ia bahkan mengirim putra-putranya belajar hingga ke negeri Belanda. Pada tanggal 29 Januari 1920 Hamengkubuwono VII yang saat itu berusia lebih dari 80 tahun memutuskan untuk turun takhta dan mengangkat putra mahkota sebagai penggantinya.
Peletakan Batu Pertama Universitas Tehran
81 tahun yang lalu, tanggal 15 Bahman 1313 Hs dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Universitas Tehran. Rencana pembangunan Universitas Tehran pada tahun 1313 Hs telah diserahkan kepada Majlis Syura Melli dalam bentuk draf.
Universitas Tehran dibentuk dari sekolah-sekolah tinggi waktu itu seperti sekolah tinggi kedokteran, sekolah tinggi hukum dan sekolah tinggi sains. Universitas Tehran di awal pembentukannya mencakup 6 fakultas dengan nama, kedokteran, sosial, pendidikan, politik, ekonomi dan teknik. Rektor Universitas Tehran sejak awal pendiriannya hingga tahun 1317 Hs dipegang oleh Doktor Isa Seddighi dengan dibantu oleh Doktor Ali Asghar Hekmat.
Independensi Universitas Tehran dari sisi manajemen dan teknik terjadi di masa kementerian Doktor Ali Akbar Siyasi pada 1321 Hs dan untuk pertama kali sesuai dengan undang-undang independensi universitas, dekan fakultas dipilih dari para dosen dengan pemilihan yang berlangsung di antara mereka. Sementara rektor juga dipilih dari para dekan lewat Dewan Universitas.
Konferensi Yalta Diselenggarakan
71 tahun yang lalu, tanggal 4 Februari tahun 1945, menyusul semakin dekatnya kejatuhan Jerman dalam Perang Dunia Kedua, diadakan Konferensi Yalta di Semenanjung Crimea, Uni Soviet.
Peserta konferensi ini adalah Winston Churchill dari Inggris, Joseph Stalin dari Soviet, dan Presiden Roosevelt dari Amerika Serikat. Para peserta konferensi menegaskan kembali kesepakatan yang telah diambil dalam Konferensi Casablanca mengenai penyerahan tanpa syarat Jerman. Selain itu, dalam Konferensi Yalta juga disepakati rencana untuk membagi Jerman ke dalam empat wilayah pendudukan oleh Amerika, Inggris, Perancis, dan Soviet.
Keputusan penting lain dalam konferensi ini adalah disepakatinya sidang pembentukan PBB di San Francisco pada bulan April 1945 dan kesepakatan tentang adanya hak veto yang dimiliki oleh ketiga negara tersebut dalam Dewan Keamanan yang akan dibentuk dalam organisasi PBB. Namun kesepakatan Yalta dalam beberapa bulan telah bubar dan dimulailah perang dingin antara AS dan Soviet.
Konferensi Pers Shapour Bakhtiar
37 tahun yang lalu, tanggal 15 Bahman 1357 Hs, lima hari setelah kembalinya Imam Khomeini ke Iran dan menyampaikan keputusan beliau untuk mendirikan pemerintahan sementara yang bertugas untuk mempersiapkan dilaksanakannya referendum, Perdana Menteri Shapour Bakhtiar mengadakan sebuah konferensi pers.
Dalam konferensi pers itu, Shapour Bakhtiar berusaha menenangkan rakyat Iran dan membujuk rakyat untuk berpaling dari perjuangan Revolusi Islam. Dalam konferensi pers itu, Bakhtiar juga menyatakan tidak akan membiarkan Imam Khomeini mendirikan sebuah pemerintahan sementara.
Sementara itu, gelombang demonstrasi semakin meningkat di kalangan rakyat Iran. Satu demi satu pejabat tinggi pemerintah, anggota parlemen, dan pasukan militer mengundurkan diri. Dengan demikian, seruan Shapour Bakhtiar dalam konferensi pers itu tidak mencapai hasil dan secara praktis dia telah kehilangan kontrolnya atas negara.