Mengapa Jerman Mengubah Sikapnya Terkait Pengiriman Rudal Jarak Jauh ke Ukraina?
-
Bendera Ukraina dan NATO
Pars Today - Dalam perubahan haluan trategis, pemerintah Jerman secara resmi mencabut pembatasan penggunaan senjata ke teritorial Rusia untuk Ukraina.
Keputusan yang bukan hanya menjadi titik balik dalam kebijakan pertahanan Jerman, tapi juga dapat mengubah perimbangan perang di Ukraina secara mendasar.
"Alih-alih bernegosiasi, Presiden Rusia Vladimir Putin telah meningkatkan perang," kata Kanselir Jerman yang baru, Friedrich Merz. "Ukraina sekarang diizinkan untuk menargetkan instalasi militer Rusia di mana saja."
Ini adalah pertama kalinya Jerman secara eksplisit mengizinkan penggunaan senjata Barat jauh di dalam wilayah Rusia.
Keputusan tersebut, yang dibuat dengan dukungan yang jelas dari Prancis dan Inggris dan dengan kebungkaman yang signifikan dari Washington, memiliki implikasi di luar medan perang dan menandai perubahan mendasar dalam pendekatan Eropa terhadap perang dari "pencegahan defensif" menjadi "pencegahan ofensif" dan pencegahan aktif.
Ukraina sekarang dapat, setidaknya secara politis, menargetkan instalasi militer di tanah Rusia.

Sikap ini muncul pada saat, hingga beberapa bulan yang lalu, Berlin mempertimbangkan untuk mengirim rudal Taurus jarak jauh dengan jangkauan 500 kilometer sebagai garis merah.
Keputusan pemerintah Merz dapat dipahami dalam konteks tiga perkembangan utama.
Pertama, kebuntuan dalam upaya diplomatik pemerintahan Trump untuk gencatan senjata sementara.
Kedua, perubahan nada dan strategi Zelensky setelah berbulan-bulan tekanan militer Rusia yang intens.
Ketiga, munculnya konsensus baru di antara beberapa ibu kota Eropa tentang perlunya meningkatkan anggaran pertahanan.
Meskipun beberapa peralatan jarak jauh, seperti ATACMS Amerika, Storm Shadow Inggris, dan rudal SCALP Prancis, telah tersedia untuk Ukraina sejak November 2024, penggunaannya untuk serangan di dalam wilayah Rusia belum disetujui secara resmi.
Namun, sekarang, dengan sikap Jerman yang jelas, pembatasan ini bukan hanya dicabut, tetapi telah mencapai titik formalitas politik yang bahkan memperkuat kemungkinan pengiriman rudal Taurus, yang sebelumnya tidak disebutkan.
Kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang akan datang ke Berlin kemungkinan akan menjadi titik fokus dari perubahan strategis ini.
Para analis percaya bahwa salah satu tujuan utama perjalanan tersebut adalah untuk menyelesaikan pengiriman rudal Taurus.
Rudal-rudal tersebut, dengan daya tembus dan akurasinya yang tinggi, akan memungkinkan Kiev untuk menargetkan infrastruktur militer dan pendukung penting Rusia jauh di dalam negeri, tapi reaksi di Moskow kurang dapat diprediksi.
Dalam tanggapan resmi pertamanya, Kremlin menggambarkan keputusan tersebut sebagai "sangat berbahaya" dan mengatakan bahwa mereka melihatnya sebagai "ancaman langsung".
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa tindakan tersebut bertentangan sepenuhnya dengan upaya apa pun untuk solusi politik dan dapat menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut.
Di dalam negeri, perubahan pendekatan tersebut bukannya tanpa pertanyaan kritis.
Jerman, yang telah memiliki kebijakan intervensi militer yang relatif hati-hati selama beberapa dekade, kini telah bergabung dengan jajaran aktor intervensionis aktif dalam perang trans-regional.
Perubahan seperti itu tidak akan terjadi tanpa biaya.
Di satu sisi, perubahan ini dapat memperkuat pencegahan Barat, tapi di sisi lain, hal itu dapat meningkatkan insentif Rusia untuk membalas atau memperluas cakupan perang.
Poin penting lainnya adalah tidak adanya kepemimpinan Amerika yang tegas dalam keputusan ini.
Meskipun pemerintahan Trump telah mengadopsi nada anti-Putin yang lebih keras dalam beberapa minggu terakhir, pemerintahan itu juga secara jelas mengkritik Zelensky, yang secara efektif mengirimkan sinyal ganda ke Eropa dan Ukraina.
Dalam lingkungan seperti itu, untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang, Eropa dipaksa untuk mengadopsi kebijakan independen tanpa bergantung pada arahan strategis Washington.
Jerman telah mendapat tekanan khusus.
Negara itu dianggap sebagai salah satu pilar utama dukungan bagi Ukraina secara ekonomi dan militer, tapi selalu berusaha untuk tidak terlibat dalam konflik langsung dengan Rusia.
Keputusan baru pemerintahan Merz, meskipun diambil sebagai respons terhadap eskalasi perang di Ukraina, dapat mengubah aturan permainan tidak hanya di medan perang, tapi juga dalam keseimbangan psikologis dan politik perang.
Merz menyampaikan poin penting pada konferensi pers di Helsinki selama kunjungannya ke Finlandia, Perang biasanya berakhir karena kelelahan ekonomi atau militer dari satu atau kedua pihak, dan dalam perang ini jelas bahwa kita masih jauh dari mencapai (situasi) itu.
Ia menambahkan, Jadi kita mungkin harus bersiap menghadapi perang yang lebih lama. Ini bukan sekadar penilaian di lapangan, tetapi juga peringatan bagi warga Jerman dan Eropa. Bersiaplah menghadapi perang yang mungkin lebih lama, lebih rumit, dan lebih mahal dari yang kita bayangkan.
Orang bisa mengatakan bahwa posisi Kanselir Jerman ini merupakan titik kritis kebijakan konservatif Eropa terhadap perang di Ukraina.(sl)