Des 13, 2020 10:30 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 13 Desember 2020

Gerakan Revolusi Konstitusional Disepakati

115 tahun yang lalu, tanggal 27 Rabiul Tsani 1327 HQ, Muhammad Ali Shah, Raja Iran dari dinasti Qajar menyetujui pemberlakuan Konstitusional baru yang membatasi kekuasaan raja dan keluarganya.

 

Keputusan ini menandai kekalahan raja dalam menghadapi gerakan rakyat yang menuntut pembatasan wewenang raja yang lazim disebut gerakan Revolusi Konstitusional.

 

Pesan Imam Khomeini ra: Rakyat Tidak Boleh Menaati Shah

 

42 tahun yang lalu, tanggal 23 Azar 1357 HS, Imam Khomeini ra menyampaikan pesan agar rakyat tidak boleh menaati Shah.

 

Menyusul pembantaian yang dilakukan oleh rezim Pahlevi di pelbagai kota di Iran, khususnya Isfahan dan Najafabad, Imam Khomeini ra pada 23 Azar 1357 HS (14 Desember 1978) mengirimkan pesan dari Paris, Perancis untuk rakyat revolusioner Iran.

 

Isi pesan itu, selain mengumumkan hari berkabung nasional Imam mengatakan, "Kejahatan yang terjadi di Isfahan dan Najafabad serta di sebagian kota yang lain sudah melampaui batas kemanusiaan yang menyiksa hati setiap orang. Sesuai dengan informasi yang ada, para aparat Shah memasuki rumah-rumah penduduk dan menyerang pemilik rumah dengan senjata otomatis. Mereka membakar masjid-masjid dan menistakan perempuan-perempuan terhormat. Setiap orang yang mereka lihat dan tidak mengatakan "Javid Shah" (Kekallah Shah), langsung dibunuh. Mereka segera menerapkan kebebasan sesuai logika Jimmy Carter.

 

Kini dengan menyaksikan referendum yang terjadi di hari Tasua dan Asyura yang membuktikan kepada dunia bahwa rakyat tidak mengakui Shah dan pemerintah yang ada, maka sudah menjadi kewajiban bangsa Iran untuk tidak menaati Shah dan pemerintah sesuai dengan perintah Islam dan undang-undang. Rakyat tidak perlu memberikan pajak dan melanjutkan segala bentuk protes hingga Shah tumbang."

 

Pesan Imam Khomeini ra ini memberikan semangat ganda kepada rakyat revolusioner Iran dan dengan mengikuti perintah Imam, mereka melanjutkan perjuangan mereka hingga musnahnya rezim thagut.

 

Saddam Husein ditemukan di Irak Utara

 

17 tahun yang lalu, tanggal 13 Desember 2003, Saddam Husein, bekas diktator Irak ditangkap setelah ditemukan bersembunyi di tempat persembunyiannya dekat Tikrit, Irak Utara.

 

Saddam Husein telah menyembunyikan diri sejak serangan AS dan Inggris ke Irak pada bulan Maret 2003. Penangkapan diktator penumpah darah ini menyebabkan kegembiraan besar di tengah rakyat Irak dan negara-negara seperti Iran dan Kuwait, yang pernah merasakan kekejaman penguasa zalim ini.

 

Sementara itu, meski masyarakat dunia menunggu terungkapnya berbagai kejahatan diktator Irak ini yang hingga saat itu masih belum terungkap, namun pihak AS tidak bersedia melepas Saddam begitu saja dan terus mengawasinya agar berbagai kerjasama negara ini dengan rezim tiran Irak ini tidak terungkap.

 

Saddam berhasil meraih kekuasaan di Irak melalui kudeta Partai Baath yang beridiologi Marxist. Di sepanjang kekuasaannya yang otoriter di Irak, selain membunuhi rakyatnya, ia juga mengagresi Iran dan Kuwait, serta melakukan berbagai kejahatan yang sangat mengerikan di dua negara tersebut.