Des 21, 2019 10:20 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 21 Desember 2019

Hari ini, Sabtu, 21 Desember 2019 bertepatan dengan 24 Rabiul Tsani 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 30 Azar 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Kaum Muslimin Menaklukkan Iran

1420 tahun yang lalu, tanggal 30 Azar 21 HS,  menyusul kekalahan yang dialami oleh Raja Yazdgerd Ketiga, raja terakhir dari Dinasti Sasani, dari pasukan kaum Muslimin, dimulailah era Islam di Iran.

Kemenangan kaum Muslimin dalam perang yang terjadi Nahawand, sebelah barat Iran itu,  telah mengakhiri masa 416 tahun kekuasaan Dinasti Sasani dan mengakhiri penderitaan rakyat Iran yang ratusan tahun diperintah oleh dinasti kerajaan yang despotik.

Secara bertahap, rakyat Iran mengenal Islam dan karena prinsip tauhid, keadilan, dan persaudaraan yang terkandung dalam Islam, merekapun memeluk agama Ilahi ini. Lambat laun, akhirnya agama Islam tersebar luas di bumi Persia.

 

Sayid Qasim al-Anwar Penyair Dinasti Timurid Wafat

604 tahun yang lalu, tanggal 24 Rabiul Tsani 837 HQ, Sayid Qasim al-Anwar, penyair terkenal periode Dinasti Timurid yang berasal dari Tabriz meninggal dunia.

Ia belajar kepada ulama besar di masanya. Setelah itu selama beberapa tahun sempat tinggal di Herat, Afghanistan dan mengajar di sana. Perlahan-lahan ia semakin terkenal, sehingga banyak murid dari pelbagai kota ikut belajar kepadanya. Waktu itu semasa dengan kekuasaan Taimur dan anaknya Shahroukh.

Sayid Qasim kemudian ingin dibunuh oleh Shahroukh, sehingga ia meninggalkan kota Herat dan pergi ke Samarqand, Uzbekistan.

Karya sastra Sayid Qasim al-Anwar termasuk Diwan Ghazal dan beberapa Matsnawi, dimana naskah tulisan tangannya ada hingga sekarang. Ia juga meninggalkan sejumlah risalah Anis al-Arifin dan Anis al-Asyiqin.

 

PLO Didirikan

55 tahun yang lalu, tanggal 21 Desember 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) didirikan.

Ketika didirikan, PLO terdiri dari delapan kelompok gerilyawan dan sejumlah lembaga pendidikan, sosial, kedokteran, budaya, dan keuangan. Setahun kemudian, divisi militer PLO yang diberi nama Kelompok Fatah memulai aktivitas mereka.

Pada tahun 1974, PLO diterima sebagai anggota pengamat dalam PBB dan hingga tahun 1982,  organisasi ini berhasil menjalin hubungan resmi dengan lebih dari 100 negara. Namun kemudian, sejalan dengan semakin kerasnya aksi represi rezim Zionis terhadap aktivis PLO, organisasi ini mengubah taktik perjuangannya dengan diplomasi.

Hal ini terlihat dengan kesediaan pemimpin PLO, Yaser Arafat, untuk menandatangani perjanjian Oslo pada bulan September tahun 1993 yang isinya memberikan pengakuan secara resmi atas keberadaan negara Israel, dengan kompensasi pemberian status otonomi kepada Palestina oleh Zionis. Namun, Zionis ternyata tidak memperdulikan isi perjanjian tersebut dan hingga kini terus melakukan pembunuhan dan teror terhadap warga Palestina.