Langkah Kedua Revolusi (14)
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pernyataannya mengenai Langkah Kedua Revolusi mengatakan, "Semua ini (capaian spiritual revolusi) terjadi di masa ketika kemerosotan moral dari hari ke hari semakin parah di Barat dan para pengikutnya, sementara propaganda besar-besaran mereka untuk menyeret pria dan wanita di lumpur kerusakan menyebabkan spiritual menjadi terisolasi di sebagian besar dunia, dan ini merupakan mukjizat lain dari revolusi dan sistem Islam yang aktif dan progresif."
Sebagaimana telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya, Ayatullah Khamenei dalam pernyataan Langkah Kedua Revolusi, memberikan banyak penekanan untuk memperluas akhlak dan spiritual di tengah masyarakat dan menilainya sebagai keberhasilan Revolusi Islam dalam memberikan orientasi aktivitas yang lain. Tidak diragukan bahwa perluasan budaya qurani di bidang ini memainkan peran penting. Sekaitan dengan mukjizat tak tergantikan Islam, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Ketahuilah ada hikmah dalam al-Quran, begitu pula cahaya dan penyembuhan. Simpul-simpul yang muncul akibat tantangan materi dunia dalam hati dan jiwa manusia dapat dibuka dengan puncak hikmah al-Quran."
Sejak awal kemenangan Revolusi Islam, sudah ada banyak upaya untuk memperluas dan memperdalam budaya qurani di negara ini. Ribuan pusat pendidikan ilmu-ilmu al-Quran telah dibangun di Iran, sementara masjid, husainiyah dan banyak dari rumah-rumah melakukan akvitas untuk menyebarkan al-Quran mulai dari membaca, menghapal, sehingga menguasai pemahaman dan tafsir al-Quran. Puncak dari aktivitas ini adalah dua acara internasional penting al-Quran yang setiap tahunnya menarik perhatian masyarakat dan para pakar di dalam maupun luar negeri.
Musabaqah Tilawatul Quran (MTQ) Internasional Iran menjadi MTQ paling bergengsi dan terlengkap bagi para qari, hafiz dan pakar top ilmu-ilmu al-Quran. Sampai saat ini, Iran telah menyelenggarakan 36 MTQ Internasional penting dan penuh spiritual ini yang menunjukkan posisi al-Quran di Republik Islam Iran. Selain itu adalah Pameran Internasional Al-Quran yang diikuti ratusan penerbit dalam dan luar negeri, begitu pula para produsen software keislaman dan seluruh fasilitas yang berhubungan dengan kitab suci ini. Sambutan rakyat Iran yang berduyun-duyun memadati pameran yang diselenggarakan di bulan Ramadhan ini mengisahkan kecintaan luar biasa mereka akan ajaran dan makrifat al-Quran.
Rakyat Iran memiliki kecintaan khusus kepada Ahlul Bayt as dan menghormati derajat mereka yang tinggi. Di Iran ada banyak makam keturunan dari mereka dan masyarakat sangat menghormatinya. Masyarakat Iran biasa menziarahi tempat-tempat ini untuk memanfaatkan suasana spiritual dan bertawasul dengan derajat tinggai para keluarga Nabi Saw ini di sisi Allah serta memohon syafaat mereka. Tempat paling penting adalah makam suci Imam Ridha as, keturunan Rasulullah Saw di kota Mashad. Setiap tahunnya, jutaan peziarah dari Iran dan negara-negara lain menziarahi makam suci Imam Ridha as. Lingkungan makam suci Imam Ridha as yang penuh dengan kekraban dan nilai-nilai spiritual menambah cahaya dan iman para peziarah.
Sementara makam suci adik perempuannya, Sayidah Fathimah Maksumah as di kota Qum selalu menjadi tuan rumah bagi para peziarah, pencari nilai-nilai spiritual dan kesucian hati. Peran cucu dan keturunan Rasulullah Saw dalam menyebarkan nilai-nilai spiritual di tengah-tengah masyarakat Iran tidak dapat dipungkiri dan bukti lain pentingnya keluarga Nabi Saw. Sedemikian banyaknya para peziarah membuat tempat-tempat suci ini mengalami perluasan signifikan selama empat puluh tahun lalu dan sekarang memiliki banyak fasilitas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kebangkitan dan syahadah Imam Husein as dan para sahabatnya untuk menghidupkan agama kakeknya, Muhammad Saw dan berjuang melawan kezaliman, korupsi dan ketidakadilan menjadi titik tolak penting dalam sejarah Islam. Nabi Muhammad Saw yang telah memprediksi syahadah cucunya dan berkata, "Syahadah Husein as menjadi gelora dalam hati orang-orang mukmin yang tidak bisa padam."
Rakyat Iran juga selalu mengadakan acara ma'tam (azadari) untuk mengingat pengorbanan dan keberanian yang menjadi contoh bagi semua manusia di dunia. Acara agung ini, dengan hilangnya pembatasan di masa Pahlevi, setiap tahunnya diselenggarakan dengan penuh kesedihan dan lebih berpengaruh dari sebelumnya. Dengan dimulai bulan Muharam, berbagai acara azadari diadakan dan ketika tiba hari syahadah Imam Husein as dan para sahabatnya di hari Asyura, puncak kesedihan terlihat di wajah semua orang. Acara azadari mengenang syuhada Karbala, sekalipun diiringi kesedihan, tapi mengingatkan nilai-nilai tinggi Islam seperti menuntut keadilan, melawan kezaliman, mencari Tuhan, pengorbanan di jalan agama, loyalitas, iman dan syahadah. Sejatinya, Muharam adalah bulan yang menumbuhkan spiritual, moral dan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat Iran secara signifikan.
