Krisis Air Global; Kekhawatiran dan Harapan (7)
Manajemen sumber air salah satu faktor penting untuk menyelesaikan krisis air dan akses ke pembangunan berkesinambungan. Sekaitan dengan ini, masyarakat internasional harus mengakui akses ke air sebagai salah satu hak manusiawi yang harus dijaga.
Hal ini akan dapat menggiring kita untuk menemukan solusi kendala akses air dan membuat kita selalu mengedepankan solidaritas kemanusiaan.
Anehnya masyarakat internasional tetap diam hingga tahun 1992 ketika konferensi internasional air digelar di Dublin sehingga mengakui air sebagai salah satu sarana ekonomi yang menguntungkan. Dengan demikian jelas bahwa bahwa air seperti sumber alam langka lainnya harus diatur secara rasional sehingga antara penawaran dan permintaan selaras dan tepat.
Untuk menciptakan manajemen seperti ini di bidang makro, pertama-tama kita harus melihat air sebagai hak pasti manusia yang tidak boleh diabaikan. Masyarakat internasional juga harus mengakui akses terhadap air sebagai salah satu hak manusiawi.
Solusi yang ada dibidang manajemen sumber air sangat banyak. Pertama-tama kita harus membedakan anata manajemen penawaran dan permintaan air. Kita mengetahui bahwa sumber dan jaminan air secara global tetap dan stagnan. Dengan demikian hanya pendekatan yang bertumpu pada penawaran air yang dapat dijadikan tolok ukur untuk pemulihan seberapa besar akses air yang ada.
Fasilitas teknis untuk akses ini di antaranya adalah: meningkatkan akses ke sumber air biasa melalui peningkatan kapasitas penyimpanan air yang mengalir (seperti dam/bendungan dan sistem lokal penampungan air hujan) atau manajemen lebih baik sumber air yang ada (air bawah tanah yang selama beberap dekade digunakan secara berlebihan), pemulihan lebih baik sumber untuk penghematan pemanfaatan air dan mencegah pemakaian berlebihan, kontrol pencemaran air dengan tujuan meningkatkan jumlah air bagi manusia serta menurunkan biaya pengobatan, relokasi sumber antara danau dan proses penawaran air laut.
Pengelolaan air terpadu untuk mengakses pembangunan berkesinambungan memiliki banyak manfaat. Hal ini memungkinkan air secara teratur tersedia bagi petani dan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian serta kekhawatiran mereka akan kekurangan air akan terhapus. Selain itu, juga akan menciptakan aktivitas dan lapangan pekerjaan di perkotaan serta berdampak pada pemulihan indeks pembangunan.
Selain itu, pengelolaan air terpadu juga membantu penurunan tingkat pencemaran air limbah perkotaan yang meresap ke tanah. Hal ini juga bermanfaat bagi aktivitas pertanian di sekitar perkotaan dan implementasinya juga bergantung pada perencanaan kota dan swasembada teknokogi. Tentu saja hal ini membutuhkan proses pelatihan dan pendidikan yang panjang.
Sekaitan dengan ini, harus kita tambahkan bahwa pemulihan manajemen permintaan air juga salah satu keuntungan pengelolaan sumber air terpadu yang memiliki hubungan langsung dengan pembangunan berkesinambungan. Berdasarkan sebuah prinsip global, alokasi air untuk pemakaian lebih hemat harus dilakukan dengan perencanaan sangat detail, di mana secara potensial semua orang dapat memanfaatkannya, nilai air meski kecil harus diperjelas.
Di jalur ini harus dibuang metode dan pandangan halusinasi dan tak rasional. Metode meski sederhana tapi jelas lebih baik dan dapat menghasilkan lebih maksimum untuk produksi lebih besar demi pendapatan yang lebih baik. Apalagi di masa saat ini, air yang semakin sedikit.
Ada dua metede utama untuk melakukan hal ini: memaksa pemakai air untuk lebih berhemat dan efisian dan mendorong untuk mengubah sumber yang jarang dimanfaatkan ke arah efesiensi lebih besar.
Pemakaian efesien dan benar air akan berujung pada peningkatan produksi dan pemanfaatan sumber air. Dengan kata lain, kapasitas produksi kekayaan akan lebih besar. Solusi ini dapat mengurangi kerugian yang berkelanjutan karena kebocoran dan infiltrasi pipa air, ketika dipindahkan oleh jaringan perkotaan, dan mengurangi limbah dari penggunaan sumber daya air yang tidak tepat dalam proses pertanian atau industri.
