Lintasan Sejarah 11 April 2020
Hari ini, Sabtu, 11 April 2020 bertepatan dengan 17 Sya'ban 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 23 Farvardin 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ayatullah Isfahani Wafat
80 tahun yang lalu, tanggal 17 Sya'ban 1361 HQ, Ayatullah Sheikh Hassanali Isfahani, ahli fiqih dan sufi muslim asal Iran, meninggal dunia.
Ayatullah Sheikh Hassanali Isfahani dilahirkan pada tahun 1279 HQ di Isfahan, Iran tengah. Untuk menuntut ilmu, Sheikh Isfahani pergi ke Najaf, Irak. Kemudian beliau ke Mashad, Iran dan hingga akhir umurnya, beliau tinggal di kota itu.
Selain menguasai ilmu-ilmu agama, beliau juga ahli dalam ilmu matematika, perbintangan, dan kedokteran. Namun, Ayatullah Isfahani menjadi terkenal karena derajat sufisme dan kemuliaan akhlaknya yang merupakan hasil dari ibadah dan pembinaan jiwa. Sebagian di antara kemuliaan Ayatullah Isfahani ditulis dalam buku "Tanda-Tanda dari Ketiaadaan Tanda-Tanda" yang ditulis oleh putranya.
Imam Khomeini Jawab Telegram Ayatullah Hakim
56 tahun yang lalu, tanggal 23 Farvardin 1342 HS, Imam Khomeini ra menjawab telegram Ayatullah Hakim.
Tidak berapa lama pasca penyerangan brutal pasukan keamanan rezim Shah Pahlevi ke Madrasah Feiziyeh, Qom, gelombang kemarahan akibat perilaku ini ternyata semakin berkembang tidak hanya di dalam negeri, tapi hal itu juga terjadi di luar negeri.
Hauzah ilmiah Najaf dan Karbala juga menolak aksi kekerasan itu. Selain para marji Syiah di Irak menyatakan protesnya, para ulama Karbala mengirim telegram kepada kepala-kepala negara Arab dan Islam yang isinya mengungkapkan kejahatan rezim Shah. Mereka tidak lupa menjelaskan tujuan kebangkitan Imam Khomeini dan ketertindasan ulama Syiah kepada ulama dan umat Islam di negara-negara lain.
Sementara Ayatullah al-Udzma Sayid Muhsin al-Hakim dalam sebuah telegram mengajak ulama Iran secara keseluruhan untuk berhijrah ke Najaf al-Asyraf. Menjawab telegram itu, Imam Khomeini pada 23 Farvardin 1342 HS mengingatkan persatuan ulama Islam dan marji yang ada dapat mempertahankan kemerdekaan negara dan memutus tangan asing serta membela kesucian Islam dan al-Quran.
Imam Khomeini menilai hijrahnya para marji dan ulama Islam ke Najaf bakal menyebabkan runtuhnya pusat dunia Syiah dan melihat upaya ini bukan maslahat.
Enver Hoxha Meninggal Dunia
35 tahun yang lalu, tanggal 11 April 1985, Enver Hoxha, mantan presiden Albania meninggal dunia.
Ia menjadi pimpinan gerilya golongan kiri setelah Italia pada tahun 1939 menjajah Albania. Hoxha berhasil mengambil kekuasaan di Albania pada 1944 setelah Italia mengalami kekalahan di Perang Dunia II dengan bantuan tentara Uni Soviet. Dua tahun kemudian ia mengumumkan Republik Komunis di negara ini. Ia juga mendirikan partai komunis di Albania dan ia sendiri sebagai sekjendnya.
Enver Hoxha memiliki hubungan baik dengan Uni Soviet sampai tahun 1961. Namun menyusul memburuknya hubungan dengan Moskow, Albania berubah menjadi sebuah negara pendukung Maoisme dan Cina. Karena pemerintahan Hoxha yang dispotik akhirnya membuat Albania di tahun-tahun kekuasaannya menjadi negara terkucil dan termiskin di Eropa.
Setelah berkuasa selama 40 tahun di Albania, pada tahun 1985 ia meninggal dunia. Pemerintahan komunis Albania merupakan Negara terakhir Eropa yang jatuh pada tahun 1992 dan berdirilah pemerintahan republik.