Feb 16, 2019 10:44 Asia/Jakarta
  • 16 Februari 2019
    16 Februari 2019

Hari ini, Sabtu 16 Februari 2019 bertepatan dengan 10 Jumadil Tsani 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 27 Bahman 1397 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.

Attar Neishabouri Tewas

822 tahun yang lalu, tanggal 10 Jumadil Tsani 618 QH, Fariruddin Attar Neishabouri, penyair dan sufi terkenal Iran tewas oleh pasukan Mongol yang menyerang kawasan Iran.

Attar terlahir ke dunia sekitar tahun 540 hijriah. Setelah ayahandanya meninggal dunia, Attar meneruskan profesi ayahnya sebagai penjual obat-obatan. Kecerdasaan Attar membuatnya mampu menjadi seorang dokter hanya dengan mempelajari secara otodidak masalah obat-obatan yang dijualnya.

Kekayaan dari hasil menjual obat-obatan dan kemahirannya sebagai dokter membuatnya menjadi orang yang berkecukupan. Akan tetapi, dalam sebuah fase kehidupannya, Attar mengalami perubahan kondisi kejiwaan secara revolutif.

Untuk itulah ia kemudian meninggalkan profesi dan segala kehidupan duniawinya. Attar kemudian melakukan perjalanan jauh. Dari Mekah yang berada Jazirah Arab, ia kemudian menyusuri kawasan Ma Wara'an Nahr. Sepanjang perjalanannya tersebut, Attar bertemu dengan sejumlah ‘urafa terkenal zaman itu.

Segala yang dijumpai sepanjang perjalanan itu ia tuangkan ke dalam tulisan-tulisan yang memiliki makna mendalam serta nilai kesusatraan yang sangat tinggi. Karya paling terkenal Attar adalah kitab syair berjudul "Mantiquth Thayr". Selain itu, karya Aththar yang lainnya adalah "Tadzkiratul Awliya", "Ilahi Name", "Asrar Name", dan "Mushibat Name".

Kuburan Fariruddin Attar Neishabouri

Wafatnya Faqih dan Filsuf, Ayatullah Sheikh Abdolhossein Rashti

65 tahun yang lalu, tanggal 27 Bahman 1332 HS, Ayatullah Sheikh Abdolhossein Rashti meninggal dunia dalam usia 79 tahun dan dimakamkan di pekuburan Wadi al-Salam, Najaf.

Ayatullah Sheikh Abdolhossein bin Isa Rashti lahir pada tahun 1253 Hs di kota Karbala. Semasa kecil ia mengikuti ayahnya ke kota Rasht dan mulai belajar agama tingkat dasar dan menengah di kota ini. Pada usia 20 tahun, Sheikh Abdolhossein Rashti pergi ke Tehran dan belajar kepada guru-guru besar seperti Sheikh Mohammad Hassan Ashtiani dalam bidang fiqih dan ushul fiqih. Ia juga belajar filsafat dan teologi kepada Sheikh Ali Nouri, Sayid Shihab ad-Din Tabrizi Shirazi dan Mirza Abolhassan Jelveh. Bersamaan dengan usahanya menuntut ilmu, Ayatullah Abdolhossein Rashti juga mengajar bahasa Arab.

Setelah tinggal selama 10 tahun di Tehran, Ayatullah Abdolhossein Rashti pergi ke Najaf dan ikut kuliah para guru besar di sana seperti Akhond Mulla Mohammad Kazem Khorasani, Sheikh al-Syariah Isfahani, Sayid Mohammad Kazem Yazdi sehingga mencapai derajat ijtihad. Setelah itu beliau sendiri mengajar fiqih tingkat tinggi khusus bagi para calon mujtahid.

Ayatullah Abdolhossein Rashti meninggalkan banyak karya ilmiah seperti penjelasan Kifayah al-Ushul, catatan pinggir al-Asfar, catatan pinggir Jawahir al-Kalam dan al-Makasib.

Sejarah

Syaikh Raghib Harb Gugur Syahid

35 tahun yang lalu, tanggal 16 Februari 1984, Syaikh Raghib Harb, imam Jumat kota Jabshiat di selatan Libanon, gugur syahid akibat teror dari rezim Zionis.

Syaikh Raghib Harb merupakan salah satu pendiri Gerakan Perjuangan Islam di Lebanon selatan dalam menentang rezim Zionis. Sebelumnya, beliau pernah ditahan rezim Zionis karena aktivitasnya dalam menggerakkan rakyat Libanon Selatan untuk melawan tentara Zionis yang menduduki daerah mereka. Namun, menyusul protes besar-besaran dari rakyat Libanon Selatan, Syaikh Raghib Harb kembali dibebaskan.

Setelah dibebaskan, beliau tetap meneruskan perjuangan melawan tentara Zionis sampai akhirnya gugur syahid.

Syaikh Raghib Harb

 

Tags