Nov 15, 2018 15:46 Asia/Jakarta
  • Masjid Jamek Borujerd.
    Masjid Jamek Borujerd.

Masjid adalah rumah ibadah, madrasah pendidikan, basis pergerakan umat, dan tempat untuk menimba ilmu politik. Masjid adalah tempat berkumpulnya insan yang taat dan pencari hidayah, kesempurnaan spiritual, dan kebenaran. Kebersamaan kaum Muslim di rumah Allah Swt akan melahirkan sebuah kekuatan yang bisa dimanfaatkan di berbagai bidang, termasuk budaya.

Musuh menyusun banyak rencana untuk melancarkan serangan budaya di tengah umat Islam. Mereka menggunakan semua sarana modern untuk melakukan serangan masif ini. Di sini, kaum Muslim memerlukan perencanaan yang baik dan benteng yang kokoh untuk menangkal serangan, dan salah satu dari benteng itu adalah masjid.

Masjid – sebagai basis penguatan ideologi, makrifat, dan budaya umat – akan mampu menggagalkan skenario musuh. Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra berkata, "Jika masjid dan pusat komando Islam ini kuat, kalian tidak perlu takut terhadap Phantom (jet tempur)! Tidak perlu takut terhadap AS dan Uni Soviet! Kalian perlu takut ketika kalian telah berpaling dari Islam dan masjid."

Diperlukan pengenalan yang cukup untuk membela sebuah budaya. Jika masyarakat di suatu negara mengenal baik budayanya (titik kuat dan titik lemah), maka budaya asing tidak akan bisa menguasai budaya lokal dan mendistorsi sistem nilai-nilai mereka.

Masjid dengan mengajarkan budaya agama, telah memberikan pengenalan yang cukup tentang budaya Islam kepada kaum Muslim. Pengenalan ini akan memperkuat akidah mereka serta menumbuhkan rasa percaya diri untuk membela nilai-nilai dan menangkal serangan budaya asing. Masjid bisa memperkuat komitmen masyarakat Muslim dan menumbuhkan fanatisme agama dalam melawan invasi budaya.

Di masjid, kegiatan keagamaan dan ceramah, kajian tafsir al-Quran, pengenalan sejarah para tokoh agama, dan kelas-kelas pendidikan, dapat menjadi faktor penting dalam menangkal serangan budaya. Para pemuda akan mudah untuk meniru gaya dan budaya Barat ketika tidak memiliki pengetahuan agama dan tidak mengenal budaya orisinil Islam.

Jika para da'i dan khatib mampu menyajikan makrifat agama melalui metode kreatif dan sesuai dengan kebutuhan kaum milenial, tentu saja masjid akan menjadi benteng terbaik untuk membela agama Islam.

Salah satu ruangan di Masjid Jamek Borujerd.

Mimbar masjid juga bisa menjadi salah satu wadah untuk menyampaikan amar makruf dan nahi munkar serta mengkritik program-program pemerintah. Dalam Islam, masyarakat berkewajiban untuk mengingatkan penguasa tentang amar makruf dan nahi munkar, sama seperti kewajiban mereka terhadap sesama. Masjid sebagai tempat yang netral dapat memikul risalah penting ini dan mengingatkan penguasa.

Bagi kaum mukmin, masjid adalah tempat untuk memperkuat persatuan dan solidaritas serta mempertebal dimensi spiritual. Kehadiran aktif di masjid dengan sendirinya akan mencegah banyak orang dari melakukan dosa dan penyimpangan.

Sejarah Masjid Jamek Borujerd (Jameh Mosque of Borujerd)

Masjid Jamek Borujerd adalah salah satu masjid pertama di Iran yang dibangun pada abad kedua dan ketiga Hijriyah. Masjid ini terletak di kota Borujerd, Provinsi Lorestan, Iran Barat. Beberapa sejarawan percaya masjid ini berdiri di atas bekas kuil api kuno Dinasti Sassanid pra-Islam, tetapi penggalian arkeologi tidak menemukan bukti apapun untuk memperkuat klaim ini.

