Pendeta Gereja Assyria: Iran Tanah Kebajikan dan Kerukunan Antar-Agama
(last modified 2024-10-15T13:57:23+00:00 )
Okt 15, 2024 20:57 Asia/Jakarta
  • Pendeta Ninus Moghaddas-nia
    Pendeta Ninus Moghaddas-nia

Parstoday – Pendeta Gereja Presbiterian Injili Assyria Tehran, menilai peran para penganut agama dalam mewujudkan perdamaian dunia, tidak bisa diabaikan.

Pendeta Ninus Moghaddas-nia menekankan peran para penganut agama sebagai salah satu kekuatan untuk mewujudkan perdamaian, dan terjalinnya persahabatan di arena internasional.
 
Ia mengatakan, "Meskipun demikian, di Dunia Barat, selama berabad-abad, agama dan para penganutnya disingkirkan dari level tinggi pemerintahan, dan masyarakat."
 
Moghaddas-nia menambahkan, "Negara-negara Barat, tidak terlalu memperhatikan para penganut agama kecuali ketika pemilu atau saat akan merebut sekian ratus suara, maka saat itu mereka akan menaruh perhatian pada masalah-masalah agama."
 
"Akan tetapi terdapat tokoh-tokoh, dan komunitas agama yang aktif bekerja keras untuk mewujudkan interaksi, persahabatan antar-agama, dan bangsa-bangsa di dunia," ujarnya.
 
Pendeta Gereja Injili Assyria Tehran, terkait beberapa hambatan pemanfaatan maksimal kapasitas diplomasi agama menuturkan, "Tidak diragukan sejumlah kesalahpahaman di antara pengikut agama, merupakan hambatan terpenting."
 
Menurutnya, sampai saat ini masih banyak kesalahpahaman, dan prasangka yang dipelihara selama ratusan tahun, dan meracuni pemikiran manusia modern. Lebih baik agar semua pihak menerima bahwa mungkin dibutuhkan perbaikan, reformasi, dan pembaruan pandangan masing-masing mereka. Dunia hari ini bukanlah dunia abad-abad sebelumnya, dan hari ini manusia perlu untuk lebih mengenal satu sama lain.
 
Sehubungan dengan cara meningkatkan komunikasi agama dan mazhab Iran, dengan negara-negara lain di berbagai bidang seperti ekonomi, Moghaddas-nia menjelaskan,
 
Di Iran, kita menyaksikan diselenggarakannya puluhan seminar dan dialog antar-agama terutama dengan tiga aliran utama gereja dunia. Tidak diragukan delegasi-delegasi agamawan, dan teolog-teolog yang berkunjung ke Iran, yang beberapa hari mengunjungi kota-kota indah Iran, seperti Isfahan dan Shiraz, pandangannya berubah, dan memiliki kenangan indah terkait negara kami.
 
Ia melanjutkan, "Mungkin pandangan delegasi-delegasi agama ini tidak terlalu berpengaruh pada pemerintahan negara-negara mereka yang terkadang memusuhi Iran, tapi tidak diragukan hal ini akan berpengaruh positif pada anggota gereja, dan pandangan masyarakat mereka."
 
"Masyarakat-masyarakat Barat, terlepas dari apa yang mereka dengar dari media-media resmi negaranya, harus tahu bahwa Iran, adalah tanah kebajikan, keindahan, dan kerukunan seluruh agama, dan etnis. Setelah berkunjung ke Iran, mereka akan belajar banyak tentang kebudayaan kaya tanah ini," paparnya.
 
Pendeta Gereja Injili Assyria Tehran, juga berbicara seputar bantuan para pegiat bidang diplomasi kebudayaan, dan agama satu sama lain dari sudut pandang dalam dan luar negeri.
 
Moghaddas-nia menegaskan, "Para pegiat bidang keagamaan dan kebudayaan, pada kenyataannya punya tujuan yang sama yaitu meningkatkan kedudukan masyarakat. Menurut keyakinan saya, Badan Kebudayaan dan Komunikasi Islam Iran, harus bekerja keras, dan melakukan langkah terbaik di bidang ini. Dalam seminar-seminar Badan Kebudayaan dan Komunikasi Islam Iran, berulangkali kami menyaksikan kerja sama dan pertukaran pemikiran para tokoh dalam dan luar negeri yang di beberapa kasus, komunikasi ini berlanjut, dan memberikan hasil yang baik." (HS)