Okt 09, 2019 19:30 Asia/Jakarta
  • Air dan Kehidupan
    Air dan Kehidupan

Air sumber kabaikan dan berkah yang sejak dahulu kala hingga kini menjadi perhatian seluruh kaum manusia di muka bumi. Setiap kaum di muka bumi sangat menghargai air. Air unsur alam yang menurut keyakinan manusia faktor yang mampu menjauhkan kegagalan dan kesulitan kehidupan. Kali ini kami akan membahas kepercayaan bangsa Iran terhadap air.

Martabat air dan kebutuhan air sepanjang sejarah manusia dan kehidupan manusia telah menjadi bagian dari mereka dan kegembiraan akses ke air sejak zaman kuno, telah menjadi bagian dari perayaan  dan ritual bangsa Iran. Emosi para penyair dan perhatian pada kesucian air di Iran menunjukkan semacam pandangan spiritual tentang air.

Image Caption

Air di budaya Iran dan sesuai dengan keyakinan bangsa Iran kuno, memainkan peran signifikan dalam keberadaan alam semesta dan pertarungan antara kebaikan dan keburukan di mitos sejarah. Oleh karena itu, air memiliki posisi khusus di agama bangsa Iran dan keyakinan masyarakat.

Bangsa Iran kuno adalah dari famili Aria Eropa dan keluarga besar India-Eropa. Berbagai bukti agama dan linguistik menunjukkan bahwa mereka ini memiliki keyakinan dan agama di mana air memiliki peran penting di dalamnya dan kepercayaan ini sepertinya muncul dua milinium sebelum Masehi.

Banyak bukti yang menunjukkan posisi penting dan sakral air di kalangan India-Eropa. Mereka menyembah air dalam bentuk kolam, danau atau mata air serta menghormatinya. Hal ini disebabkan karakteristik pemeliharaan air maka mereka menyebutnya dalam bentuk muanats (perempuan). Pujian etnis India-Eropa ini mayoritasnya dalam bentuk syair agama dan ritual di mana api juga memiliki posisi seperti air. Tradisi ini terus berlanjut hingga era India-Iran dan bahkan setelahnya.

Air di teks-teks agama kuno India-Iran sangat dipuji. Di kitab Weda ada empat syair independen dan bait-bait terpisah lainnya yang memuji air, di mana air digambarkan dalam bentuk seorang ibu, tuhan perempuan atau janda muda yang memberi umur panjang kepada mereka yang memberinya kurban. Teks-teks ini didasari oleh air yang membersihkan seluruh keburukan dan dosa, penyembut dan asal seluru makanan dan tanaman obat.

Dalam pemikiran Iran kuno, air adalah ciptaan kedua. Urmazd menciptakan air dari esensi langit yang dengannya dunia dapat menemukan kehidupan, dan darinya air, angin, hujan, kabut, salju, dan awan hujan. Juga dalam narasi Iran, tengah dunia, yang merupakan jantung penciptaan, adalah tepi sungai yang disebut Daiti yang terletak di Iranwich atau tanah asli Iran. Dalam narasi ini, penciptaan air berjalan panjang mulai dari 16 Ordibehest hingga 11 Tir (kalender Iran).

Menurut kepercayaan ini terkait air, unsur ini memiliki posisi di kehidupan dan kepercayaan bangsa Iran kuno dan khususnya sebagai unsur pembersih dan penyuci. Para penulis kuno mengisyaratkan penghormatan bangsa Iran terhadap air. Herodotus menulis bahwa bangsa Iran kuno tidak pernah mencemari air mengalir dengan air seni, tidak mencuci tangannya di air tersebut serta tidak pula mengijinkan orang lain melakukannya. Mereka sangat menghormati air yang mengalir.

Image Caption

Peran pembersih air membuart air sejak dahulu kala menjadi salah satu sarana untuk menentukan benar dan salah melalui cobaan/ijian  yang disebut waraab atau warsard. Ujian seperti ini juga untuk menentukan siapa yang bersalah atau siapa yang benar. Metede yang kembali pada era India-Iran  ini dilakukan dengan cara terdakwa yang melanggar sumpah atau janji dipaksa untuk memegang paha seseorang di air dan ia juga harus menyelam.  Sejak saat itu, pemanah akan menembakkan panah dan berlari untuk itu, dan sampai kembali, terdakwa akan dianggap tidak bersalah di bawah air jika dia masih hidup dan bersalah jika dia mati.