Menurut sebuah dokumen sejarah, Gubernur Borujerd Hamulah ibn Ali Borujerdi mengundang salah satu petinggi Dinasti Abbasiyah, Abu al-Dulaf ke kota Borujerd dan kemudian membawanya ke bekas kuil api untuk membangun masjid. Setelah mengunjungi lokasi, Abu al-Dulaf berkata, "Ini Masjid al-Atiq."

Masa pembangunan Masjid Jamek Borujerd terbagi dalam beberapa periode dan awal pengerjaannya dilakukan pada pertengahan abad ke-3 Hijriyah. Kompleks masjid ini terdiri dari sebuah masjid, tempat wudhu, depot air bawah tanah, gharib khaneh (penginapan untuk orang asing dan musafir), pemandian umum, dan beberapa bagian lain. Sebagian besar fasilitas ini telah dihancurkan atau diganti dengan bangunan baru.

Tempat wudhu berdekatan dengan masjid dan memiliki sebuah koridor untuk menuju ke rumah penginapan musafir. Di masa lalu, gharib khaneh dibangun untuk menampung para musafir dan orang terlantar yang membutuhkan tempat istirahat.

Masjid Jamek Borujerd termasuk salah satu dari beberapa masjid dengan satu gerbang utama yang diapit oleh dua menara, tetapi secara keseluruhan ia memiliki dua pintu masuk di sisi timur dan barat. Kedua pintu ini secara tidak langsung akan mengarahkan jemaah ke aula utama masjid.

Di sekitar halaman utama, pengunjung bisa menyaksikan beberapa ruangan yang dibangun sesuai dengan kondisi musim untuk memenuhi kebutuhan jemaah.

Mimbar Masjid Jamek Borujerd.

Para arsitek mampu membangun ruangan yang akan terasa hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas. Dengan cara ini, jemaah akan merasa nyaman dalam melaksanakan amal ibadahnya. Ruangan-ruangan ini sengaja dibangun lebih rendah dari seluruh bagian lain masjid sehingga bisa memberi rasa sejuk pada musim panas dan rasa hangat pada musim dingin.

Ruang untuk musim dingin dibangun selama periode Timurid. Para penguasa Safawi kemudian menambah pintu-pintu untuk akses ke sana. Seluruh bangunan masjid ini menggunakan batu bata dan hanya bagian tertentu yang memanfaatkan ubin mosaik untuk memberi keindahan lebih.

Sebuah kubah warna biru pirus dan dua menara dibangun di sisi selatan halaman masjid. Kubah dipercantik dengan beberapa lafal Allah Swt dengan ukuran besar dan terbentuk dari susunan ubin berwarna hitam. Ubin warna kuning disusun melingkari kubah dan membentuk dua garis. Beberapa jendela kisi sebagai ventilasi udara dibuat di bagian dasar kubah.      

Pemandangan unik lainnya di Masjid Jamek Borujerd adalah keberadaan sebuah mimbar kayu dengan sembilan anak tangga. Mimbar ini penuh dengan ukiran dan dibuat pada tahun 1068 H dan ditempatkan di serambi tengah masjid.

Masjid ini menyimpan banyak prasasti dan peninggalan sejarah. Prasasti tertua kembali ke periode akhir abad ke-3 dan permulaan abad ke-4 Hijriyah, yang menjelaskan tentang sejarah pembangunan masjid. Dua lempengan batu lainnya di serambi masjid juga kembali ke tahun 1209 H.

Masjid Jamek Borujerd dibombardir oleh jet tempur Irak selama perang yang dipaksakan rezim Saddam terhadap Iran. Pemboman ini menyisakan kerusakan parah dan kehancuran beberapa sudut dari ruangan utara masjid.

Masjid juga rusak parah selama gempa bumi dan banjir di kota Borujerd. Gempa bumi pada 2006 menghancurkan menara-menara dan kerusakan masjid mencapai 50 persen.

Saat ini Masjid Jamek Borujerd sedang direnovasi dan ia tetap menjadi salah satu daya tarik turis yang berkunjung ke Provinsi Lorestan. Bangunan masjid ini merupakan salah satu mahakarya sejarah Iran yang mengawinkan arsitektur Islam dan Iran kuno (Sassanid).

Kota Borujerd telah mempertahankan arsitektur dan gaya kunonya dengan keberadaan masjid, bazaar, dan rumah-rumah yang dibangun selama periode berbeda. (RM)

Tags