Okt 28, 2020 21:48 Asia/Jakarta

Karena pandemi COVID-19, Amerika Serikat akan menerapkan apa yang disebut dengan mail in ballot atau pemungutan suara melalui pos, dengan mengirimkan surat suara ke rumah-rumah pemilih untuk dikirimkan kembali setelah diisi.

Kandidat calon presiden AS petahana Donald Trump melihat cara ini memungkinkan Partai Demokrat, yang mengusung Biden, melakukan kecurangan dan menyebut cara ini sebagai sebuah "penipuan".

Trump mengatakan bahwa dia akan mengandalkan Mahkamah Agung AS untuk memeriksa surat-surat suara yang telah dikirimkan ke para pemilih.

Trump melontarkan ungkapan mengenai "pemilu yang curang" beberapa hari setelah penolakannya untuk berkomitmen pada transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah dalam pemilu presiden pada 3 November.

Tampaknya komentar Trump dalam tweet itu merupakan bagian dari cara dia untuk menghadapi kemungkinan kekalahan dalam pemilihan presiden AS. Statemen Trump menimbulkan kekhawatiran bahwa dia mungkin menolak untuk meninggalkan jabatannya jika dia kalah pada pilpres mendatang.

Trump dalam tweet "pemilu curang" pada hari Senin, 28 September 2020 menyertakan sebuah video yang konon menunjukkan seorang pria yang tertangkap kamera sedang membayar tunai untuk pertukaran surat suara.

Video tersebut menunjukkan seorang pria membeli formulir pendaftaran untuk surat suara yang tidak hadir untuk seorang pemilih, dengan memberinya "uang saku" sebesar $200 dan berharap untuk mengambil surat suara ketika pemilih menerimanya.

Pria itu terdengar berkata, "Oke, saat aku mengisinya, aku akan membawakannya untukmu."

Trump telah berulang kali meragukan pemberian suara melalui surat, dan mengklaim bahwa surat suara yang masuk menyebabkan penipuan pemilih massal.

Namun, karena pandemi virus corona, jutaan orang memilih untuk tidak memberikan suara secara langsung.

Sebelumnya, Trump juga mengejutkan banyak orang ketika dia menolak untuk berkomitmen meninggalkan jabatannya dengan damai, jika dia kalah pemilu.

Ketika ditanya jika dia kalah dari saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden, apakah dia akan menerima hasil dan berkomitmen untuk transisi damai, Trump berkata, "Kita harus melihat apa yang terjadi." (RA)