Aksi Saling Balas Cina-Amerika Berlanjut
Amerika Serikat memerintahkan Cina untuk menutup kantor konsulatnya di Houstan dalam kurun waktu 72 jam pada Rabu, 22 Juli 2020. Perintah itu disampaikan karena Gedung Putih menganggap perwakilan Cina di Houstan itu melakukan pelanggaran.
AS menuduh konsulat Cina di Houston melakukan aksi mata-mata dan menuding Beijing tidak menghormati hukum dan peraturan negara penerima.
Keputusan mendadak itu membuat Cina marah, sementara Presiden Donald Trump mengatakan bahwa kemungkinan kantor perwakilan Cina lainnya juga akan ditutup.
Trump pada Jumat, 24 Juli 2020 mengatakan, kami pikir ada api di salah satu [konsulat] yang kami tutup, dan saya rasa mereka membakar dokumen, atau membakar kertas, dan saya bertanya-tanya tentang apa itu semua.
Sebelumnya di Houston, petugas pemadam kebakaran mendatangi konsulat China setelah asap terlihat mengepul dari gedung itu. Dua pejabat pemerintah AS mengatakan mereka memiliki informasi bahwa ada dokumen sedang dibakar di sana.
Richard Grenell, penjabat Direktur Intelijen Nasional AS mengatakan, Washington dapat menutup konsulat Cina di San Francisco.
Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan, konsulat itu beroperasi secara normal. Namun AS tiba-tiba mengeluarkan permintaan untuk menutup konsulat pada hari Selasa.
Wang menyebut langkah AS tersebut sebagai "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Untuk membalas langkah AS itu, Cina menutup Konsulat Jenderal AS di Chengdu pada hari Jumat, 24 Juli 2020.
"AS telah melanggar hukum internasional, dasar hubungan internasional, serta konvensi konsular Cina-Amerika. Di sisi lain, apa yang terjadi memperburuk hubungan Cina - Amerika," kata Kemenlu Cina soal alasan di balik penutupan Konjen Amerika di Chengdu.
Belum diketahui berapa lama waktu yang diberikan Pemerintah Cina kepada Amerika untuk menutup konsulat jenderalnya.
Konflik antara Cina dan dan Amerika Serikat semakin memanas. Ketegangan ini telah membuat banyak pihak khawatir. Kedua negara berselisih mengenai banyak hal, termasuk perdagangan, asal usul Virus Corona Covid-19, Taiwan dan Hong Kong. (RA)