Jun 10, 2019 09:30 Asia/Jakarta
  • 10 Juni 2019
    10 Juni 2019

Hari ini, Senin 10 Juni 2019 bertepatan dengan 6 Syawal 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 20 Khordad 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.

Ibnu Bardis Meninggal Dunia

 

654 tahun yang lalu, tanggal 6 Syawal 786 HQ, Ibnu Bardis, seorang penyair dan ahli hadis, meninggal dunia.

 

Ibnu Bardis dilahirkan di Baalbek, Lebanon dan setelah menyelesaikan pendidikan dasar di kota kelahirannya, dia melanjutkan belajar ke  kota Damaskus, Suriah dan kemudian melakukan perjalanan ke berbagai negara Islam untuk menimba ilmu.

 

Ibnu Bardis dikenal taat beragama dan memiliki akhlak yang baik. Salah satu karya yang ditingggalkan Ibnu Bardis adalah buku berjudul "al-A'lam Fi Wafiyaatil A'lam".

Image Caption

 

Perang Enam Hari Arab-Israel Berakhir 

 

52 tahun yang lalu, tanggal 10 Juni 1967, perang enam hari Arab-Israel berakhir dengan gencatan senjata yang dimediatori oleh PBB.

 

Dalam usahanya untuk memperluas wilayah, rezim Zionis menyerang Mesir. Mesir melawan serangan Zionis ini dengan dukungan Suriah, Yordania, Irak, Kuwait, dan Aljazair. Namun, hanya dalam dua hari sejak dimulainya perang, pasukan Israel berhasil merebut kota Yerusalem dari Yordania.

 

Menjelang berakhirnya pertempuran, pasukan Israel telah menduduki seluruh tanah Palestina, termasuk Jerusalem Timur,  Jalur Gaza, dan Tepi Barat, Semenanjung Sinai milik Mesir, dan Dataran Tinggi Golan milik Suriah. Dengan demikian, wilayah yang diduduki Israel telah bertambah hampir empat kali lipat dari wilayah yang semula diserahkan kepadanya dalam Rencana Pembagian PBB tahun 1947.

Bani Sadr

 

Imam Khomeini Memecat Bani Sadr dari Panglima Tertinggi

 

38 tahun yang lalu, tanggal 20 Khordad 1360 HS, Imam Khomeini ra memecat Bani Sadr dari jabatan Panglima Tertinggi Militer.

 

Terpilihnya Bani Sadr sebagai Presiden Iran pada 1358 HS, mulai muncul masalah pemilihan perdana menteri dan pembentukan kabinet. Dua masalah ini menjadi sumber perselisihan antara presiden dan parlemen. Pasca tarik menarik ini, akhirnya pada bulan Shahrivar 1359 HS, Syahid Mohammad Ali Rajai diusulkan ke parlemen sebagai perdana menteri dan memperoleh mosi kepercayaan kemudian beliau menyusun kabinet.

 

Sekalipun masalah yang diperselisihkan tampaknya sudah selesai, tapi masih terjadi friksi antara presiden dan para penentangnya di parlemen dan di luar parlemen. Dengan dimulainya perang pertahanan suci selama 8 tahun yang menuntut seluruh kekuatan dan pemikiran para pejabat negara, tapi pada saat yang sama, friksi yang terjadi di tingkat atas masih terus berlanjut.

 

Bani Sadr sebagai kepala negara juga memegang jabatan sebagai panglima tertinggi meyakini bahwa dalam melawan musuh, mereka harus ditarik sedemikian rupa ke dalam Iran kemudian diblokade dan dimusnahkan. Strategi ini membuat banyak daerah Iran yang diduduki tentara Irak. Para pejuang Iran yang berada di garis terdepan akhirnya kekurangan amunisi dan terpaksa mundur.

 

Sementara itu, Imam Khomeini ra berusaha meredakan dan mendamaikan perselisihan yang ada antara presiden dan pihak-pihak yang tidak menyetujui kebijakannya dan mengajak semua pihak untuk bisa menahan diri. Akhir dari usaha ini pada 20 Khordad 1360 HS, setelah bermusyawarah dengan para pejabat tinggi, beliau mencabut jabatan Panglima Tertinggi dari Abohassan Bani Sadr. Menyusul pencabutan itu, parlemen mengusulkan ketidaklayakan politik Bani Sadr yang hasilnya disepakati dengan suara mayoritas pada 31 Khordad 1360 HS.