Kekeringan menurut kepercayaan bangsa Iran kuno adalah simbol setan dan ahriman. Sementara kesuburan dan air simbol AhurAyi atau Tuhan. Mereka meyakini prinsip penciptaan materi adalah air dan menganggap bahwa pelangi adalah jiwa setan dan mencegah turunnya hujan. Di Shahnameh, Firdawsi mengisyaratkan hal ini bahwa Kay Khosrow dan Kay Kāvus ingin pergi ke kuil Adur Gushnasp dan berdoa kepada tuhan mereka. Ketika mereka masuk kuil, mereka mencuci tangan, kaki, kepala dan badannya baru kemudian memasuki kuil.

Dalam hal ini hari raya Aban-gan adalah nama air dan malaikat air. Bangsa Iran kuni di hari ini berdiri di pinggir mata air dan membaca syair dan bait-bait agama mereka. Mereka bergembira dan berterima kasih atas nikmat besar air untuk minum, kebersihan, pertumbuhan tanaman dan bagi semua kebutuhan mereka.

Abu Raihan al-Biruni penulis buku Atsar al-Baqiyah terkait ritual dan hari raya seperti ini menjelaskan bahwa Aban-gan adalah hari kesepuluh di bulan Aban (kalender Iran). Di hari ini Zu, anak dari Tahmasp dari silsilah dinasti Pishdadian diangkat sebagai raja dan masyarakat diperintahkan untuk menggali sungai dan memperbaikinya. Di hari itu, muncul berita ke tujuh negara bahwa Fereydun menangkap Zahhak dan mengangkat dirinya sebagai raja serta memerintahkan rakyatnya memiliki rumah dan kehidupannya serta menyebut dirinya pemilik rumah. Kemudian ia memerintah rumah dan keluarganya setelah seluruh rakyat Iran sebelumnya tidak memiliki rumah dan kehidupan di zaman Zahhak.

Strabo, pakar geografi terkait sakralitas air danau menulis, bangsa Iran kuno tidak mencuci tubuh mereka dan tidak pula mandi di danau (maksudnya adalah air yang mengalir). Bangsa ini menggunakan air di atas tanah dan yang mendapat sinar langsung dari matahari. Mereka tidak memanfaatkan air mengalir secara langsung dan tidak melemparkan bangkai atau sesuatu untuk mengotori air tersebut. Setiap nama sungai dan danau memiliki arti pujian menurut bangsa Iran, seperti Khushbu (harum) dan Jahnbakhshi (pemberi kehidupan).

Menurut Dr, Mehrdad Bahar, di keramba dan guci untuk air atau alat penyimpan air serta yang ditemukan dipenggalian peninggalan kuno terdapat gambar ular, bunga dan manusia. Dr Bahar mengungkapkan bahwa lukisan tersebut berkaitan dengan air, namun sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai hubungan masing-masing lukisan tersebut.

Jika di lokasi geografis dan di tanah Iran, air langka, tetapi dalam budaya Iran, peran dan manifestasi air melimpah: semuanya dianggap berasal dari air, semuanya dikaitkan dengan air, dinamai segar dan semuanya yang penuh itu dianggap berair.

Image Caption

Setelah Islam masuk ke Iran, budaya rakyat awam Iran dipengaruhi ideologi Islam. Muncul pandangan dan kepercayaan baru mengenai air dan perilaku mereka didasari olehnya. Dalam hal ini menurut budaya Iran, kehidupan segala sesuatu bermula dari air dan kelanjutan hidup juga bergantung pada air. Menurut pandangan ini, asal mula air berasal dari langit dan turun ke bumi.

Dunia pertama sebelum penciptaan langit dan bumi adalah air. Air adalah asal dan pilar kehidupan. Keindahan alam berasal dari air. Makanan manusia bergantung pada air dan air termasuk unsur kesehatan manusia. Oleh karena itu, masyarakat sangat menghormati air.

Menurut legenda, air kehidupan adalah air mancur di tempat gelap di tanah kegelapan di mana siapa pun yang meminumnya atau meminumnya akan menemukan kehidupan abadi. Di antara para pahlawan yang mencari keabadian, Gilgames adalah pahlawan epik Babel. Esfandiar, pahlawan jiwa, juga memiliki keabadian. Alexander gagal menemukan air, dan Khidir meminumnya dan menjadi abadi. Untuk alasan ini, mereka juga menyebut air kehidupan sebagai air Khidir.