Lintasan Sejarah 19 Agustus 2019
-
19 Agustus 2019
Hari ini, Senin 19 Agustus 2019 bertepatan dengan 17 Dzulhijjah 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 28 Mordad 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.
Muhibuddin Saraiy lahir
650 tahun yang lalu, tanggal 17 Dzulhijjah 790 HQ, Muhibuddin Saraiy, seorang ahli fiqih dan tafsir abad ke-8 Hijriah, terlahir ke dunia di kota Kairo, Mesir.

Setelah menguasai berbagai ilmu, di antaranya sastra Arab, fiqih, ushul fiqih, hadis, dan logika, Muhibuddin Saraiy mengajar di sekolah-sekolah di Kairo.
Cendikiawan muslim ini menghabiskan usianya di bidang ilmu, baik dalam penelitian maupun pengajaran. Di antara karya penulisan yang ditinggalkan Muhibuddin Saraiy berjudul ‘an-Nihayah'.
Kudeta Atas Pemerintahan Mosaddegh di Iran
66 tahun yang lalu, tanggal 28 Mordad 1332 HS, terjadi sebuah kudeta terhadap pemerintahan Dr. Mosaddegh di Iran.
Dengan digulingkannya Mosaddegh, Shah Muhammd Reza Pahlevi yang tiga hari sebelum kudeta melarikan diri ke Italia, kembali menduduki kekuasaannya di Iran. Kudeta ini didalangi oleh CIA dan bekerja sama dengan Inggris dan memanfaatkan perpecahan yang terjadi di antara para poltikus dan rakyat.

Sebelum terjadinya kudeta ini, rakyat muslim Iran berhasil menghentikan penguasaan Inggris atas industri minyak Iran dan menasionalisasi industri minyak tersebut. Namun, kebangkitan rakyat ini menjadi lemah karena terjadinya pertentangan antara para pemimpin politik dan ruhaniwan.
Dalam situasi seperti itu, komandan militer Tehran mengumumkan pelarangan segala bentuk demostrasi. Namun, sekelompok preman yang sebelumnya sudah diorganisasi bersama dengan pasukan Shah turun ke jalan dan menyerang pusat-pusat pemerintahan. Kemudian, Zahedi, seorang perwira pro-AS mengumumkan jatuhnya pemerintahan Mosaddegh dan mengangkat dirinya sebagai perdana menteri melalui radio.
Setelah kudeta, Shah Reza kembali berkuasa dan menerapkan politik yang amat menekan rakyat dan memberlakukan sensor yang sangat ketat. Hasil lain dari kudeta ini adalah meningkatnya pengaruh AS di Iran dan mengurangi pengaruh Inggris.
Kudeta Terhadap Presiden Gorbachev
28 tahun yang lalu, tanggal 19 Agustus 1991, sekelompok militer Uni Soviet di bawah pimpinan Genadi Yanayev, melakukan kudeta terhadap Presiden Gorbachev.

Para pelaku kudeta ini berkeinginan untuk mengakhiri reformasi Gorbachev dan menghalangi terpecah-pecahnya Uni Soviet. Pada saat terjadinya kudeta, Gorbachev sedang berada di kepulauan Krim di tepi laut Hitam.
Boris Yeltsin yang saat itu menjadi presiden negara bagian Rusia dengan dukungan Barat dan rakyat membungkam kudeta tersebut. Digagalkannya kudeta ini membuat kekuasaan Yeltsin semakin besar dan keruntuhan Uni Soviet semakin cepat.