Karena Blokade Rezim Zionis, Gaza Dilanda Krisis Listrik
Rezim Zionis Israel telah memblokade Jalur Gaza dari darat, laut dan udara sejak 2006 dan blokade ini telah menimbulkan beragam masalah besar bagi sekitar dua juta penduduk Palestina.
Di antara masalah serius yang muncul adalah kurangnya pasokan bahan bakar untuk tenaga listrik di Gaza sehingga terjadi krisis listrik yang berkepanjangan.
Israel melarang masuknya bahan-bahan dasar seperti bahan bakar, obat-obatan dan bahan bangunan ke Gaza, termasuk komponen penting untuk pembangkit listrik.
Krisis listrik juga mengancam penghentian operasi 90% pabrik di Gaza. Menurut Federasi Serikat Buruh Palestina, 500 pabrik di berbagai bidang terancam kandas jika generator listrik satu-satunya di Gaza berhenti. Dan jika ini terjadi, 50 ribu buruh terancam kehilangan pekerjaan dan produksi juga akan menurun drastis.
Blokade rezim Zionis terhadap Gaza yang telah berlangsung kurang lebih 14 tahun telah membuat peningkatan kemiskinan hingga 80%.
Menurut Muhammad Tsabut, Penanggung Jawab Informasi Perusahaan Listrik Gaza, pusat generator listrik berhenti beroperasi akibat kehabisan bahan bakar setelah suplai bahan bakar dari wilayah Israel berhenti sejak ditutupnya terminal Karem Abu Salem pada pertengahan Agustus 2020.
Otoritas rezim Zionis menutup stasiun barang Karem Abu Salem di Gaza timur dan melarang masuknya bahan bakar solar yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik di Gaza.
Muhammad Tsabut mengatakan, situasi ini mengakibatkan pasokan listrik ke rumah warga terhambat, dan Gaza hanya mampu memasok listrik 3-4 jam saja.
Lembaga-lembaga HAM Palestina memperingatkan bahaya jika pasokan listrik ke Gaza mengalami masalah, terutama bahaya untuk sektor kesehatan, industri dan perdagangan.
Krisis listrik juga akan mempengaruhi suplai air bersih ke rumah warga, sebab, sumur Gaza membutuhkan pompa listrik. Operasional stasiun pengolahan limbah juga akan terganggu dengan kurangnya pasokan listrik sehinga Gaza akan mengalami pencemaran. (RA)