Lintasan Sejarah 22 Juni 2020
-
22 Juni 2020
Hari ini, Senin tanggal 22 Juni 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 30 Syawal 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 2 Tir 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Hari Jadi Jakarta
Tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari ulang tahun kota Jakarta.
Sejarah berdirinya Kota Jakarta dimulai ketika Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527.
DKI Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia dan merupakan kota metropolitan. Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat bisnis dan keuangan. Jakarta merupakan salah satu kota di Asia dengan jumlah masyarakat kelas menengah cukup besar. Pada 2009, 13% masyarakat Jakarta berpenghasilan di atas US$10 ribu per bulan. Jumlah itu menempatkan Jakarta sejajar dengan Singapura, Shanghai, Kuala Lumpur, dan Mumbai.
Parlemen Iran Periode Revolusi Konstitusional Dibubarkan
65 tahun yang lalu, tanggal 2 Tir 1334 HS, Parlemen Iran periode Revolusi Konstitusional yang baru saja berdiri, dibubarkan oleh raja Iran saat itu, Shah Muhammad Ali Qajar.
Segera setelah Shah Muhammad Ali mengumumkan penentangannya terhadap parlemen itu, tentara Kazakstan di bawah panglima Rusia mereka, mengepung gedung parlemen dan terjadilah bentrokan antara mereka dengan para pejuang revolusi konstitusional yang menyebabkan sejumlah pejuang gugur syahid dan sebagian lainnya dipenjarakan, diasingkan, atau dihukum gantung.
Revolusi Konstitusional adalah gerakan perjuangan rakyat Iran di bawah pimpinan para ulama yang berusaha menerapkan kehidupan bernegara yang adil dan demokratis di Iran serta menentang infiltrasi asing di Iran.
Ayatullah Syeikh Muhammad Taqi Amoli Wafat
50 tahun yang lalu, tanggal 30 Syawal 1391 HQ, Ayatullah Syeikh Muhammad Taqi Amoli, filsuf dan alim rabbani meninggal dunia dalam usia 87 tahun di Tehran dan dikebumikan di kota itu juga.
Ayatullah Syeikh Muhammad Taqi Amoli, anak Maula Muhammad lahir di kota Tehran pada 1304 Hq. Setelah mempelajari sastra Arab, logika, fiqih dan ushul fiqih kepada ayahnya, beliau belajar juga kepada guru-guru besar seperti Syeikh Abdunnabi Nuri dan Mirza Hasan Kermanshahi.
Untuk menyempurnakan pendidikannya, pada 1340 Hq beliau pergi ke Najaf, Irak dan ikut dalam pelajaran Ayatullah Dhiya ad-Din Iraqi, Mirza Naini dan Sayid Abul Hasan Isfahani, sehingga mencapai derajat ijtihad. Setelah tinggal selama 13 tahun di Najaf, Ayatullah Syeikh Muhammad Taqi Amoli kembali ke Tehran dan mengajar filsafat, fiqih dan ushul fiqih serta menulis banyak karya ilmiah.
Syeikh Muhammad Taqi Amoli seorang faqih yang hidup menyendiri. Beliau menolak untuk menerima setiap jabatan yang ditawarkan kepadanya. Hingga akhirnya hidupnya beliau juga tidak bersedia menulis risalah fatwa.
Banyak ulama yang belajar kepadanya dan menghormatinya seperti Ayatullah Javadi Amoli, Hassan Hassan Zadeh Amoli, Allamah Mohammad Hossein Tehrani dan lain-lain. Beliau meninggal banyak karya di bidang akhlak, tauhid, catatan pinggir untuk buku Syarah Manzhumah Sabzavari, catatan pinggir untuk Syarah Isyaraat Abu Ali Sina dan lain-lainnya.