Apr 10, 2020 20:40 Asia/Jakarta

Sebuah pusat penelitian milik Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah meluncurkan sistem modern pencitraan suhu untuk mendeteksi orang-orang yang diduga terinfeksi virus Corona (COVID-19).

IRGC meluncurkan perangkat tersebut pada hari Minggu, 5 April 2020 di Universitas Ilmu Kedokteran Baqiyatallah (BMSU) di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

Baqiyatallah Medical Sciences University (BMSU) adalah sebuah fasilitas yang dijalankan oleh Angkatan Bersenjata untuk kampanye nasional melawan COVID-19.

Sistem elektro-optik, yang dilengkapi dengan kamera inframerah presisi tinggi serta perangkat pencitraan dengan resolusi tinggi, mampu menyaring tak terhitung jumlah individu dalam jangkauannya dalam hitungan detik.

Tingkat kesalahan untuk deteksi suhu dalam sistem kurang dari 0,1 derajat Celcius sementara itu secara bersamaan dapat mendeteksi 50 orang dengan demam tinggi dalam kelompok besar orang.

Dibandingkan dengan perangkat serupa yang dikembangkan di Iran, kamera pencitraan termal baru tersebut dapat dikontrol melalui aplikasi pintar.

Menurut Manajer BMSU, perangkat tersebut dapat digunakan di tempat ramai seperti stasiun metro dan pusat perbelanjaan untuk memungkinkan otoritas kesehatan memiliki kontrol yang lebih baik pada penyebaran COVID-19.

BMSU, yang merupakan lengan medis dan penelitian IRGC, telah menjadi kekuatan utama dalam upaya nasional untuk memerangi pandemi virus corona baru tersebut.

Para peneliti di pusat BMSU sedang bekerja pada sebuah program untuk mengembangkan berbagai perawatan untuk COVID-19 dan pembuatan vaksin yang dapat mengimunisasi populasi terhadap penyebaran virus di masa depan.

Republik Islam Iran juga telah berhasil mensintesis obat Favipiravir, yang juga dikenal sebagai Avigan, di dalam negeri.

Pemimpin Rumah Sakit Masih Daneshvari Tehran Ali Akbar Velayati pada hari Minggu, 5 April 2020 mengatakan, para peneliti di Fakultas Farmakologi Universitas Shahid Beheshti untuk pertama kalinya telah mensintesis obat Favipiravir di Iran.

Velayati, yang juga penasihat Pemimpin Besar Revolusi Islam untuk Urusan Internasional itu mengumumkan pencapaian baru itu pada konferensi pers setelah pulih dari virus Corona.

Dia menuturkan, obat Avigan buatan Iran ini telah diberikan ke Rumah Sakit Masih Daneshvari dan digunakan untuk mengobati pasien COVID-19 sesuai dengan etika medis dan atas kebijaksanaan Komite Etika Medis rumah sakit.

Velayati juga mencatat bahwa rumah sakit Masih Daneshvari merawat pasien COVID-19 secara gratis.

Avigan adalah obat anti-flu yang ditemukan oleh Japan’s Fujifilm Holding Corporation. Obat ini disetujui untuk digunakan di Jepang pada tahun 2014. Avigan sedang diuji di Cina sebagai pengobatan untuk COVID-19.

Menurut laporan media lokal, Jepang berharap untuk melipatgandakan produksi obat dari tingkat saat ini, yang cukup untuk mengobati 700.000 orang jika digunakan oleh pasien yang terinfeksi virus Corona.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour pada Jumat (10/4/2020) mengatakan, jumlah pasien yang sembuh dari infeksi virus Corona di Iran meningkat tajam dan sekarang mencapai 35.465 orang.

Dia menambahkan, Iran mencatat 1.972 kasus baru positif Corona dalam 24 jam terakhir dan total kasus saat ini mencapai 68.192 orang.

"Sebanyak 122 pasien meninggal dunia akibat COVID-19 dalam 24 jam terakhir dan total korban jiwa menjadi 4.232 orang," pungkasnya.

Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Virus ini telah menyebar ke lebih dari 200 negara dunia.

Data terbaru yang dirilis pada hari Jumat pagi, 10 April 2020, 1. 612,489 orang telah terinfeksi COVID-19, dan  96,613 dari mereka meninggal dunia. Sementera jumlah pasien yang sembuh dari virus tersebut mencapai 361,452 orang.

Amerika Serikat berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 466.033 warga Amerika terinfeksi COVID-19, dan 16.690 dari mereka meninggal dunia.

Spanyol berada di urutan kedua. 157.022 warga negara ini tertular COVID-19, dan 15.843 dari mereka meninggal dunia.

Negara berikutnya adalah Italia. 143.626 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 18.279 dari mereka meninggal dunia.

Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Prancis, Jerman, Cina, Iran, Inggris, dan Turki. (RA)

Tags