Okt 10, 2020 16:15 Asia/Jakarta

Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah menekankan kelanjutan kerja sama negaranya dengan Republik Islam Iran, Rusia dan China untuk mengembangkan sistem persenjataan nasional.

Berdasarkan laporan Sputnik, Jumat, 25 September 2020, Maduro menyatakan Venezuela tengah membentuk sebuah dewan khusus militer dan ilmiah untuk tujuan pengembangan tersebut.

Maduro pada peringatan 15 tahun Operasi Komando Strategis Venezuela mengatakan bahwa Venezuela berencana untuk membuat senjatanya sendiri dan mengumumkan bahwa dewan militer dan ilmuwan khusus sedang dibentuk untuk tujuan itu.

"Kami memiliki semua yang dibutuhkan untuk membuat sistem persenjataan lokal. Di saat yang sama, kami akan melanjutkan kerjasama dengan Rusia, China, Kuba, Iran, dan semua dunia. Kami akan menerima bantuan dari mereka di bidang pengetahuan, teknologi, khususnya terkait alutsista dan urusan strategis. Namun kami juga mesti menuju ke arah kemandirian," kata Maduro.

Rusia dan Venezuela telah menikmati hubungan yang sangat baik selama beberapa dekade, dan Moskow menjadi salah satu pemasok utama senjata dan teknologi militer untuk Caracas.

Pada hari Senin 21-9-2020, Amerika Serikat memberlakukan sanksi tambahan terhadap Maduro atas kerjasamanya dengan Iran.

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Venezuela mengatakan bahwa Caracas menganggap sanksi baru AS terhadap presiden negara itu sebagai bentuk agresi. Kemenlu Venezuela juga menegaskan bahwa Gedung Putih tidak bisa melarang Caracas menjalin hubungan dagang dan ekonomi dengan Teheran.  

Beberapa anggota komunitas internasional, terutama AS, telah menjatuhkan sanksi terhadap Venezuela selama beberapa tahun terakhir. Tindakan hukuman lebih lanjut diberlakukan setelah protes 2019 yang membuat pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai pemimpin sementara. Rusia, China, dan Turki telah mendukung Nicolas Maduro sebagai presiden sah Venezuela.

Banyak dari sanksi Barat yang menargetkan perusahaan minyak dan gas Venezuela, Petroleos de Venezuela, dan anak perusahaannya, dalam upaya untuk menyita aset bahan bakar fosilnya yang sangat besar dan mencegah perusahaan tersebut menyelesaikan transaksi.

Di antara tujuan sanksi AS terhadap Venezuela adalah untuk mengisolasi Maduro dan memaksanya untuk mundur dari jabatan. (RA)