Okt 11, 2018 10:28 Asia/Jakarta
  • teknologi nano
    teknologi nano

Teknologi Nano mungkin adalah salah satu dari sedikit teknologi yang sama sekali tidak dikenal di Iran sebelum kemenangan Revolusi Islam, bahkan di dunia. Akan tetapi poin penting yang perlu diperhatikan adalah, sejak lahirnya teknologi baru ini di dunia, Republik Islam Iran menjadi satu dari sejumlah kecil negara yang segera berusaha menguasainya.

Republik Islam Iran, sekarang menjadi salah satu negara dunia yang mengalami kemajuan cukup gemilang hingga menduduki peringkat keenam dunia. Teknologi Nano membawa pengaruh besar terhadap kehidupan manusia dan karena tidak terbatas hanya pada satu bidang ilmu tertentu saja, teknologi ini mampu menciptakan beragam kegunaan termasuk di bidang elektronik, kedokteran, lingkungan hidup dan yang lainnya.

Saat ini, Iran berada di peringkat keenam dunia di bidang produksi ilmu pengetahuan, penyebaran dan pengembangan teknologi Nano. Selain itu, Iran juga berhasil memproduksi 330 jenis produk Nano yang sudah diekspor ke 15 negara dunia.

Menurut Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan, UNCTAD, kemajuan Iran di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dalam beberapa tahun terakhir, cukup pesat.

Berdasarkan laporan UNCTAD, dalam beberapa dekade terakhir, Iran telah melakukan sejumlah upaya signifikan dalam penguatan sektor pendidikan, khususnya di bidang ilmu-ilmu dasar, teknik dan bidang-bidang terkait.

Iran juga, masih menurut laporan itu, berhasil mengembangkan sebuah pondasi kokoh investasi sumber daya manusia dengan level tinggi terkait kesetaraan gender di jenjang pendidikan tinggi dan pascasarjana, dibandingkan negara-negara Asia Barat lainnya.

Kemampuan sumber daya manusia Iran di bidang teknologi tercatat dalam sejumlah pemeringkatan dunia, salah satunya dalam laporan Indeks Inovasi Global, GII, jumlah lulusan universitas Iran jurusan sains, teknik, manufaktur dan konstruksi, terbanyak kedua di dunia tahun 2014. Peringkat Iran berada di atas negara-negara seperti Tunisia, Brunei Darusalam dan Qatar.

UNCTAD mengumumkan, Iran di tahun 2000 memasuki gelombang kedua kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu upaya-upaya berkelanjutan untuk mengembangkan infrastruktur sekolah dan universitas, laboratorium, taman sains dan pusat-pusat peningkatan iptek di Iran terus dilakukan. Hingga tahun 2016, taman-taman sains di Iran mencapai 39 buah dan ada sekitar 1.700 pusat peningkatan iptek yang aktif di negara ini.

UNCTAD

Peringkat Iran menurut GII, dalam rentang waktu antara tahun 2014-2016 mengalami perbaikan dan seiring dengan terkoreksinya peringkat Iran dalam Indeks Inovasi Global, GII bidang ekonomi, dari posisi 120 di tahun 2014, ke posisi 78 dunia di tahun 2016, menunjukkan bahwa Iran berhasil melakukan lompatan 42 tangga.

Bioteknologi, sebagai salah satu cabang teknologi penting dunia dalam beberapa dekade terakhir, menjadi perhatian serius masyarakat internasional. Bersamaan dengan masuknya teknologi ini ke lingkungan universitas, meski teknologi tersebut terhitung baru, namun para peneliti Iran dalam waktu yang tidak terlalu lama, berhasil mencapai sejumlah kemajuan berarti.

Iran juga berhasil meraih peringkat pertama di Timur Tengah dengan memproduksi lebih dari tiga milyar vaksin untuk manusia dan hewan ternak dalam 65 jenis yang merupakan indikasi keberhasilan para peneliti Iran di bidang bioteknologi. Hanya di tahun 2010 saja, 100 produk bioteknologi berhasil diproduksi di Iran dan menurut sejumlah prediksi, jumlah ini akan ditingkatkan menjadi 500 produk.

Selain itu, kemajuan-kemajuan yang dicapai Iran di bidang sel punca dan pengobatan regeneratif, meski terbilang bidang ilmu baru, namun menunjukkan kemampuan tinggi para peneliti negara ini.

