Sep 20, 2020 09:48 Asia/Jakarta
  • 20 September 2020
    20 September 2020

Hari ini, Ahad 20 September 2020 bertepatan dengan 2 Safar 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 30 Shahrivar 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Abu Hayan Gharnati Wafat

697 tahun yang lalu, tanggal 2 Shafar 745 HQ, Abu Hayan Gharnati, seorang penyair dan sastrawan muslim terkemuka Mesir meninggal dunia.

Sejarah

Abu Hayan dilahirkan pada tahun 654 Hijriah di Andalausia dan untuk menuntut ilmu, ia melakukan perjalanan ke berbagai negara.

Pada tahun 679, Abu Hayan pergi ke Mesir dan hingga akhir usianya ia tinggal di negara itu untuk belajar, mengajar, dan menyusun buku. Abu Hayan menguasai berbagai bidang ilmu seperti ilmu al-Quran, hadis, dan fiqih, namun ia lebih terkenal atas kemampuannya di bidang ilmu nahwu atau tata bahasa Arab. Di akhir hidupnya, Abu Hayan menderita kebutaan.

Ia meninggalkan berbagai karya penulisan di antaranya berjudul "Tadzkiratun-Nuhaah".

Perancis Menaklukkan Roma

150 tahun yang lalu, tanggal 20 September 1870, Roma, sebuah  kota tua dan bersejarah Italia, berhasil direbut oleh pasukan Victor Emmanuel Kedua dari tangan Perancis.

Perancis

Sejak abad ke-5, wilayah Italia terpecah-pecah dan dikuasai oleh berbagai bangsa. Usaha untuk mempersatukan Italia dimulai setelah Kongres Wina tahun 1815. Pemimpin gerakan pemersatuan Italia adalah Giuseppe Garibaldi, Camillo de Cavour,  dan Giuseppe Mazzini.

Pada tahun 1850, tentara Sardinia dengan dukungan Perancis menduduki Austria yang merupakan penguasa Italia saat itu dan hal ini memuluskan jalan untuk mempersatukan negara ini.

Sampai tahun 1870, banyak kawasan lain yang bisa kembali digabungkan ke dalam wilayah Italia. Pada tahun ini pula, Perancis yang menguasai Roma, mengurangi pasukannya di kota itu karena sedang berperang dengan Jerman. Orang-orang Italia menggunakan kesempatan ini untuk menguasai Roma dan dijadikan sebagai ibu kota Italia. Dengan direbutnya Roma, sempurnalah usaha penyatuan kembali wilayah Italia.

Helikopter AS Serang Kapal Iran Ajr

35 tahun yang lalu, tanggal 30 Shahrivar 1364 HS, helikopter Amerika menyerang kapal barang Iran.

Tibanya pasukan militer Amerika di Teluk Persia bertujuan untuk membalikkan fakta bahwa Iran sebagai negara agresor dan juga ingin meratifikasi resolusi yang lebih keras terhadap Iran. Resolusi ini termasuk memberi sanksi terhadap setiap negara yang tidak mau melaksanakan isi resolusi 598 Dewan Keamanan PBB. Sementara itu, Iran berusaha membalas aksi-aksi Irak lewat jalur diplomatik untuk mengubah beberapa butir resolusi 598. Dengan demikian, agresi Irak yang semakin intens ini dapat dimaknai dalam kebijakan negara ini dan Amerika.

Kapal barang Iran Ajr

Oleh karenanya, pemerintah Amerika berusaha mencari alasan untuk mengenalkan Iran kepada dunia sebagai negara agresor. Untuk itu, setelah AS dalam beberapa hari mengontrol dan mengidentifikasi, kemudian mereka menyerang kapal Iran Ajr.

Pada 30 Shahrivar 1364, kapal logistik Iran yang diberi nama Iran Ajr, milik Angkatan Laut Angkatan Bersenjata Iran yang tengah bergerak di laut internasional dari Bandar Abbas, Bushehr, tiba-tiba diserang oleh dua helikopter Amerika. AS menuduh kapal Iran Ajr tengah memasang ranjau laut dan tanpa memberi peringatan, dua helikopter AS langsung menyerang kapal Iran Ajr.Akibat serangan itu, 4 anak buah kapal gugur syahid dan empat orang lainnya cedera. Sedangkan sepuluh kelasi yang berada di atas kapal dipindahkan ke kapal komando Amerika yang berada di kawasan.

Pasca peristiwa itu, duta besar Amerika di PBB mengumumkan bahwa dikarenakan kapal itu tengah berusaha menanam ranjau laut dan sesuai dengan aturan internasional, maka aksi itu harus dicegah. Beberapa hari setelahnya, Senat Amerika mendukung aksi Angkatan Laut AS dan meratifikasi undang-undang yang memberi hak angkatan laut negaranya menenggelamkan setiap kapal Iran yang berusaha mencegah lewatnya kapal-kapal Amerika. Seluruh langkah yang dilakukan ini untuk menekan Iran menerima resolusi 598 DK-PBB dan mengisolasi Iran. Tapi upaya ini juga mengalami kegagalan.