Aksi Terorisme AS di Udara
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani menyebut aksi dua pesawat tempur AS yang membahayakan nyawa para penumpang pesawat komersial Iran di koridor internasional sebagai aksi terorisme di udara.
"Sepak terjang destruktif pemerintah AS menunjukkan kegagalan kebijakan anti-Iran. Mereka hanya memiliki satu pilihan mengikuti aturan, perjanjian dan peraturan [internasional] dan memberikan kompensasi kepada rakyat Iran," kata Rouhani dalam pertemuan kabinet hari Rabu (28/7/2020).
Dia meminta Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan semua negara untuk mengambil tindakan tegas terhadap aksi terorisme yang dilakukan pemerintah AS.
Dua jet tempur Amerika Serikat menganggu penerbangan pesawat penumpang Mahan Air 1152 di zona udara Suriah psada hari Kamis (23/07/2020). Tindakan berbahaya ini menyebabkan 12 penumpang terluka.
Pilot Mahan Air setelah memastikan keamanan penerbangan dan mendarat di bandara Beirut, akhirnya kembali ke Bandara Imam Khomeini rab di Tehran pada Jumat (24/07/2020) pagi.
Organisasi Penerbangan Sipil Iran menyerukan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) untuk segera menindaklanjuti gangguan jet tempur AS terhadap pesawat penumpang Iran.
Menurut laporan ini, Organisasi Penerbangan Sipil Iran, sesuai dengan ketentuan Lampiran 13 Konvensi Chicago, menghubungi pihak Suriah dan menyerukan penyelidikan cepat dan akurat atas insiden tersebut, dan tim teknis investigasi kecelakaan Iran juga memulai penyelidikan teknis insiden tersebut dari menit-menit pertama setelah kedatangan pesawat Mahan di Bandara Imam Khomeini di Tehran.
"Rincian kejadian ini akan dipublikasikan setelah meninjau semua data teknis dan informasi yang diperoleh berdasarkan proses investigasi kecelakaan, dan beberapa informasi yang terdokumentasi dengan baik dan dapat diandalkan dari otoritas penerbangan sipil Suriah," kata pernyataan Organisasi Penerbangan Sipil Iran.
Organisasi Penerbangan Sipil Iran menilai aksi jet-jet tempur AS terhadap pesawat penumpang Iran sebagai pelanggaran jelas terhadap hukum, peraturan dan standar penerbangan internasional.
Organisas tersebut secara resmi menyatakan protes seriusnya kepada ICAO dan menuntut segera penyelidikan atas masalah ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan, Tehran tidak akan membiarkan tindakan agresif apapun tanpa balasan dan akan membalas tindakan ilegal AS dengan respons yang tegas dan proporsional.
Mousavi dalam sebuah statemen hari Jumat (24/7/2020) mengecam tindakan berbahaya AS terhadap pesawat penumpang Mahan Air dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum penerbangan internasional serta membahayakan perdamaian dan keamanan regional.
Dia menegaskan kehadiran pasukan AS di Suriah dan misi jet tempur mereka di negara itu adalah ilegal.
Komando Pusat Pasukan AS di Asia Barat (CENTCOM) mengklaim jet-jet tempur AS sedang menjalani misi rutin di sekitar pangkalan udara al-Tanf di Suriah dan kemudian melakukan intersepsi secara aman terhadap pesawat penumpang Mahan Air.
"Klaim yang disampaikan oleh juru bicara Komando Pusat Pasukan AS di Asia Barat adalah menggelikan," ujar Mousavi.
"Tidak ada yang memberikan otorisasi kepada AS untuk memeriksa pesawat penumpang dengan jet militernya di wilayah udara," pungkas Mousavi.
Mousavi menegaskan, tindakan semacam itu melanggar hukum, berbahaya, dan mempermainkan kehidupan orang-orang yang tidak bersalah, terutama ketika itu dilakukan pada jarak yang tidak aman, berbeda dengan klaim yang disampaikan.
Iran, lanjut Mousavi, akan mengejar kasus ini melalui badan-badan internasional terutama ICAO dan tidak akan membiarkan AS mempermainkan hukum internasional dengan sikap arogannya.
Dia memperingatkan AS dan rezim Zionis Israel terhadap petualangan baru di kawasan, dan mengatakan keamanan dan stabilitas di Asia Barat tidak boleh disalahgunakan sebagai alat untuk kampanye pilpres di AS.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyerukan perlawanan masyarakat internasional terhadap arogansi AS di wilayah Asia Barat.
Hal itu disampaikan pada hari Jumat (24/7/2020) setelah dua jet tempur Amerika menganggu penerbangan pesawat penumpang Mahan Air di zona udara Suriah.
"AS menduduki wilayah negara lain secara ilegal dan kemudian mengganggu sebuah penerbangan sipil terjadwal dan membahayakan keselamatan penumpang sipil yang tidak bersalah," tulis Zarif via akun Twitternya.
"Tindakan Amerika ini tampaknya bertujuan untuk melindungi pasukan pendudukannya. Arogansi menyebabkan AS terus melanggar hukum dan pelanggar hukum ini harus dihentikan sebelum terjadi bencana," imbuhnya.
Zarif menegaskan, penerbangan Mahan Air di rute tersebut telah beroperasi selama lebih dari satu dekata secara terjadwal. Maskapai ini selalu tunduk pada peraturan penerbangan, dan insiden ini dapat dianggap sebagai contoh lain dari pelanggaran hukum oleh rezim yang berkuasa di AS.
Sementara itu, Menteri Jalan Raya dan Pembangunan Perkotaan Iran, Mohammad Eslami menyebut ulah jet tempur Amerika sebagai tindakan terorisme.
"Tindakan Amerika ini tidak dapat diterima oleh logika apapun dan Iran mengharapkan adanya investigasi segera dan kecaman," tegasnya. (RA)