Jan 20, 2020 13:55 Asia/Jakarta
  • perkembangan iptek di Iran
    perkembangan iptek di Iran

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO menganugerahkan penghargaan The Dr. A.T. Shousha Foundation tahun 2019 kepada Golaleh Asghari, PhD karena dinilai telah memberikan kontribusi besar, dan berpartisipasi aktif dalam kajian Epidemiologi Gizi di kawasan Mediterania Timur.

Peneliti Iran yang bekerja di Endocrine Research Center, Universitas Ilmu Kedokteran Shahid Beheshti itu memberikan kontribusi bernilai dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat terutama di bidang nutrisi, asupan makanan masyarakat serta hubungannya dengan jenis penyakit tidak menular, khususnya sistem endokrin seperti diabetes dan obesitas.
 
Ilmuwan muda Iran ini pernah terlibat di lebih dari 100 proyek penelitian di bidang nutrisi dan kelenjar, menerbitkan lebih dari 70 makalah ilmiah dengan tema nutrisi pada penderita penyakit kelenjar di beberapa jurnal ilmiah internasional, berpartisipasi dalam sejumlah konferensi internasional, mendapatkan hadiah dari departemen riset Iran, dan berpartisipasi menyusun buku teks untuk mahasiswa jurusan ilmu nutrisi. 
 
Peneliti muda ini juga pernah terpilih sebagai mahasiswa terbaik dalam Festival Razi tahun 2013, mahasiswa pasca sarjana terbaik dalam festival riset perguruan tinggi Iran tahun 2011, mahasiswa terbaik program doktoral pada festival riset tahun 2016, mahasiswa terbaik dalam festival wakaf Yayasan Al Borz tahun 2018, dan pernah menjadi anggota Iran's National Elites Foundation.
 
Penghargaan The Dr. A.T. Shousha Foundation diberikan kepada orang-orang yang memiliki rekam jejak keilmuan dan pengalaman unggul di bidang kesehatan dan ilmu kedokteran, serta menguasai penuh Bahasa Inggris yang dinilai berdasarkan hasil tes IELTS dan TOEFL.
 
----
 
Mohammad Reza Majidi, peraih medali perak dalam olimpiade teknologi nano tingkat pelajar, berhasil merebut medali emas dalam festival penemu Jenewa atau The International Exhibition of Inventions of Geneva ke-47. 
 
Peneliti Iran ini mendapatkan penghargaan tersebut karena menemukan sebuah salep untuk melindungi permukaan kulit dari Sinar X. 
 
Salep ini memiliki karakteristik anti-bakteri dan membantu menjaga kelembapan kulit. Salep ini bisa digunakan dalam pencitraan medis, dan juga bisa dimanfaatkan untuk mencegah gangguan akibat gelombang.
 
Menurut peneliti ini, uji coba awal sudah dilakukan terhadap salep yang mengandung minyak nabati ini, dan sudah dikirim ke kementerian kesehatan Iran untuk mendapatkan izin. Setelah mendapatkan izin dari Kemenkes Iran, salep ini bisa mulai dipasarkan. 
 
Peneliti Iran ini selain mendapatkan medali emas, juga menerima penghargaan Special Prize dalam eksibisi Jenewa tersebut. Special Prize diberikan secara khusus oleh 40 negara dunia kepada proyek-proyek terpilih.
 
Menurut peneliti yang masih belajar di tingkat 4 jurusan kedokteran Universitas Gonabad, Iran ini, ia juga meraih penghargaan medali perak dalam olimpiade penemu internasional Seoul, Korea Selatan dan medali perunggu dalam festival penemuan Silicon Valley, Amerika Serikat.
 
----
 
Para peneliti sebuah perusahaan berbasis sains Iran, berhasil merancang perangkat lunak yang membuat pesan-pesan teks bisa didengar, sehingga sangat membantu para tuna netra. 
 
Dewasa ini, dengan memperhatikan semakin meluasnya pengiriman pesan, permintaan dan juga pertumbuhan, serta bertambahnya penyedia layanan pengirim pesan, setiap orang membutuhkan waktu lama untuk membaca pesan tersebut. 
 
Golaleh Asghari

Membaca pesan di telepon genggam, bagi orang lanjut usia dan orang-orang yang memiliki keterbatasan penghilatan, adalah pekerjaan yang sangat sulit.

Perusahaan berbasis sains Iran yang karyawannya berasal dari Universitas Teknologi Sharif itu, dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat, menciptakan aplikasi pengubah konten tulisan menjadi suara di telepon cerdas, sehingga membantu menyelesaikan permasalahan yang ada selama ini.
 
Program pengubah konten tulisan menjadi suara berbahasa Farsi ini adalah perangkat lunak yang membaca pesan-pesan terkirim dengan suara yang benar-benar normal, sehingga orang tidak perlu melihat layar telepon genggamnya. 
 
Aplikasi ini bisa membaca pesan-pesan dari aplikasi pengirim pesan lain. Selain itu, ia bisa menyampaikan nama pihak penelpon dalam bentuk suara kepada pemilik telepon.
 
Aplikasi ini juga memberi kesempatan kepada pengguna untuk mengirim konten yang diinginkan ke aplikasi-aplikasi lain.
 
----
 
Berdasarkan hasil kajian para peneliti di Universitas Texas, Amerika, konsumsi obat Liraglutide bersamaan dengan obat Metformin, dapat memberikan dampak kuat pada anak-anak penderita penyakit diabetes tipe 2. 
 
Menurut anggota tim penelitian, obat diabetes untuk dewasa ini, dalam uji coba yang dilakukan terhadap anak-anak dan remaja, bekerja dengan baik dan efektif. 
 
Saat ini hanya ada dua obat Metformin dan Insulin yang digunakan untuk mengobati penyakit diabetes tipe 2 pada anak-anak, dan sudah mendapat pengesahan.
 
Menurut para peneliti, kita akan segera memiliki alternatif lain untuk mengobati penyakit diabetes tipe 2. 
 
Jika sudah disahkan, metode pengobatan baru ini dapat menjadi alternatif yang tepat untuk insulin pada penderita diabetes tipe 2 yang berusia di bawah 18 tahun. 
 
Dalam penelitian ini, 66 anak penderita diabetes tipe 2 mendapat suntikan Liraglutide bersama pil Metformin selama 24 minggu. 
 
Pada waktu yang sama, 68 anak mengkonsumi pil Metformin bersamaan dengan metode pengobatan Plasebo. Anak-anak tersebut rata-rata usianya antara 10-18 tahun.
 
Saat dibandingkan, pada dua kelompok anak-anak ini terlihat hasil metode pengobatan dengan Liraglutide yang bersamaan dengan Metformin, lebih baik dari metode satunya.[]