Nov 16, 2019 17:56 Asia/Jakarta

Republik Islam Iran mulai membangun reaktor tenaga nuklir kedua di Bushehr, kota di pesisir selatan-barat negara ini. Tahap konstruksi baru untuk reaktor kedua ini telah dimulai melaui kerja sama dengan Rusia.

Peluncuran pembangunan reaktor ini dihadiri oleh Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Ali Akbar Salehi dan Wakil Kepala Badan Nuklir Rusia (Rosatom) Alexander Lokshin, pada Minggu, 10 November 2019).

Pembanngunan fase baru ini ditandai dengan seremoni saat campuran beton dituangkan untuk fondasi bangunan reaktor nuklir. Peluncuran fase baru tersebut dilakukan pada salah satu dari dua reaktor resmi yang sedang dalam pembangunan sejak tahun 2017 lalu di Bushehr.

Dalam acara peluncuran tesebut, Ketua AEOI mengatakan, tenaga nuklir mampu menyediakan pasokan listrik yang andal dan setiap pembangkit listrik memberi kami penghematan hingga 11 juta barel minyak atau 660 juta dolar Amerika per tahun.

Saleh menambahkan, dalam visi jangka panjang 2027-2028, ketika proyek-proyek ini selesai, kami akan memiliki 3.000 megawatt listrik yang dihasilkan oleh pembangkit nuklir.

Pembangunan reaktor tersebut dilakukan ketika Iran dalam kondisi disanksi ketat oleh Amerika Serikat setelah negara ini secara sepihak keluar dari penjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) pada 8 Mei 2018. (RA)