Syeikh Zakzaky, Pejuang Jalan Kebenaran
Sebelumnya, kita telah mempelajari biografi singkat dan sepak terjang Pemimpin Gerakan Islam Nigeria, Syeikh Ibrahim Zakzaky. Ia pernah dua kali bertemu Imam Khomeini ra dan merasakan perubahan spiritual yang luar biasa dalam dirinya.
Mujahid dari Afrika ini menemukan sosok Imam Khomeini ra sebagai teladan praktis terbaik dalam berbagai dimensi kepribadian, agama, dan politik, dan kemudian ia memutuskan untuk menjadi pengikut Bapak Pencetus Revolusi Islam Iran itu.
Setelah pertemuan tersebut, Syeikh Zakzaky memilih mazhab Ahlul Bait as dan ia kemudian menjadi seorang pemimpin yang berani dan adil berkat perilaku mulianya dan perjuangan tak kenal lelah. Ia adalah seorang tokoh yang dicintai oleh banyak hati. Keikhlasan dan dakwahnya telah melahirkan generasi yang mencintai mazhab Ahlul Bait dan Imam Husein as di Nigeria.
Hassan Bala, juru bicara Gerakan Islam Nigeria mengatakan, “Alasan mengapa Syeikh Zakzaky sekarang memiliki banyak pengikut adalah karena ia memilih pendekatan damai di Nigeria. Dalam waktu kurang dari 20 tahun, jumlah Syiah di Nigeria mencapai jutaan orang dan ini terjadi karena teladan perilaku Syeikh Zakzaky yang terilhami dari para imam maksum as.”
Perjuangan Syeikh Zakzaky membuat populasi Syiah di Nigeria meningkat signifikan dalam tiga dekade lalu. Selama masa itu, jutaan Muslim Sunni dan warga Kristen memilih menganut mazhab Ahlul Bait as. Syeikh Zakzaky percaya bahwa Islam membawa sebuah pesan universal dan bukan milik bangsa Arab, tapi ia milik seluruh umat manusia dengan keanekaragaman budaya. Dalam perspektifnya, Islam murni Nabi Muhammad Saw adalah Islam yang penuh kasih sayang, cinta, dan persaudaraan, di mana Ahlul Bait as adalah figur-figur yang mengamalkan Islam murni ini dengan sempurna.
Ia mengatakan, “Islam datang sebagai sebuah pesan universal untuk mengubah pemikiran kita. Budaya masyarakat tentu saja dibiarkan lestari, tapi landasan pemikiran dan perilaku kita yang dirubah. Sebagai contoh, seseorang meninggalkan kebohongan – sebelum ia masuk Islam – demi menjaga reputasi sosialnya, tapi setelah memeluk Islam, ia meninggalkan dusta demi mencari keridhaan Allah Swt dan karena yakin tentang kehidupan setelah kematian, surga, dan neraka. Hal ini berlaku untuk semua dimensi perilaku pribadi Muslim. Ia sekarang berbuat baik demi mencari keridhaan Allah Swt dan mendekatkan diri kepada-Nya.”
Menurut Syeikh Zakzaky, semua dimensi positif yang ditemukan seseorang setelah menjadi Muslim adalah karena sebuah kekuatan perubahan yang disebut tauhid.
Seorang mahasiswa Nigeria yang masuk Syiah di tangan Syeikh Zakzaky, mengatakan, “Syeikh Zakzaky sekembalinya dari Iran pada tahun 1980, tidak membawa kata-kata Syiah dalam memperkenalkan keyakinan barunya itu dan semua isi dakwahnya disampaikan dalam format persaudaraan Islam.” Dengan kata lain, masyarakat pertama tertarik dengan akhlak mulianya dan kemudian tertarik dengan mazhabnya.
Berkat ajaran yang disampaikan Syeikh Zakzaky, masyarakat Syiah Nigeria memiliki perilaku Islami yang unik. Mereka bahkan tidak membangun masjid-masjid khusus yang terpisah dari saudara-saudara Sunni dan banyak dari keluarga miskin Ahlu Sunnah di Nigeria juga dibantu oleh Muslim Syiah. Setelah tragedi Mina di Mekkah, Syeikh Zakzaky mendatangi rumah-rumah Muslim Sunni untuk menyampaikan rasa duka dan mereka juga menjadi makmum shalat di belakang tokoh Syiah ini. Jadi, tidak heran jika kelompok Wahabi Al Saud sangat marah menyaksikan fenomena tersebut.
Menurut keterangan mahasiswa Nigeria itu, pengikut mazhab Ahlul Bait as sekarang punya nama harum di tengah rakyat Nigeria. Di mana saja mereka berurusan dengan seorang Muslim Syiah, mereka mengetahui bahwa ia benar-benar dapat dipercaya. Mereka tahu bahwa individu tersebut tidak berkata dusta, tidak mencuri, atau melakukan pelanggaran hukum. Semua keindahan perilaku ini adalah hasil dari kerja keras Syeikh Zakzaky.