Mahasiswa jurusan bioteknologi dan kedokteran Iran dengan memanfaatkan teknologi ini, berhasil membawa negara mereka ke peringkat 10 terbaik dunia di bidang teknologi dan riset sel punca.

Para peneliti Iran juga berhasil menggunakan sel punca bahkan dalam operasi transplantasi sumsum tulang, kulit dan operasi perbaikan jaringan jantung yang rusak, juga dalam riset kloning sel punca.

Penggunaan sel punca dalam operasi transplantasi kornea mata, atau terapi Platelet Rich Plasma, PRP, pembiakan sel punca tali pusat untuk pengobatan kanker atau kerusakan jaringan jantung, saraf dan sel-sel tulang, pengobatan tulang belakang, kloning dan produksi sel-sel punca janin, termasuk prestasi besar Iran dalam teknologi ini.

Royana, kambing kloning pertama Iran yang lahir tahun 2006, adalah kesuksesan pertama negara ini di bidang kloning. Setelah itu lahir kambing kloning berikutnya yang dinamai Hana pada tahun 2010 dengan menggunakan teknik serta teknologi yang digunakan pada kambing Royana, namun sudah mengalami optimalisasi. Ini adalah kesuksesan kedua yang diraih para peneliti Iran di bidang kloning.

sel punca

Produksi sel induk pluripoten diinduksi, IPS pada tahun 2008, penggunaan sel dalam pemulihan dan pengobatan penderita penyakit Vitiligo untuk pertama kalinya dilakukan di Iran.

Pendirian bank darah tali pusat pertama Iran juga di tahun 2008, kloning pertama domba transgenik yang memiliki gen F9 (faktor 9) koagulasi darah manusia tahun 2009, kloning domba transgenik pertama yang memiliki gen TPA manusia tahun 2010, di antara kesuksesan lain Iran di bidang ini.

Di bidang kedokteran, sejumlah banyak prestasi berhasil diraih Iran. Sekarang ini, Iran dari sisi peningkatan harapan hidup, penurunan angka kemantian ibu dan bayi, penambahan jumlah mahasiswa kedokteran, kemajuan di bidang medis canggih, produksi obat-obatan berdasarkan teknologi terkini, termasuk negara unggul dunia. Tingkat harapan hidup sebelum Revolusi Islam Iran antara 54-57 tahun, namun sekarang setelah 38 tahun kemenangan Revolusi Islam, meningkat menjadi 79 tahun.

Sebelum Revolusi Islam di seluruh penjuru Iran, hanya terdapat 5.890 pakar yang 67 persennya berada di Tehran, namun sekarang berdasarkan data Kementerian Kesehatan Iran, negara ini memiliki 78.000 dokter umum, 36.000 dokter spesialis dan subspesialis, 24.000 dokter gigi umum, 2.000 dokter gigi spesialis, 19.000 pakar farmasi, 1.200 pakar laboratorium, 35.000 bidan dan 15.000 pemegang izin bidang kesehatan.

Saat ini sekitar 30.000 mahasiswa Iran belajar di jurusan kedokteran umum dan diperkirakan jumlah dokter umum di Iran akan bertambah sebanyak 4.000 orang setiap tahunnya. Di sisi lain, sekitar 10.000 dokter umum Iran sekarang tengah menyelesaikan studi pascasarjana di berbagai jurusan.

Industri obat di Iran mengalami kemajuan pesat pasca Revolusi Islam. Di masa ini dibangun 5-6 perusahaan farmasi besar di Iran dan setelah dua dekade, industri obat Iran mulai memproduksi obat-obatan bioteknologi dan produk-produk terkait yang dibutuhkan masyarakat penderita penyakit khusus. Saat ini, 34 jenis obat bioteknologi yang dibutuhkan masyarakat diproduksi di dalam Iran sendiri.

Di bidang transplantasi sumsum tulang, Iran adalah negara kedua setelah Italia yang melakukan operasi transplantasi sumsum tulang terbanyak di dunia. Sejak 24 tahun lalu, lebih dari 5.373 operasi transplantasi sel punca darah dan sumsum tulang dilakukan di rumah sakit Syariati, Tehran dan setiap tahun rata-rata 700 kali operasi transplantasi semacam ini dilakukan di Iran. []