Langkah Kedua Revolusi (17)
Peta Jalan Langkah Kedua Revolusi – yang diumumkan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran (Rahbar) Ayatullah Sayid Ali Khamenei – memberikan porsi yang signifikan pada masalah ekonomi Iran.
Rahbar selalu menaruh perhatian pada dua isu berikut: pertama ada kemajuan besar ekonomi yang dicapai selama empat dekade terakhir, dan kedua terlepas dari kemajuan ini, masih banyak pekerjaan rumah dan jika ini tidak ada, tentu saja ekonomi Iran sekarang jauh lebih maju dan berkembang.
Peta Jalan Langkah Kedua Revolusi menyebutkan, "Revolusi Islam menunjukkan kepada kita solusi keluar dari ekonomi era despotisme yang lemah, tidak mandiri, dan korup, tetapi kinerja yang buruk telah menciptakan tantangan internal dan eksternal bagi perekonomian negara. Tantangan eksternal termasuk sanksi dan gangguan musuh, di mana menjadi kurang efektif dan bahkan tidak efektif jika persoalan internal diselesaikan. Tantangan internal adalah kecacatan struktural dan kelemahan manajerial."
Dengan kata lain, Ayatullah Khamenei ingin agar masalah struktural dan manajerial ekonomi diselesaikan sehingga bisa meningkatkan kekuatan ekonomi dan pada akhirnya memperkuat wibawa nasional Iran.
Menurutnya, kelemahan utama termasuk ketergantungan pada minyak, campur tangan pemerintah di sektor ekonomi yang tidak sesuai dengan tanggung jawabnya, orientasi impor daripada mengandalkan kapasitas dalam negeri, pemanfaatan yang sangat terbatas pada potensi sumber daya manusia, anggaran yang cacat dan tidak seimbang, dan akhirnya kurangnya konsistensi dalam kebijakan ekonomi pemerintah.
Untuk mengatasi persoalan ini, Rahbar menerangkan solusi untuk masalah-masalah ini terletak pada penerapan penuh, bertanggung jawab, dan berkelanjutan dari program ekonomi perlawanan oleh pemerintah.
Ia menambahkan langkah lain adalah memacu pertumbuhan ekonomi dari dalam, menjadikannya produktif dan berbasis pengetahuan, membuat ekonomi yang merakyat, menghindari intervensi yang berlebihan oleh pemerintah, dan terbuka dalam memanfaatkan potensi yang tersedia.
Ayatullah Khamenei memperkenalkan program “Ekonomi Perlawanan” sejak beberapa tahun lalu dan menyampaikan kebijakan umum program ini kepada tiga lembaga tinggi negara pada Februari 2014.
Ekonomi perlawanan dibangun atas dasar dua keyakinan yaitu kemandirian dan pemanfaatan kapasitas besar ekonomi dan sumber daya manusia Iran. Landasan utama dalam ekonomi perlawanan adalah mengandalkan sumber daya dalam negeri dan kemampuan mereka untuk pekerjaan-pekerjaan besar.
Dalam 40 tahun terakhir, Iran mencapai kemajuan di berbagai bidang termasuk ekonomi berkat kerja keras masyarakat dan pejabat dan dengan berpijak pada slogan “Kita Bisa.” Slogan ini muncul dari lisan Imam Khomeini ra dan atas dasar ini pula, revolusi mencapai kemenangan, dan Ayatullah Khamenei juga selalu menekankan prinsip ini.
Ekonomi perlawanan mengandalkan kapasitas besar sumber daya manusia dan materi yang ada di Iran. Peta Jalan Langkah Kedua Revolusi menyebutkan bahwa kepasitas terpenting negara adalah keberadaan sumber daya manusia yang produktif dan cakap dengan landasan iman yang kuat. Menikmati populasi 36 juta orang berusia antara 15-40 tahun, hampir 14 juta dengan gelar pendidikan tinggi, peringkat kedua di dunia dari segi jumlah lulusan sains dan teknik, banyak individu muda tumbuh dengan semangat revolusioner dan siap untuk berjihad demi negara, dan sejumlah besar anak muda adalah periset dan intelektual yang sibuk untuk melahirkan produk-produk ilmiah, budaya, industri, dan jenis lainnya. Ini semua adalah sebuah aset besar untuk negara yang tidak dapat dibandingkan dengan aset material apapun.
Menurut perspektif Rahbar, meskipun ketersediaan sumber daya materi dan alam penting, namun sumber daya manusia muda, energik, dan cakap dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meraih kemajuan.