Jumlah Muslim Syiah di Nigeria sekarang mencapai sekitar 8-12 juta orang dan ini terjadi setelah dakwah tak kenal lelah yang dilakukan oleh tokoh agama tersebut. Di Nigeria, para pengikut dan pecinta Ahlul Bait Nabi khususnya Imam Husein as, menunjukkan kecintaan mereka dalam berbagai pawai akbar dan mengikuti ritual-ritual keagamaan. Pada Hari Asyura dan Arabain, jutaan Muslim menempuh perjalanan jauh dengan jalan kaki ke kota Zaria untuk bersama-sama dengan saudaranya mengenang perjuangan Imam Husein as di Husainiyah Baqiyatullah.
Menurut sumber-sumber akurat, jalan kaki massal itu dilakukan secara spontan dan didasari oleh kecintaan Muslim Nigeria kepada Ahlul Bait as. Irak mencatat rekor dalam jalan kaki massal pada Hari Arbain dan Nigeria menduduki posisi kedua. Jumlah mereka semakin bertambah di setiap tahun dan disebutkan bahwa 10 juta Muslim Nigeria mengikuti pawai akbar itu pada tahun 2015. Ini semua berkat perjuangan Syeikh Zakzaky di negara Afrika Barat itu.
Bertambahnya jumlah pecinta Ahlul Bait as di Nigeria telah mengundang kekhawatiran banyak pihak terutama Arab Saudi, Amerika Serikat, dan rezim Zionis Israel. Mereka melancarkan konspirasi dan menginfiltrasi lembaga-lembaga pemerintah dan dinas intelijen Nigeria. Mereka sudah lama terganggu dengan aktivitas Syeikh Zakzaky dan sejak masih mahasiswa jurusan ekonomi ia dikenal sangat aktif dan berani.
Setelah Syeikh Zakzaky meraih sukses di Nigeria, musuh-musuh dalam negeri dan asing semakin marah terhadap kegiatan tokoh agama itu. Mereka khawatir bahwa pertumbuhan pesat Islam di Nigeria akan menumbangkan pemerintahan sekuler dan melahirkan sebuah pemerintah Islam di bawah pimpinan Syeikh Zakzaky. Musuh benar-benar takut bahwa Zakzaky akan berubah menjadi Khomeini ra kedua dan dengan membentuk pemerintahan Islam seperti Iran, maka celah untuk infiltrasi asing di Nigeria akan tertutup rapat.
Kekhawatiran yang dirasakan Arab Saudi, AS, dan otoritas Nigeria membuat tekanan terhadap Syeikh Zakzaky meningkat signifikan. Pada tahun 2014, pawai akbar peringatan Hari Quds Sedunia memantik kemarahan pemerintah dan militer Nigeria. Militer menyerang aksi damai masyarakat dan membunuh tiga orang putra Syeikh Zakzaky. Namun, pejuang Islam ini justru mendirikan shalat untuk jenazah putranya dan menegaskan bahwa putra-putranya adalah pengorbanan yang tidak berarti jika dibanding para syuhada Karbala. Sikap ini menunjukkan bahwa Syeikh Zakzaky mengorbankan seluruh wujudnya di jalan Islam dan mendidik manusia-manusia mulia. Ia siap mempersembahkan jiwanya dan keluarganya di jalan suci ini.
Pada 12 Desember 2015, militer Nigeria juga menyerang Muslim Syiah dengan alasan menghadang konvoi kendaraan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Nigeria, Jenderal Tukur Yusuf Buratai. Militer memberondong orang-orang tak berdosa, khususnya perempuan dan ana-anak di kota Zaria dan Husainiyah Baqiyatullah. Jumlah korban pembantaian itu mencapai lebih dari 1000 orang. Militer Nigeria juga menangkap 500 perempuan dan anak-anak sejak tentara menyerang rumah Syeikh Zakzaky.
Rakyat Nigeria di berbagai kota kemudian menggelar demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap perlakuan keji militer terhadap Muslim Syiah. Mereka mengutuk keras kesewenang-wenangan itu dan menuntut agar Syeikh Zakzaky segera dibebaskan. Setelah menyaksikan maraknya protes, akhirnya diperoleh informasi bahwa Syeikh Zakzaky dan istrinya masih hidup dan mereka sedang dalam perawatan medis.
Pada 13 Januari 2016, Dewan Tinggi Nasional untuk Urusan Islam Nigeria (NSCIA), mengunjungi Syeikh Zakzaky yang dipenjara di Abuja. Menurut anggota NSCIA, Profesor Dahiru Yahya, kelompok itu telah bertemu dengan Syeikh Zakzaky dan istrinya dan mereka telah pulih dari luka tembak selama penangkapan.
Gerakan Islam Nigeria kembali mengulangi permintaan mereka bahwa Syeikh Zakzaky harus dibebaskan tanpa syarat. Pemerintah juga dituntut mengembalikan jasad korban tewas kepada keluarga mereka, merilis angka korban dan membentuk komisi yudisial yang independen untuk menentukan apa yang terjadi selama pembantaian di Zaria.
Syeikh Zakzaky sejauh ini melarang Muslim Nigeria melakukan perlawanan bersenjata. Ia lebih memilih jalan damai untuk menyelesaikan semua perkara dan meminta masyarakat Muslim untuk tidak memberi alasan di tangan pemerintah dan militer Nigeria. Meski demikian, militer tetap saja menyerang Muslim Nigeria.