Pengaruh kebangkitan epik Imam Husein as atas atmosfir spiritual Iran dapat disaksikan dalam bentuk lain. Setiap tahun, jutaan orang pecinta Imam Husein as, khususnya para pemuda di hari Arbaim atau 40 hari pasca syahadah Imam Husein bergabung dalam pawai akbar Arbain menuju Irak. Pawai ini dilaksanakan dengan menunjukkan persatuan dan komitmen mereka akan cita-cita agung Imam Hesein as dari pelbagai kota Irak, khususnya Najaf hingga Karbala. Sepanjang pawai akbar ini, dapat disaksikan beragam manifestasi nilai-nilai mulai dari keindahan hingga solidaritas, pengorbanan dan spiritual. Acara agung Arbain Imam Husein as di Irak memberi pengaruh spiritual yang luar biasa kepada mereka yang mengikutinya, baik itu warga Irak, Iran atau dari negara lain.
Selain itu, haji merupakan perjalanan spiritual lain yang bukan saja memberi pengaruh spiritual mendalam kepada jemaah haji, tapi juga kepada seluruh masyarakat. Imam Khomeini ra senantiasa menekankan untuk memanfaatkan pertemuan besar umat Islam di musim haji untuk memperkuat persatuan di antara umat Islam dan berlepas tangan dari musuh-musuh Islam. Republik Islam Iran tetap berusaha untuk merealisasikan tujuan mulia ini, sekalipun pihak penguasa Saudi selalu berusaha merusaknya.
Pertemuan luas yang memberi semangat persatuan di Iran selain yang telah disebutkan di atas adalah shalat Jumat. Kewajiban ibadah-politik ini pasca revolusi benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Setiap pekan, para imam Jumat menjelaskan maarif Islam dan masalah politik. Pertemuan ini punya peran penting dalam memberikan pencerahan dan menciptakan solidaritas serta meningkatkan semangat spiritual di tengah-tengah masyarakat.
Ayatullah Khamenei dalam pernyataan Langkah Kedua Revolusi, menyebut sejumlah simbol-simbol berkembangnya spiritualitas di Iran, "Masjid-masjid dan atmosfir keagamaan begitu berkembang. Ribuan pemuda, mahasiswa, dosen, pria dan wanita yang harus antri untuk mendaftar ikut itikaf, begitu juga untuk mengikuti tour-tour jihadi, pembangunan dan program pembangunan yang dikelola Basij. Shalat, haji, puasa dan mengikuti pawai ziarah serta terlibat dalam beragam acara agama, selain berinfak, sedekah wajib dan sunnah dapat disaksikan di mana saja, khususnya di antara para pemuda, dan hingga sekarang semakin banyak dan berkualitas."
Pentingnya semua kemajuan di bidang pengembangan spiritual dan akhlak di era Republik Islam Iran semakin luas ketika kita tahu bahwa selama 40 tahun ini, di bidang ini, Barat benar-benar sedang mengalami kelemahan dan hanya memikirkan masalah materi, hingga pada tingkat ekstrem. Dalam pernyataan Langkah Kedua Revolusi di bidang ini, disebutkan, "Semua ini (capaian spiritual revolusi) terjadi di masa ketika kemerosotan moral dari hari ke hari semakin parah di Barat dan para pengikutnya, sementara propaganda besar-besaran mereka untuk menyeret pria dan wanita di lumpur kerusakan menyebabkan spiritual menjadi terisolasi di sebagian besar dunia, dan ini merupakan mukjizat lain dari revolusi dan sistem Islam yang aktif dan progresif."
Dengan kata lain, berbeda dengan propaganda media-media Barat dan kelompok anti spiritual, Revolusi Islam Iran secara nyata mendakwahkan akhlak dan spiritual ke seluruh dunia. Oleh karenanya, Barat memobilisasi seluruh media baik audio dan visiual, bahkan media sosial untuk melemahkan iman rakyat Iran dan menyebarkan gaya hidup rusak Barat serta konsumerisme.
Ayatullah Khamenei memperingatkan, "Alat dan teknologi komunikasi yang semkain maju dan meluas menjadi fasilitas yang berbahaya di tangan pusat-pusat anti spiritual dan anti moral. Sekarang, serangan yang semakin meningkat dari para musuh kepada hati yang suci dari para pemuda, bahkan remaja dengan menggunakan alat-alat ini dapat kita saksikan dengan mata kepala sendiri."
Kemudian, Ayatullah Khamenei berkata kepada para pejabat negara dan tokoh-tokoh masyarakat untuk bangkit melawan perang psikologi ini dengan ucapannya, "Lembaga-lembaga negara punya kewajiban penting dalam masalah ini dan harus melakukannya dengan cerdas dan benar-benar bertanggung jawab. Tentu saja bukan berarti pribadi dan lembaga non pemerintah tidak ikut bertanggung jawab akanmasalah ini. Ke depannya, kita harus menyusun dan mengimplementasikan program jangka pendek dan sedang. Insya Allah."