Nov 21, 2019 10:22 Asia/Jakarta
  • 21 November 2019
    21 November 2019

Hari ini, Kamis, 21 November 2019 bertepatan dengan 23 Rabiul Awwal 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 30 Aban 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi.

Sayidah Fathimah Maksumah Tiba di Kota Qom

1240 tahun yang lalu, tanggal 23 Rabiul Awal 201 HQ, Sayidah Fathimah Maksumah tiba di kota Qom.

Makam Suci Sayidah Fathimah Maksumah as di Qom

Setahun pasca pengasingan Imam Ridha as ke kota Marv, Sayidah Fathimah Maksumah as, saudari Imam Ridha as bersama sejumlah saudaranya mulai melakukan perjalanan untuk menemui saudara mereka. Dalam perjalanan, rombongan tiba di kota Saveh, tapi di sana ada beberapa orang yang membenci Ahli Bait diperintah oleh pemerintah untuk menyertai mereka. Rombongan tidak bersedia diperlakukan demikian dan akhirnya terjadi perang antara kedua pihak. Banyak dari rombongan Sayidah Fathimah Maksumah as yang gugur syahid.

Sayidah Fathimah Maksumah as sedih dengan kejadian itu yang membuatnya jatuh sakit. Beliau merasa semakin tidak aman di kota Saveh dan berkata, “Bawa saya ke kota Qom! Karena saya mendengar dari ayahku berkata bahwa kota Qom merupakan pusat Syiah kami.”

Mendengar itu, rombongan yang masih tersisa membawa beliau ke kota Qom. Ketika para tokoh kota Qom mendengar berita kedatangan Sayidah Fathimah Maksumah as, mereka dengan segera menyambut kedatangan beliau. Tepat tanggal 23 Rabiul Awal 201 Hq, Sayidah Fathimah Maksumah bersama rombongan tiba di kota Qom. Beliau tinggal di kota Qom hanya 17 hari dan setelah itu meninggal dunia.

Penemuan Balon Terbang

236 tahun yang lalu, tanggal 21 November 1783, untuk pertama kalinya dalam sejarah,  berhasil diciptakan balon terbang.

Balon terbang

Balon terbang ini ditumpangi dua orang, di antaranya seorang fisikawan Perancis bernama Pilatre de Rozier. De Rozier sejak masa mudanya telah berangan-angan untuk menciptakan sebuah alat yang bisa membawa manusia terbang ke langit.

Pada saat yang hampir bersamaan, dua orang bersaudara bernama Mongolfier juga berhasil menciptakan balon terbang. De Rozier sendiri akhirnya meninggal dunia dalam salah satu uji coba terbangnya.

Abdol Hossein Farmanfarma, Politikus Qajar Meninggal Dunia

80 tahun yang lalu, tanggal 30 Aban 1318 HS, Abdol Hossein Farmanfarma meninggal dunia dalam usia 86 dan dikuburkan di kota Rey.

Abdol Hossein Farmanfarma yang dikenal dengan Nosrat al-Dowleh merupakan keponakan Mohammad Shah Qajar dan sepupu Naseer ad-Din Shah. Ia dilahirkan sekitar tahun 1232 HS di Tehran. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Dar al-Fonoun, ia kemudian diangkat menjadi pegawai kerajaan. Dengan cepat ia mendapat posisi penting, sehingga ketika Naseer ad-Din Shah melawat Eropa, ia menjadi Komandan Pasukan Pengaman Raja. Setelah kembali dari Eropa ia diangkat menjadi Gubernur Kerman dan Baluchestan dengan julukan Farman Farma.

Sejarah

Abdol Hossein banyak diberi posisi penting di pemerintah, hingga sempat menjadi perdana menteri. Namun pasca kudeta tahun 1299 HS, ia mulai ditekan oleh kerajaan dan sejak Sayid Ziya ad-Din Thabathabai berkuasa selama tiga bulan, Abdol Hossein menghabiskan umurnya di penjara. Ia bisa menghirup udara bebas setelah lengsernya Sayid Ziya ad-Din Thabathabai. Sejak dibebaskan ia tidak diberi pos apapun dan hanya diperbolehkan mengikuti acara-acara resmi kerajaan. Sekalipun dekat dengan Reza Khan, ia tidak diberi satu jabatan pentingpun

Semasa hidupnya, Farmanfarma diangkat sebagai gubernur selama sepuluh kali, sembilan kali menjadi menteri dan menjabat perdana menteri sebanyak  dua kali. Abdol Hossein pribadi yang banyak kerja, tapi sangat menindas. Dalam pekerjaannya ia banyak menerapkan cara-cara licik, bahkan ia tidak segan-segan menjilat orang di atasnya. Sementara di bidang politik, Farmanfarma berkeyakinan Iran harus bekerjasama dengan Inggris.

Kehidupan Farmanfarma bak sebuah kementerian kecil. Ia memiliki banyak rumah di Tehran dan di kota-kota Iran lainnya. Mereka yang bekerja dan dekat dengan dirinya yang mengelola seluruh hartanya. Di tahun-tahun terakhir dari umurnya, Abdol Hossein serius mengurusi kekayaannya. Dalam hal ini, Farmanfarma sangat memperhatikan perubahan yang terjadi. Pasca perubahan rezim despotik menjadi konstitusi dan setelah goyahnya kekuasaan Qajar dan berkuasanya Dinasti Pahlevi, ia dapat memainkan peran sedemikian rupa, sehingga tidak pernah menjadi korban perubahan yang ada.