Jan 23, 2019 10:18 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 23 Januari 2019.
    Lintasan Sejarah 23 Januari 2019.

Ali Imad Ad-Daulah Ad-Dailaimi Wafat 1102 tahun yang lalu, tanggal 16 Jumadil Awal 338 HQ, Ali bin Buyeh yang dikenal dengan sebutan Imad ad-Daulah, pendiri Dinasti Alu Buyeh meninggal dunia.

Ali Imad ad-Daulah bersama dua adiknya Rokn ad-Din Hassan dan Moiz ad-Daulah Ahmad di awal kebangkitan mereka di kota Gilan dan Tabarestan membantu Makan Dailami dan setelah itu bergabung dengan Mardavich bin Ziyar.

 

Imad ad-Daulah kemudian diangkat Mardavich sebagai gubernur Karaj, tapi beberapa tahun kemudian mereka berselisih paham yang berujung pada perang di antara keduanya. Dengan meninggalnya Mardavich pada 323 HQ, Imad ad-Daulah menguasai Kerman dan perlahan-lahan menguasai Fars, Kerman dan daerah-daerah di sekitarnya.

 

Hal ini membuat pemerintahan Abbasiah terpaksa melepas seluruh daerah kekuasaannya di Iran. Tahun 329 HQ, Imad ad-Daulah berhasil mencapai daerah Tabarestan untuk menumpas penentangnya dan setelah itu menguasai Khouzestan.

 

Pada 337 HQ, Ali Imad ad-Daulah jatuh sakit dan segala urusan pemerintahan diserahkan kepada anak saudaranya dan setahun setelah itu ia meninggal dunia.

Gedung Knesset.

Knesset Mengumumkan Baitul Maqdis Sebagai Ibukota Israel

69 tahun yang lalu, tanggal 23 Januari 1950, Parlemen Israel Knesset mengumumkan Baitul Maqdis sebagai ibu kota Israel.

Pengumuman ini hanya berselang dua tahun dari terbentuknya rezim ilegal Israel.

Pengumuman ini langsung mendapatkan reaksi keras dari negara-negara Arab dan muslim karena Baitul Maqdis adalah salah satu kota suci umat Islam dan pernah menjadi kiblat shalat kaum Muslimin.

Akibat penentangan yang luas itu, upaya Israel untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara dunia terkait pemindahan ibu kota dari Tel Aviv  ke Baitul Maqdis itu tidak mendapatkan sambutan sebagaimana yang diharapkan. Negara-negara dunia enggan memindahkan kantor kedutaannya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis, dan hingga kini, ibu kota Israel tetap Tel Aviv.

 

Panitia Penyambutan Kepulangan Imam Khomeini Dibentuk

40 tahun yang lalu, tanggal 3 Bahman 1357 HS, dalam rangka menyambut kepulangan Pemimpin Besar Revolusi Islam, Iran Imam Khomeini dari Paris, sebuah panitia penyambutan dibentuk oleh para ulama dan tokoh-tokoh masyarakat Teheran.

Pembentukan panitia ini ternyata bukan hanya didukung oleh warga Teheran. rakyat Iran dari berbagai pelosok negeri juga berdatangan ke Teheran untuk menyatakan dukungannya kepada pembentukan panitia tersebut. Mereka juga datang ke Teheran sekaligus untuk langsung terlibat dalam upacara sambutan atas kedatangan pemimpin agung mereka.

Imam Khomeini ra saat tiba di Tehran dari Paris. (Dok)

Imam Khomeini ra Masuk Rumah Sakit Jantung Tehran

40 tahun yang lalu, tanggal 3 Bahman 1357 HS, Imam Khomeini ra masuk rumah sakit jantung Tehran.

Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, sebagaimana telah berjanji sebelumnya Imam Khomeini ra pada bulan Isfand 1357 HS pergi ke kota Qom untuk tinggal di sana. Namun penyakit jantung yang dideritanya membuat beliau pada 3 Bahman harus kembali dibawa ke rumah sakit jantung untuk melewati masa perawatannya di sana.

Imam Khomeini ra dirawat di Rumah Sakit Jantung Tehran selama 39 hari. Setelah melewati masa perawatan di sana, beliau kemudian tinggal untuk sementara waktu di daerah Darband, Tehran dan setelah itu pada 27 Ordibehesht 1359 Hs, beliau tinggal di sebuah rumah sederhana di daerah Jamaran.

Tags