Ayatullah Khamenei mengatakan, selain aset yang disebutkan di atas, ada daftar panjang peluang material bagi negara yang dapat diaktifkan dan dieksploitasi oleh manajer yang efisien, motivatif, dan cerdas untuk secara signifikan meningkatkan produksi dalam negeri dan menjadikan negara independen, kaya, benar-benar mandiri, dan penuh percaya diri serta memecahkan persoalan yang ada sekarang.
Iran membentuk 1% dari populasi dunia, tetapi ia menyimpan 7% dari sumber daya alam global, sumber daya bawah tanah yang besar, posisi istimewa geografis antara Timur, Barat, Utara ,dan Selatan, pasar nasional yang besar, pasar regional yang luas termasuk 15 tetangga, di mana total memiliki populasi 600 juta jiwa, perbatasan pantai yang panjang, dan tanah subur dengan beragam produk pertanian, ini semua merupakan sebagian dari potensi negara dan masih banyak potensi lain yang belum digarap.
Dikatakan bahwa Iran memiliki posisi pertama di dunia dalam hal sumber daya alam dan manusia yang belum dimanfaatkan.
Dengan demikian, ekonomi perlawanan yang ditopang oleh sumber daya alam dan manusia, dapat mengubah Iran menjadi salah satu kekuatan ekonomi di dunia. Kondisi seperti ini akan memacu pertumbuhan lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, produksi dalam negeri, dan menciptakan kesejahteraan sosial yang berkeadilan.
Salah satu tujuan penting ekonomi perlawanan adalah memutuskan atau mengurangi ketergantungan negara pada minyak, yang selalu mendapat kritik dari Ayatullah Khamenei. Dalam hal ini ia berkata, “Kami tidak mengatakan untuk tidak menggunakan minyak, tetapi sandaran kita adalah meminimalisir penjualan minyak mentah, minyak bisa dijual dalam bentuk olahan kepada pihak lain.”
Kerentanan Iran dari sisi ini mendorong musuh terutama Amerika Serikat, setiap kali ingin menekan negara ini, mereka akan memberlakukan sanksi minyak dengan tujuan memutuskan akses ke pendapatan minyak.
Tentu saja, untuk mencapai tujuan besar ekonomi perlawanan dibutuhkan perencanaan yang matang, upaya komprehensif, dan terarah. Program dan blueprint ekonomi perlawanan sudah siap dan kelebihan-kelebihan utamanya juga sudah jelas.
Program ekonomi perlawanan memberikan perhatian besar pada peran masyarakat, baik buruh, pemilik modal, tenaga ahli, pengusaha, dan siapa saja dapat menjalankan aktivitas produksi yang sehat.
Dalam beberapa tahun lalu, Ayatullah Khamenei menekankan dukungan pada produksi dalam negeri dan meminta para pejabat untuk melindungi sektor ini. Produk-produk dalam negeri juga dituntut untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi modern.
Republik Islam Iran sekarang secara ilmiah memiliki posisi yang baik di dunia dan kemajuan ilmiah ini harus tercermin pada peningkatan kualitas dan kuantitas produk domestiknya. Ekonomi perlawanan akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat, tetapi peningkatan ini harus didistribusikan secara adil dan seimbang di tengah masyarakat dan tingkat kesenjangan harus diminimalkan.
Salah satu syarat untuk menciptakan keadilan sosial adalah memerangi secara konsisten korupsi ekonomi dan politik, di mana hal ini mendapat perhatian khusus dalam program ekonomi perlawanan.
Mengenai pentingnya pemberantasan korupsi, Ayatullah Khamenei menuturkan, “Jika kita ingin masyarakat terlibat di sektor ekonomi, maka sektor ekonomi harus aman, jika kita menginginkan keamanan, maka tangan koruptor, mafia, dan pelanggar hukum harus dikunci.”
Republik Islam Iran sekarang menjadi sebuah kekuatan yang berpengaruh di bidang sains, teknologi, militer, politik, dan budaya. Pelaksanaan arahan Rahbar mengenai penguatan pondasi ekonomi negara dan penyelesaian masalah melalui implementasi program ekonomi perlawanan, juga dapat meningkatkan kekuatan nasional Iran.
Dalam blueprint Langkah Kedua Revolusi, Ayatullah Khamenei menjelaskan, “Dalam beberapa tahun terakhir, saya sudah sering menekankan agar memperkuat kemandirian ekonomi negara yang didasarkan pada produksi massal dan berkualitas, distribusi berbasis keadilan, konsumsi yang masuk akal dan tanpa israf, dan hubungan manajerial yang bijak. Hal ini – saya tekankan berulang kali – karena pengaruh besar ekonomi bagi kehidupan masyarakat saat ini dan di masa depan.” (RM)