Ini tampaknya menjadi pendekatan yang menjanjikan di bidang ini yang menghasilkan peningkatan produktivitas pertanian melalui penggunaan air yang lebih baik dengan mengubah metode irigasi. Menurut para ahli, pendekatan ini cocok untuk negara-negara berkembang, yang lebih mengandalkan kegiatan pertanian dan lebih sedikit pada teknik pertanian untuk meningkatkan potensi mereka untuk produksi pertanian yang lebih baik.
Teknik dan metode irigasi khususnya dapat membuat banyak perbedaan sebagai hasil dari bekerja dan bergerak menuju pembangunan. Penggunaan irigasi dibandingkan dengan air hujan dan budidaya tadah hujan telah meningkatkan hasil panen, dan bahkan fokus pada teknologi sederhana di tingkat lokal telah membuktikan hal ini. Suatu pendekatan yang lebih mudah dan lebih murah untuk dicapai dalam jangka pendek, dan mendorong petani untuk berkolaborasi dalam rencana pengelolaan air.
Faktanya adalah bahwa kompleksitas masalah air berasal dari fakta bahwa akses ke sumber daya air ditentukan oleh proses alam global, sementara penggunaan air tidak sama di mana-mana dan dalam banyak kasus tidak dikelola. Karena itu, kebijakan air harus dirancang untuk mengatasi tantangan ini. Manajemen sumber daya air juga harus memiliki konsep universal dan mampu menembus masyarakat tradisional dengan cara yang benar, dengan cara yang paling efektif.
Namun, dalam banyak kasus, sumber daya keuangan dan teknis tidak sebesar semua komunitas kecil dan masyarakat lokal - terutama di negara-negara berkembang. Karena itu, kerja sama internasional sangat penting untuk memulai proses pembangunan.
Menurut perspektif ini, pengembangan akses air bersih di program bank dunia menjadi prioritas Millennium Development Goals. Tetapi bantuan internasional yang sama tidak akan mungkin terjadi tanpa bantuan otoritas lokal dan metode adat. Masalahnya di sini bukan hanya dalam membantu negara-negara berkembang, tetapi secara umum berkaitan dengan kebijakan air di seluruh dunia.
Sayangnya, masalah air untuk politisi dan pembuat keputusan lainnya tidak menarik. Karena masalah air membutuhkan pendekatan jangka panjang. Suatu pendekatan yang memiliki beberapa kendala utama dalam implementasinya: Pertama, itu tidak sesuai dengan kecepatan siklus pemilu. Kedua, ada pemilih yang tidak memahami masalah air atau manfaat air yang dikelola dan tidak peduli tentang pentingnya masalah air.
Kendala lain adalah bahwa hasil langkah-langkah seperti pembangunan infrastruktur dan fasilitas bawah tanah dan sistem irigasi di daerah pedesaan kurang terlihat. Oleh karena itu, keuntungan dan manfaat politisnya tidak signifikan dibandingkan dengan masalah biaya air yang mengejutkan. Dalam keadaan ini, masalah air, yang lebih dari sekedar masalah teknis yang terkait dengan masalah politik dan sosial, melihat proses pembelajaran yang panjang dan praktik praktis yang bermanfaat dari pertanyaan dan menjadi masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Tak diragukan lagi bahwa di antara beragam kendala untuk meraih pembanguan berkesinambungan adalah akses air menjadi salah satu tujuan, karena air sumber kehidupan. Dimensi lingkungan dari kendala ini sangat jelas: masalah ini berkaitan dengan upaya menjaga sebuah sumber yang terancam punah akibat penggunaan yang berlebihan dan ini sama pentingnya dengan punahnya kualitasnya. Dari sudut pandang ini, kemamuan mengakses air bagi masyarakat dunia yang terus meningkat sebuah prinsip penting dan jelas.
Dimensi ekonominya tidak kalah dari dimensi lain: akses ke air adalah parameter utama pembangunan dan oleh karena itu sering menjadi hambatan utama dalam hal ini. Ini terutama berlaku di negara-negara miskin yang pertumbuhannya sangat tergantung pada kegiatan pertanian.
Dan akhirnya, dimensi sosial yang tidak boleh diremehkan adalah bahwa akses terhadap air menciptakan ketidaksetaraan di semua wilayah antara negara-negara yang memiliki kendali atas sumber daya dan mereka yang dirampas. Kesenjangan ini menciptakan kesenjangan yang lebih besar antara daerah dengan ketersediaan air yang tinggi dan daerah kering, antara yang kaya dan yang membutuhkan karena cara sumber daya dibayarkan; Akan memimpin.
Untuk menyelesaikan kendala ini pastinya dibutuhkan metode yang beragam. Dibuntuhkan metode gabungan yang pastinya tidak mudah untuk menerapkan program ini. Misalnya untuk menjelaskan nilai dan harga sejati air atau hak konsumen dibutuhkan partisipasi masyarakat lokal, petinggi pemerintah dan perusahaan.