Rusia: AS Tak Sabar Menanti Perang Pecah di Semenanjung Korea
(last modified 2024-10-16T12:25:49+00:00 )
Okt 16, 2024 19:25 Asia/Jakarta
  • Rusia: AS Tak Sabar Menanti Perang Pecah di Semenanjung Korea

Parstoday – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan Amerika Serikat, adalah satu-satunya negara yang meningkatkan bahaya pecahnya perang di Semenanjung Korea.

Maria Zakharova, Senin (14/10/2024) mengumumkan, Amerika Serikat, menciptakan ketegangan di berbagai wilayah dunia termasuk di Semenanjung Korea.
 
"Mereka (Amerika Serikat) tidak sabar, bahkan bermimpi melihat wilayah-wilayah tersebut terbakar," imbuh Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia. 
 
Statemen ini disampaikan Maria Zakharova, menanggapi permintaan Departemen Luar Negeri AS, atas Korea Utara, untuk menghentikan aksi-aksi yang menurut Washington, dapat meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
 
Dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh kehadiran drone-drone propaganda Korea Selatan, di udara Korea Utara, dan balon-balon sampah Korea Utara, di udara Korea Selatan, ketegangan dua negara memuncak.
 
Maria Zakharova, di akun media sosial Telegram menulis, "Sebuah metode klasik Amerika, provokasi situasi, setelah itu salahkan orang lain supaya mereka terpaksa melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehendaknya."
 
Ia menegaskan, Korea Selatan dan Jepang, yang merupakan "dua titik vital keamanan di kawasan" berada di bawah tekanan hebat AS, sehingga menyebabkan mereka tidak punya keinginan untuk membebaskan diri dari perbudakan yang diterapkan untuk mereka dalam permainan AS.
 
Sehubungan dengan hal ini, Andrey Rudenko, Deputi Menlu Rusia, mengabarkan kesiapan pemerintah Moskow, untuk memberikan dukungan militer terhadap Korea Utara.
 
Ditanya soal dukungan ini, Rudenko menjelaskan, "Berdasarkan perjanjian aliansi strategis Rusia dan Korea Utara, jika terjadi serangan terhadap Korut, maka Rusia, akan memberikan bantuan militer."
 
Di sisi lain, seorang analis militer Amerika meyakini bahwa alasan utama yang memicu ketegangan di Semenanjung Korea, adalah kehadiran pasukan Amerika Serikat di kawasan ini.
 
Sementara itu, Brian Berletic, mantan perwira Angkatan Laut AS, dalam wawancara dengan Sputnik, menyebut langkah AS, sebagai bagian dari program Washington, untuk menciptakan ketegangan di Semenanjung Korea.
 
Ia mengatakan, "Tujuan Amerika Serikat, meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea, adalah menjustifikasi kehadiran militer jangka panjang AS, di kawasan ini."
 
Analis Amerika ini menjelaskan, "Langkah-langkah provokatif semacam ini bukan hanya mengancam stabilitas kawasan, bahkan pada saat yang sama menjadi faktor untuk mengancam Cina." (HS)